Kemudian, Krapp dalam Suhartini, 2001: 23 mengkategorikan minat menjadi tiga yaitu:
1. Minat personal, yaitu minat yang bersifat menetap, relatif stabil,
ditandai dengan rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka pada mata pelajaran tertentu. Biasanya minat ini tumbuh tanpa
pengaruh dari pihak luar. 2.
Minat situasional, yaitu minat yang tergantung dari pengaruh luar yang dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber belajar
dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan dari pihak keluarga.
3. Minat psikologikal, yaitu minat yang timbul dari interaksi minat
personal dan minat situasional. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, memiliki kesempatan untuk
mendalami aktivitas di dalam maupun di luar kelas dan ada penilaian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut.
c. Indikator Minat
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk
mengetahui minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan
keinginan atau dorongan individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Sehingga
indikator meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, keinginan yang disenangi, jenis kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya.
Beberapa indikator menurut Purnomo 2009: 253 yang menunjukkan bahwa siswa berminat pada suatu proses pembelajaran yaitu:
1. Siswa memiliki perhatian terhadap pelajaran.
2. Siswa sering bertanya sebagai wujud rasa ingin tahu.
3. Siswa memiliki semangat tinggi ketika mengikuti pembelajaran.
4. Siswa memiliki kreativitas yang sering muncul dalam proses
pembelajaran.
d. Cara Menumbuhkan Minat
Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dilihat
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walapun minat terhadap suatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal
tersebut, asumsi umum akan membuat seseorang mempelajarinya. Minat
bermanfaat sebagai pendorong yang kuat, dalam tercapainya prestasi belajar siswa.
Terdapat berbagai cara dalam membangkitkan minat siswa agar tertarik pada materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Menurut Djiwandono
2002: 358 yang harus dilakukan oleh guru adalah: materi pembelajaran yang disampaikan hendaknya berguna bagi siswa dan menumbuhkan keingintahuan
siswa, cara penyampaian pelajaran menarik dan bervariasi, menggunakan permainan dan simulasi, serta menggunakan tehnik-tehnik kerjasama dalam
kelompok. Slameto 2003: 180 mengemukakan bahwa,
“mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu.
” Proses ini berarti menunjukan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-
tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya
penting dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk
mempelajarinya. Jika siswa memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti suatu pembelajaran, terlihat dari keinginan siswa dalam bertanya, mengerjakan tugas
maupun melakukan percobaan. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap mata pelajaran tertentu,
akan lebih terfokus pada mata pelajaran tersebut dan karena pemusatan perhatian
tersebut menyebabkan semangat belajar siswa menjadi meningkat yang akan berdampak pada hasil prestasi belajarnya yang meningkat. Maka dapat
disimpulkan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan dalam diri individu sebagai kekuatan yang menjadi daya penggerak dalam melakukan aktivitas-
aktivitas yang disenangi dan dipilih secara bebas serta dilakukan dengan penuh ketekunan.
2.1.5 Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa
pengertian dari keaktifan belajar siswa: Dalam kamus besar bahasa Indonesia 2002 keaktifan diartikan sebagai,
“kegiatan, kesibukan, atau aktivitas. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan
pencapaian peranan pendidikan. ” Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja
tetapi juga aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat dan aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak dapat hanya
duduk mendengarkan, melihat hanya pasif. Aktivitas psikis adalah daya jiwa siswa yang dapat bekerja dan berfungsi dalam rangka pengajaran Rohani, 2004:
6. Jadi keaktifan adalah aktivitas siswa baik di dalam kelas maupun di luar
kelas yang dapat diamati secara nyata dalam proses pembelajaran. Seluruh anggota tubuh siswa berperan dalam aktivitas tersebut.
a. Indikator Keaktifan