Film Liar Definisi Operasional

telah diuraikan dapat dijadikan sebagai ukuran kenakalan remaja dalam sebuah penelitian. Dari penjelasan tersebut, terdapat relevansi dengan implementasinya dalam film “liar”, yaitu perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh pemeran tokoh Indra sebagai kakak dan pemeran tokoh Bayu sebagai adik, yaitu balapan motor liar atau kebut-kebutan di jalanan perkelahian, atau bahkan tawuran dapat yang menyebabkan kematian telah dinyatakan dalam film “liar” tersebut pada beberapa scene-nya. Sementara itu, bicara mengenai normal atau tidaknya perilaku kenakalan remaja yang dilakukan tersebut, Soerjono Soekanto dalam bukunya berjudul “Rules of Sociological Method” menjelaskan bahwa perilaku menyimpang atau kenakalan dalam batas-batas tertentu dikatakan normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas. Artinya, apabila kenakalan tersebut tidak menimbulkan keresahan masyarakat, dan terjadi dalam batas-batas tertentu, dengan melihat pada konteks perbuatan yang tidak disengaja, maka dapat dikatakan perilaku kenakalan tersebut bersifat normal. Jadi, kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku kenakalan yang disengaja dan meninggalkan atau mengakibatkan keresahan di dalam masyarakat, maka perilaku tersebut bersifat tidak normal Soekanto, 1985 : 73.

3.3.3. Film

Film yang dimaksud dalam penelitian ini adalah film teaterikal atau layar lebar dan berjenis film cerita, yaitu yang menyajikan suatu cerita dan diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di gedung- gedung bioskop atau sinema. Film jenis ini berbeda dengan film di televisi seperti sinetron yang memang khusus dibuat untuk siaran televisi. Film teaterikal dibuat secara mekanik, sedangkan film televisi dibuat secara elektronik. Berkaitan dengan penelitian ini, yang ingin diteliti adalah tentang peran dalam sebuah film layar lebar atau bioskop, yaitu pemeran tokoh Indra sebagai kakak dan pemeran tokoh Bayu sebagai adik, yang dalam hal ini merepresentasikan kenakalan remaja.

3.3.4. Liar

Kata “liar” itu sendiri merupakan kata sifat yang memiliki arti tidak bisa menahan atau tidak bisa diaturtidak bisa dikendalikan, dengan ciri-ciri kurangnya pengendalian moral atau sosial, sehingga dapat menimbulkan sifat-sifat buruk atau tidak baik seperti nakal, kasar, dan tidak patuh atau tidak taat kepada hukum, keras kepala, serta dapat membentuk jiwa seseorang menjadi pemberontak. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “liar” berarti hidup dan tumbuh dalam kondisi alam dan tidak terorganisir atau tidak diawasi oleh manusia, sehingga tidak dapat terkendali dan menyebabkan kemarahan, kekerasan, dan emosi yang berlebihan extrime. “Liar” bisa juga berarti sifat marah atau mengamuk, tidak terkontrol, tidak bisa menahan diri dalam hal untuk mengejar kesenangan atau kepuasan diri, dan bermakna menyimpang dari apa yang dimaksudkan secara luas Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Cetakan II, Departemen Pendidikan Nasional, 2002 : 668. Dari penjelasan di atas, terdapat relevansi dengan implementasinya dalam film “liar”, yaitu perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh pemeran tokoh Indra sebagai kakak dan pemeran tokoh Bayu sebagai adik, seperti balapan motor liar atau kebut-kebutan di jalanan, perkelahian, dan tawuran yang telah dinyatakan dalam film “liar” tersebut pada beberapa scene-nya. Perbuatan atau tindakan seperti yang dilakukan oleh tokoh Indra dan Bayu tersebut di atas merupakan suatu cerminan secara tersirat bahwa sesungguhnya Indra dan Bayu memiliki sifat-sifat atau jiwa pemberontak, nakal, kasar, dan tidak terkontroltidak dapat dikendalikan.

3.4. Unit Analisis

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Fashion sebagai Kelas Sosial dalam Film The Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The

0 4 15

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Identitas Seksualitas Remaja dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual Oleh Remaja Dalam Film The Love Of Siam).

0 1 13

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 1 16

PENDAHULUAN Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 7 55

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 3 15

Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi).

1 3 112

Kenakalan Remaja | Karya Tulis Ilmiah Kenakalan Remaja

0 1 4

SKRIPSI REPRESENTASI PLURALISME DALAM FILM ” ? ” (Studi Analisis Semiotika tentang Pluralisme dalam Film ” ? ”)

1 1 121

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI ”PULO GADUNG” (Studi Semiotik Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Iklan Fruit Tea Versi ”Pulo Gadung” Di Televisi)

0 0 15

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM FILM “LIAR” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kenakalan Remaja Dalam Film “Liar” Pada Tokoh Indra dan Bayu)

2 13 28