Perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat, keaktifan, kemampuan membuat dan membaca grafik, serta prestasi belajar pada mata pelajaran IPA di SD Bopkri Gondolayu.
viii ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MEMBUAT DAN MEMBACA GRAFIK, SERTA PRESTASI BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN IPA DI SD BOPKRI GONDOLAYU
Kata kunci : metode penemuan, metode ceramah, minat, keaktifan, kemampuan membuat dan membaca grafik, prestasi belajar, mata pelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat, keaktifan, kemampuan membuat dan membaca grafik, serta prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/ 2012 pada mata pelajaran IPA sub pokok bahasan daur air.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu tipe non-equivalent pre test post test control group design. Subjek peneilitian ini adalah siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu yang terdiri dari kelas V. 1 sebanyak 36 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V. 2 sebanyak 32 siswa sebagai kelompok kontrol.
Instrumen penelitian berupa 20 item untuk mengukur minat, dengan skala Likert, 8 item untuk mengukur keaktifan, 4 soal essai untuk mengukur kemampuan membuat dan membaca grafik dan 10 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas berdasarkan dua ahli (expert judgement). Analisis data minat, kemampuan membuat dan membaca grafik serta prestasi belajar siswa dilakukan dengan membandingan mean pre-test dan post-test, serta membandingkan rata-rata kenaikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan T-test. Analisis data keaktifan dilakukan dengan membandingkan mean keaktifan siswa selama proses pembelajaran baik dikelompok eksperimen maupun dikelompok kontrol dengan uji T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig. (2- tailed) sebesar 0, 003 (atau < 0, 05). 2) terdapat perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap keaktifan belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0, 000 (atau < 0, 05). 3) terdapat perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap kemampuan membuat dan membaca grafik yang ditunjukkan dengan harga sig. (2- tailed) sebesar 0, 005 (atau < 0, 05). 4) terdapat pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0, 000 (atau < 0, 05).
(2)
ix ABSTRACT
The Difference between the Implementation of Discovery Method and Lecturing Method For Student’s Interest, Activeness, Ability in Drawing and Reading Graph
and Learning Achievement in the Science Subject at SD Bopkri Gondolayu
Key words: discovering method, lecturing method , interest, activeness, ability in drawing and reading graph, learning achievement, Science Subject
This research aims to find out the different result of implementation of discovery method and lecturing method toward interest, activeness, the ability in drawing and reading graph and academic learning achievement on the second semester of the fifth grade students at SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta in the year academic 2011/ 2012 in Science Subject for the Water Cycle material.
Variety of this research was quasi experiment method (non-equivalent pre-test post-pre-test control group design type). The subjects of this research is fifth grade students at SD Bopkri Gondolayu. There are 36 students in class V. 1 as experimental group and there are 32 students in class V. 2 as control group. The instruments for this research is 20 items to measure interest (using Likert- scale), 8 items to measure the activeness, 4 essays to measure the ability in drawing and reading graph and 10 multiple choices to measure student’s learning achievement. These instruments are qualified validity by two professional person(expert judgement). Data analysis of interest, ability to make and read graphs and student achievement by comparing the mean pretest and posttest and comparing the average increase of experimental group and the control group with T-test. Data analysis of students active by using mean comparing of student active when learning process in experimental group or the control group by using T-test. The results of reasearch shows that 1) there was an effect by using discovery method between conventional method for student’s interest, that show by sig. (2- tailed) value 0, 003 (< 0, 05). 2) There was an different effect by using of discovery method between conventional method for the student’s activeness shown by sig. (2- tailed) value 0, 000 (< 0, 05). 3) There was an different effect by using of discovery method between conventional method for ability in drawing and reading graphic, that shown by sig. (2- tailed) value 0, 005 (< 0, 05). 4) there was an different effect by using of discovery method between conventional method for students learning achievement shown by sig. (2-tailed) value 0, 000 (< 0, 05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
i
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MEMBUAT DAN MEMBACA GRAFIK, SERTA PRESTASI BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN IPA DI SD BOPKRI GONDOLAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Maria Desi Kurniawaty
081134022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
(4)
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
iii
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahankan kepada:
1. Tuhan Yesus Kritus dan Bunda Maria, sumber hidup dan kekuatan ku. 2. Almamater Universitas Sanata Dharma.
3. Dosen Pembimbing ku Bapak Atmadi dan Bu Elga.
4. Orang tua ku Bapak Agustinus Lagino dan Ibu Katarina Titik Budiati yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungannya kepada ku.
5. Adik yang ku sayangi Elisabeth Sari Setyo Wati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
v MOTTO
KEBERHASILAN DAN KEMENANGAN ADALAH MILIK ORANG YANG BERJUANG DAN BERDOA.
ORANG YANG TIDAK PERNAH MENCOBA TIDAK AKAN PERNAH TAU HASIL YANG AKAN DIPEROLEH, DAN ORANG YANG BERANI MENCOBA MAKA AKAN SIAP MEMPEROLEH KEMENANGAN DI KEMUDIAN HARI
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 September 2012
Maria Desi Kurniawaty
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Desi Kurniawaty
NIM : 081134022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MEMBUAT DAN MEMBACA GRAFIK, SERTA PRESTASI BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN IPA DI SD BOPKRI GONDOLAYU
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 20 September 2012 Yang Menyatakan
(10)
viii ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MEMBUAT DAN MEMBACA GRAFIK, SERTA PRESTASI BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN IPA DI SD BOPKRI GONDOLAYU
Kata kunci : metode penemuan, metode ceramah, minat, keaktifan, kemampuan membuat dan membaca grafik, prestasi belajar, mata pelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat, keaktifan, kemampuan membuat dan membaca grafik, serta prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/ 2012 pada mata pelajaran IPA sub pokok bahasan daur air.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu tipe non-equivalent pre test post test control group design. Subjek peneilitian ini adalah siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu yang terdiri dari kelas V. 1 sebanyak 36 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V. 2 sebanyak 32 siswa sebagai kelompok kontrol.
Instrumen penelitian berupa 20 item untuk mengukur minat, dengan skala Likert, 8 item untuk mengukur keaktifan, 4 soal essai untuk mengukur kemampuan membuat dan membaca grafik dan 10 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas berdasarkan dua ahli (expert judgement). Analisis data minat, kemampuan membuat dan membaca grafik serta prestasi belajar siswa dilakukan dengan membandingan mean pre-test dan post-test, serta membandingkan rata-rata kenaikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan T-test. Analisis data keaktifan dilakukan dengan membandingkan mean keaktifan siswa selama proses pembelajaran baik dikelompok eksperimen maupun dikelompok kontrol dengan uji T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig. (2- tailed) sebesar 0, 003 (atau < 0, 05). 2) terdapat perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap keaktifan belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0, 000 (atau < 0, 05). 3) terdapat perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap kemampuan membuat dan membaca grafik yang ditunjukkan dengan harga sig. (2- tailed) sebesar 0, 005 (atau < 0, 05). 4) terdapat pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0, 000 (atau < 0, 05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
ix ABSTRACT
The Difference between the Implementation of Discovery Method and Lecturing Method For Student’s Interest, Activeness, Ability in Drawing and Reading Graph
and Learning Achievement in the Science Subject at SD Bopkri Gondolayu
Key words: discovering method, lecturing method , interest, activeness, ability in drawing and reading graph, learning achievement, Science Subject
This research aims to find out the different result of implementation of discovery method and lecturing method toward interest, activeness, the ability in drawing and reading graph and academic learning achievement on the second semester of the fifth grade students at SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta in the year academic 2011/ 2012 in Science Subject for the Water Cycle material.
Variety of this research was quasi experiment method (non-equivalent pre-test post-pre-test control group design type). The subjects of this research is fifth grade students at SD Bopkri Gondolayu. There are 36 students in class V. 1 as experimental group and there are 32 students in class V. 2 as control group. The instruments for this research is 20 items to measure interest (using Likert- scale), 8 items to measure the activeness, 4 essays to measure the ability in drawing and reading graph and 10 multiple choices to measure student’s learning achievement. These instruments are qualified validity by two professional person(expert judgement). Data analysis of interest, ability to make and read graphs and student achievement by comparing the mean pretest and posttest and comparing the average increase of experimental group and the control group with T-test. Data analysis of students active by using mean comparing of student active when learning process in experimental group or the control group by using T-test. The results of reasearch shows that 1) there was an effect by using discovery method between conventional method for student’s interest, that show by sig. (2- tailed) value 0, 003 (< 0, 05). 2) There was an different effect by using of discovery method between conventional method for the student’s activeness shown by sig. (2- tailed) value 0, 000 (< 0, 05). 3) There was an different effect by using of discovery method between conventional method for ability in drawing and reading graphic, that shown by sig. (2- tailed) value 0, 005 (< 0, 05). 4) there was an different effect by using of discovery method between conventional method for students learning achievement shown by sig. (2-tailed) value 0, 000 (< 0, 05).
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena kasih, dan setiaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat, Keaktifan, Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik, serta Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPA di SD BOPKRI Gondolayu, ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian tugas ini. 4. Ibu Elga Andriana, S.Psi., M.Ed selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar memberikan bimbingan, masukan yang menginspirasi, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
5. Bapak Sumardi, BA selaku kepala sekolah SD BOPKRI Gondolayu periode yang lalu dengan kerendahan hati memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.
6. Ibu Ester Markis Sarwo R, S.Pd selaku kepala sekolah SD BOPKRI Gondolayu periode yang baru yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
7. Ibu Listina Sri Kirnowati, S.Pd, Ibu Suningsih, S.Pd dan Ibu Agnita Kristi Purnanintyas, S.Si selaku guru-guru di SD BOPKRI Gondolayu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
xi
memberikan waktu, tenaga serta ijin guna membantu menyelesaikan karya ilmiah ini.
8. Siswa-siswi kelas V. 1 dan V. 2 SD BOPKRI Gondolayu, yang bersedia sebagai subjek penelitian.
9. Segenap dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang senantiasa mendidik dan membimbing penulis selama menempuh perkuliahan.
10.Orang tua penulis bapak Agustinus Lagino dan ibu Katarina Titik Budiati, kakak alm. Yohanes Pebri Nugroho, adik Elisabeth Sari Setya Wati dan Vitus Wismantaka yang setia dalam doa dan dukungannya kepada penulis. 11. Segenap teman-teman kelas A yang telah bersama-sama dari awal perkuliahan, terkhusus nicho, sara, monic, shinta, retha, dita dan kurowo yang selalu menemani hari-hari ku disaat suka maupun duka, teman seperjuang dalam penelitian kolaboratif IPA serta teman-teman PPL atas kerja sama serta bantuannya selama ini.
12.Segenap keluarga besar, sanak saudara, dan suster-suster Hati Kudus yang memberikan semangat, dukungan, dan doa bagi penulis.
13.Segenap kepala sekolah, guru dan karayawan SD Kanisius Pugeran 1 yang memberikan kepecayaan dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan karya ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritikan dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.
(14)
xii DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 4
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Teoretis ... 8
2.2 Penelitian yang Relevan ... 32
2.3 Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Subjek Penelitian ... 37
3.3 Variabel Penelitian ... 38
3.4 Definisi Operasional ... 39 HALAMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
xiii
3.5 Instrumen Penelitian ... 40
3.6 Uji Validitas ... 45
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53
4.1 Perbandingan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat Siswa ... 53
4.2 Perbandingan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Keaktifan Siswa ... 58
4.3 Perbandingan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik ... 62
4.4 Perbandingan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
(16)
xiv
DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL HALAMAN
Tabel 1. Kisi-kisi Tes Tertulis ... 43
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Minat ... 44
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Keaktifan ... 45
Tabel 4. Data Penelitian Minat Kelompok Kontrol ... 53
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 55
Tabel 6. Hasil Uji Perbandingan Skor Mean Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 55
Tabel 7. Hasil Perbandingan Skor Mean Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 56
Tabel 8. Perbedaan Posttest Data Minat Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 57
Tabel 9. Data Penelitian Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 58
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 60
Tabel 11. Hasil Uji Perbandingan Skor Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 60
Tabel 12. Data Penelitian Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 63
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Essay Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 64
Tabel 14. Homogenitas Data Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 65
Tabel 15. Perbedaan Prestest dan Posttest Data Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 66 Tabel 16. Perbedaan Posttest Data Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
xv
Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ... 66
Tabel17. Data Penelitian Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 68
Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol ... 70
Tabel 19. Homogenitas Data Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 71
Tabel 20. Perbedaan Prestest dan Posttest Data Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 72
Tabel 21. Perbedaan Posttest Data Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 72
Tabel 23. Tabulasi Skor Pretest Minat Kelompok Eksperimen ... 206
Tabel 24. Tabulasi Skor Posttest Minat Kelompok Eksperimen ... 207
Tabel 25. Tabulasi Skor Pretest Minat Kelompok Kontrol ... 208
Tabel 26. Tabulasi Skor Posttest Minat Kelompok Kontrol ... 209
Tabel 27. Tabulasi Skor Keaktifan Kelompok Eksperimen ... 210
Tabel 28. Tabulasi Skor Keaktifan Kelompok Kontrol ... 211
Tabel 39. Tabulasi Skor Pretest Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Eksperimen ... 212
Tabel 30. Tabulasi Skor Posttest Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Eksperimen ... 213
Tabel 31. Tabulasi Skor Pretest Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Kontrol ... 214
Tabel 32. Tabulasi Skor Posttest Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik Kelompok Kontrol ... 214
(18)
xvi
Kelompok Eksperimen ... 216
Tabel 34. Tabulasi Skor Posttest Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen ... 217
Tabel 35. Tabulasi Skor Pretest Prestasi Belajar
Kelompok Kontrol ... 218
Tabel 36. Tabulasi Skor Posttest Prestasi Belajar
Kelompok Kontrol ... 219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
xvii
DAFTAR GAMBAR
JUDUL GAMBAR HALAMAN
Gambar 1. Skema Daur Air ... 17
Gambar 2. Bagan Proses Daur Air ... 18
Gambar 3. Struktur Daur Ulang Air ... 19
(20)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1. Silabus ... 81
Lampiran 2. RPP ... 91
Lampiran 3. LKS ... 111
Lampiran 4. Lembar Angket Minat ... 114
Lampiran 5. Lembar Keaktifan ... 155
Lampiran 6. Lembar Tes Proses ... 160
Lampiran 7. Lembar Tes Produk ... 177
Lampiran 8. Kunci Jawaban ... 194
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Tas Proses ... ... 202
Lampiran 10. Tabulasi Data ... 205
Lampiran 11. Perhitungan Statistik dengan PSAW 18 ... 220
Lampiran 12. Foto-foto... 238
Lampiran 13. Surat-surat... 241
Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup... 245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha sadar menyiapkan siswa melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan bagi perannya sebagai manusia di masa yang
akan datang (Masidjo, 2004: 3). Pendidikan juga bertugas mengembangkan segala
aspek kemampuan siswa, sehingga siswa memiliki pengalaman-pengalaman
belajar dan dapat menerapkan pengalaman-pengalaman tersebut di lingkungan
dan masyarakat (Masidjo, 2004: 3). Agar dapat mengembangkan segala aspek
kemampuan yang dimiliki oleh siswa, dibutuhkan proses pembelajaran yang lebih
baik.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar
juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu hal yang
baru. Dari proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu, siswa memperoleh
pengetahuan baru yang dapat melekat pada dirinya sehingga terbentuklah konsep
baru.
Konsep yang telah diterima oleh siswa dapat dikembangkan menjadi suatu
karya, misalnya pada mata pelajaran IPA, dari suatu konsep kemudian
dikembangkan menjadi berbagai percobaan yang dikemas didalam buku paket
atau buku penunjang pendidikan lainnya. Jika dilihat perkembangannya, sejak
(22)
2
peradaban manusia telah berusaha untuk mendapatkan sesuatu dari alam
sekitarnya. Mereka telah mampu membedakan hewan atau tumbuhan yang dapat
dimakan. Mereka mulai mempergunakan alat untuk memperoleh makan dan
mengenal api untuk memasak. Semuanya itu menandakan bahwa mereka telah
memperoleh pengetahuan dari pengalaman.
Selain itu, setelah mereka mengamati, menggosok-gosokan tangan
menimbulkan rasa panas, maka mereka berusaha untuk menggosok-gosokan
bambu (kayu kering) atau batu dan akhirnya untuk mendapatkan api. Dorongan
ingin tahu yang telah ada sejak kodrat dan penemuan yang ditemukan
mempercepat bertambahnya pengetahuan, dan dari sinilah perkembangan sains
dimulai, yang di dunia pendidikan dimaksudkan sebagai IPA.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran wajib di taraf Sekolah
Dasar (SD). Mata pelajaran IPA juga diujikan di Ujian Akhir Nasional (UAN)
atau Ujian Nasional (UN). Banyak konsep yang diterima oleh siswa di dalam
mata pelajaran IPA, dan salah satu konsepnya ialah materi mengenai daur air.
Materi ini dipilih karena air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, baik manusia,
hewan, dan tumbuhan bahkan sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri dari air.
Begitu pentingnya air sehingga tanpanya makhluk hidup tidak dapat hidup, oleh
sebab itu manusia harus menjaga air itu tetap ada salah satunya dengan mendaur
ulang air (Tim Bina IPA, 2010: 134).
Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini di dalam pembelajaran IPA
adalah metode pembelajarannya. Hampir semua guru masih memegang atau
menganut paradigma lama di mana siswa dituntut untuk menerima saja penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
dari guru atau yang sering disebut metode konvensional atau metode ceramah.
Metode ceramah hanya menuntut siswa untuk mendengarkan, mencatat, duduk
dan menghafal. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian prestasi belajar
siswa kurang optimal karena siswa tidak dapat mengekspresikan atau
mengeksplor gagasan atau ide yang ada pada dirinya dan ingin dikembangkannya.
Rasa ingin tahu yang tidak tersalurkan tersebut menimbulkan kebosanan dan
kejenuhan dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini
didukung pula oleh pendapat Muslich (2007: 200) yang menyatakan bahwa, “anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan lebih rugi dan anak didik yang lebih
tanggap indra pendengaranya dapat lebih menerimanya.”
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu meningkatkan prestasi
belajar siswa, membangkitkan minat dan keaktifan siswa, serta kemampuan yang
dimilikinya dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih inovatif,
dimana siswa yang lebih mengambil bagian dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa dapat mengekspresikan atau mengeksplorasi gagasan atau ide mengenai
konsep-konsep IPA. Pembelajaran yang lebih inovatif salah satunya dengan
menggunakan metode penemuan. Menurut Djamarah (Muslich, 2007: 202)
metode penemuan merupakan metode pemberian kepada siswa perorangan atau
kelompok, untuk dilatih untuk melakukan proses atau percobaan. Dalam
penerapan metode penemuan, siswa dihadapkan kedalam masalah-masalah yang
terjadi didalam kehidupan sehari-hari siswa dalam bentuk pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa dilatih untuk
(24)
4
tersebut kemudian dibuktikan melalui percobaan. Dari hasil percobaan tersebut
terlihat perbandingan-perbandingan hasil yang dituangkan melalui grafik. Hal ini
juga sesuai dengan pendapat Hamdani (2011: 91) yang menyatakan bahwa,
“grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau gambar. Grafik berfungsi menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang
saling berhubungan secara singkat dan jelas yang bermanfaat untuk mempelajari
dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.” Pengalaman siswa yang telah didapat dari pengamatan, percobaan serta kegiatan membuat dan
membaca grafik diharapkan mampu mengembangkan minat belajar,
meningkatkan keaktifan dalam belajar dan pada akhirnya mempengaruhi prestasi
belajarnya.
Dari pemaparan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan
pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat,
keaktifan, kemampuan membuat dan membaca grafik, serta prestasi belajar pada
mata pelajaran IPA di SD BOPKRI Gondolayu.
1.2 Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan minat pada siswa dengan menerapkan metode
penemuan dibandingkan minat pada siswa yang menerapkan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
ceramah pada mata pelajaran IPA kelas V di SD BOPKRI Gondolayu
pada semester genap 2011/2012?
2. Apakah ada perbedaan keaktifan pada siswa dengan menerapkan
metode penemuan dibandingkan keaktifan pada siswa yang
menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA kelas V di SD
BOPKRI Gondolayu pada semester genap 2011/2012?
3. Apakah ada perbedaan kemampuan membuat dan membaca grafik
pada siswa dengan menerapkan metode penemuan dibandingkan
kemampuan membuat dan membaca grafik pada siswa yang
menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA kelas V di SD
BOPKRI Gondolayu pada semester genap 2011/2012?
4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar pada siswa dengan menerapkan
metode penemuan dibandingkan prestasi belajar pada siswa yang
menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA kelas V di SD
BOPKRI Gondolayu pada semester genap 2011/2012?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan
dengan metode ceramah terhadap minat siswa pada mata pelajaran
IPA siswa kelas V di SD BOPKRI Gondolayu pada semester genap
2011/2012.
2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan
(26)
6
IPA siswa kelas V di SD BOPKRI Gondolayu pada semester genap
2011/2012.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan
dengan metode ceramah terhadap kemampuan membuat dan membaca
grafik siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas V di SD BOPKRI
Gondolayu pada semester genap 2011/2012.
4. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan
dengan metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA siswa kelas V di SD BOPKRI Gondolayu pada semester
genap 2011/2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Manfaat yang dapat diambil peneliti dari penelitian ini adalah
bertambahnya pengalaman dalam menerapkan metode penemuan.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat menjadi inspirasi dalam menerapkan metode
penemuan untuk materi pokok lain, di kelas lain dan bahkan pada
mata pelajaran lainnya yang diajarkan disekolah.
3. Bagi Siswa
Siswa mendapat pengalaman yang bermakna dalam pembelajarannya
karena siswa sendiri yang berusaha menemukan sendiri fakta maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
konsep, serta semakin menumbuhkan minat dan keaktifan yang pada
akhirnya meningkatkan prestasi belajarnya.
4. Sekolah
Laporan penelitian ini dapat menambah bacaan di perpustakaan
(28)
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Metode Penemuan
a. Pengertian Metode Penemuan
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 77) metode penemuan merupakan
suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan
logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Gulo (2002: 20) menyatakan, strategi penemuan berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran penemuan adalah (1) keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara
logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap
percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
Jadi metode penemuan adalah metode mengajar yang dirancang untuk
mengatur proses pembelajaran sehingga siswa menemukan konsep dan prinsip,
serta memperoleh pengetahuan melalui proses mentalnya sendiri yang bertolak
dari pengetahuan awal siswa tersebut.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
b. Langkah-langkah Metode Penemuan
Langkah-langkah pokok metode penemuan menurut Hamalik (2005:
185-186) adalah: (1) menyajikan kesempatan untuk berbuat dan mengamati
akibat-akibat dari tindakan siswa; (2) tes terhadap pemahaman tentang hubungan
sebab-akibat; (3) mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya; (4) penyajian
kesempatan guna penerapan hal yang baru saja dipelajari ke dalam situasi atau
masalah-masalah yang nyata.
Menurut Hanafiah dkk. (2009: 78) langkah yang harus diperhatikan oleh
guru dalam metode penemuan, diantaranya: (1) mengidentifikasi kebutuhan
siswa; (2) seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari; (3) seleksi
bahan atau masalah yang akan dipelajari; (4) menentukan peran yang akan
dilakukan masing-masing peserta didik; (5) memeriksa pemahaman siswa
terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan; (6) mempersiapkan setting
kelas; (7) mempersiapkan fasilitas yang diperlukan; (8) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan penemuan; (9) siswa
menganalisis sendiri atas data temuan; (10) merangsang terjadinya percakapan
mengenai temuan antar siswa; (11) memberi penguatan kepada siswa untuk giat
dalam melakukan penemuan; dan (12) memfasilitasi siswa dalam merumuskan
prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya.
Metode ini menggunakan sistem dua arah (penemuan terbimbing) di mana
siswa dilibatkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Dalam
(30)
10
mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Jadi langkah-langkah yang metode penemuan adalah mengidentifikasi
kebutuhan siswa, menyeleksi materi yang akan dipelajari, memeriksa kemampuan
awal siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan
untuk menemukan konsep dan prinsipnya, menganalisis hasil percobaan,
memeriksa kemampuan akhir siswa dan memberikan penguatan kepada siswa
untuk giat dalam melakukan penemuan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan
Kelebihan dari metode penemuan ini menurut Hanafiah sebagai berikut:
1. Membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan proses dalam
mata pelajaran IPA, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan
ketrampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
2. Memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan serta konsep yang
bersifat mendalam.
3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar belajar para siswa.
4. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
Selain kelebihan, terdapat juga kekurangan penggunaan metode
penemuan, seperti waktu yang dibutuhkan cukup lama, tidak semua siswa dapat
melakukan penemuan dan tidak berlaku untuk semua topik.
2.1.2 Metode Ceramah
a. Pengertian Metode Ceramah
Menurut Zain dan Djamarah(2010: 97), metode ceramah adalah suatu cara
mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau
uraian tentang suatu pokok persoalan atau bahasan secara lisan. Dengan demikian
metode ceramah merupakan cara penyajian pelajaran yang dilakukan pendidik
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sangat sederhana yang disebut
juga metode konvensional dengan menyampaikan pengetahuan atau materi
pembelajaran secara komunikasi lisan satu arah (Gulo, 2005: 137). Metode
ceramah merupakan metode yang paling ekonomis karena tidak perlu memerlukan
banyak biaya dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Jadi metode ceramah adalah metode yang digunakan dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara lisan baik didalam
(32)
12
b. Langkah-langkah Metode Ceramah
Agar metode ceramah dapat berhasil maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaannya. Berikut merupakan
langkah-langkah metode ceramah menurut Sanjaya (2006: 147):
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3. Mempersiapan alat dan bahan.
4. Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran.
5. Penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur.
6. Memberikan umpan balik kepada siswa.
7. Memberikan penguatan.
8. Memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.
9. Evaluasi guna mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi
pembelajaran.
Jadi dalam penerapan metode ceramah, ada tiga langkah yang perlu
dilakukan, langkah pertama yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan
materi yang akan disampaikan, mempersiapkan media yang akan diperlukan.
Langkah kedua yaitu menyampaikan tujuan dan apersepsi pembelajaran,
penyampaian materi kepada siswa secara lisan, memberikan umpan balik dan
penguatan kepada siswa. Langkah yang ketiga yaitu memberikan kesimpulan
pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Menurut Munthe (2009: 61), kelebihan dari metode ceramah sebagai
berikut:
1. Dapat digunakan untuk kelas besar.
2. Materi yang banyak dapat disampaikan dalam waktu singkat.
3. Dari segi biaya metode ceramah lebih ekonomis.
4. Guru lebih mudah untuk menerangkan pelajaran dengan baik.
Sedangkan kelemahan metode ceramah yaitu:
1. Metode ini membuat siswa menjaga daya tahan untuk berkonsentrasi
dengan menggunakan indra telinga yang terbatas.
2. Membuat siswa sulit menentukan gagasan.
3. Siswa cenderung disamaratakan oleh guru.
4. Guru lebih bersifat otoriter dan suasana kelas menjadi monoton
sehingga siswa menjadi pasif.
2.1.3 Pembelajaran IPA SD
a. Pengertian dan Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum
KTSP (Depdiknas, 2007), bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan
(34)
14
empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam
tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual.
Dari pengertian yang sudah dijabarkan diatas maka perlu diciptakan
kondisi pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang dapat mendorong siswa untuk
aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan untuk
menggali pengetahuan terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah
melakukan pencarian akan terungkap fakta atau memperoleh data. Data yang
diperoleh dari kegiatan penemuan tersebut perlu dipertegas agar siswa memiliki
pemahaman konsep yang baik. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat
menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa.
Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti diatas dipengaruhi oleh tujuan apa
yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di
Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan
tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup
pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah
pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga
setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,
2007) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
ciptaann-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat; (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5) meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
serta (6) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang menawarkan
bagaimana memahami kejadian, fenomena, dan keragaman yang terdapat di alam
semesta ini. Adapun hakikat IPA sebagai berikut:
1) IPA sebagai proses, yaitu urutan atau langkah-langkah atau suatu
kegiatan untuk memperoleh hasil pengumpulan data melalui metode
ilmiah.
2) IPA sebagai sikap, yaitu sikap yang dikembangkan pada diri siswa
seperti sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu, sikap bekerja
sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri,
sikap bertanggung jawab,sikap berpikir bebas dan sikap kedisplinan
diri.
3) IPA sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh dari suatu
(36)
16
b. Pentingnya Pembelajaran IPA di SD
Kompetensi-kompetensi IPA di jenjang SD bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat. Pembelajaran IPA di SD merupakan wahana untuk membekali siswa
dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di
sekelilingnya. Serta untuk menghadapi tantangan hidup dalam dunia yang makin
kompetitif, sehingga mereka mampu turut serta memilih dan mengolah informasi
untuk digunakan dalam mengambil keputusan.
c. Kompetensi Dasar IPA Kelas V
Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah
standar kompetensi 7 tentang “memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam” pada kompetensi dasar 7.4
“mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya” (Depdiknas, 2007).
Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus dari
bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses
evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi
(pengembunan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
Gambar 1. Skema Daur Air
http://tugino230171.wordpress.com/2011/10/20/daur-air/
Menurut Sulistyanto dan Wiyono (2008: 169) dikatakan bahwa, air di
laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari.
Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses penguapan ini disebut
evaporasi. Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak
dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi
(pengendapan). Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air.
Titik-titik air ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan).
Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan akan turun di
darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau perairan. Air hujan
yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Selanjutnya, air tanah akan
keluar melalui sumur. Air tanah juga akan merembes ke danau atau sungai. Air
hujan juga ada yang jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau. Kondisi ini
(38)
18
laut. Di lain pihak sebagian air di sungai dapat menguap kembali. Air sungai yang
menguap membentuk awan bersama dengan uap dari air laut dan tumbuhan.
Gambar 2. Bagan Proses Daur Air
http://tugino230171.wordpress.com/2011/10/20/daur-air/skema-daur-air/
Kegiatan manusia sangat berpengaruh terhadap daur air, seperti gas-gas
beracun yang dikeluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor dan mesin pabrik.
Pabrik-pabrik yang mengeluarkan gas-gas beracun dapat mencemari air secara
langsung, yaitu melalui pembuangan limbah. Air limbah sisa proses dari pabrik
langsung di buang ke sungai. Akibatnya, air menjadi tercemar. Tentu saja
masyarakat yang tinggal di sekitarnya menjadi sulit mendapatkan air bersih.
Menurut Sulistyanto dkk (2008: 171) mengatakan, untuk menghemat air
juga perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:
1) Menutup keran air setelah menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
2) Mencuci pakaian setelah mencapai jumlah yang cukup banya.
Semakin sering kita mencuci pakaian sedikit demi sedikit, semakin
banyak air yang kita gunakan.
3) Menggunakan air bekas mencuci beras atau sayuran untuk menyiram
tanaman.
4) Usahakan tidak mencuci kendaraan setiap hari.
Selain usaha-usaha tersebut, kita juga harus memikirkan cara yang tepat
agar masyarakat bisa menggunakan air yang bersih dan layak untuk digunakan
misalnya dengan mendaur ulang air. Struktur daur ulang air berupa benda-benda
berikut ini: Kapas, tisu, ijuk, pasir, batu kerikil dan batu karang. Berikut
merupakan gambar struktur daur ulang air:
Gambar 3. Struktur Daur Ulang Air
(40)
20
2.1.4 Minat Siswa a. Pengertian Minat
Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga diperlukan
minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif
dan efesien. Pengertian minat menurut Tim Reality dalam Kamus Terbaru Bahasa
Indonesia (2008: 450) “minat adalah keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu.”
Menurut Siregar dan Nara (2010: 176) minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal ini, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu: minat pembawaan,
minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan
maupun lingkungan. Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar. Minat
seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh lingkungan dan kebutuhan.
Menurut Djaali (2006: 121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada dorongan dari luar. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungannya, maka akan semakin
besar minatnya. Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya.
b. Klasifikasi Minat Belajar
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan. Minat memainkan peran yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas
perilaku dan sikap. Minat juga dapat diklasifikasi menjadi beberapa bentuk minat.
Krites (dalam Suhartini, 2001: 25) mengklasifikasikan minat menjadi
empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat:
1. Experessed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang
menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai
suatu objek atau aktivitas.
2. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu
pada suatu kegiatan tertentu.
3. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu kegiatan.
4. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat
atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
Minat dapat ditimbulkan dari beberapa pengaruh. Berikut merupakan
pandangan Surya (2004: 122) berdasarkan sebab akibat atau alasan timbulnya
minat yaitu:
1. Minat Volunter, minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya
pengaruh dari luar.
2. Minat Involunter, minat yang berasal dari dalam diri siswa dengan
adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.
3. Minat Nonvolunter, minat yang timbul dari dalam diri siswa secara
(42)
22
Kemudian, Krapp (dalam Suhartini, 2001: 23) mengkategorikan minat
menjadi tiga yaitu:
1. Minat personal, yaitu minat yang bersifat menetap, relatif stabil,
ditandai dengan rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka
pada mata pelajaran tertentu. Biasanya minat ini tumbuh tanpa
pengaruh dari pihak luar.
2. Minat situasional, yaitu minat yang tergantung dari pengaruh luar
yang dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber belajar
dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan dari pihak
keluarga.
3. Minat psikologikal, yaitu minat yang timbul dari interaksi minat
personal dan minat situasional. Jika siswa memiliki pengetahuan yang
cukup tentang suatu mata pelajaran, memiliki kesempatan untuk
mendalami aktivitas di dalam maupun di luar kelas dan ada penilaian
yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut.
c. Indikator Minat
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan
melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk
mengetahui minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan
keinginan atau dorongan individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
indikator meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, keinginan yang disenangi,
jenis kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya.
Beberapa indikator menurut Purnomo (2009: 253) yang menunjukkan
bahwa siswa berminat pada suatu proses pembelajaran yaitu:
1. Siswa memiliki perhatian terhadap pelajaran.
2. Siswa sering bertanya sebagai wujud rasa ingin tahu.
3. Siswa memiliki semangat tinggi ketika mengikuti pembelajaran.
4. Siswa memiliki kreativitas yang sering muncul dalam proses
pembelajaran.
d. Cara Menumbuhkan Minat
Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dilihat
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap
subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subjek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walapun minat
terhadap suatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal
(44)
24
bermanfaat sebagai pendorong yang kuat, dalam tercapainya prestasi belajar
siswa.
Terdapat berbagai cara dalam membangkitkan minat siswa agar tertarik
pada materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Menurut Djiwandono
(2002: 358) yang harus dilakukan oleh guru adalah: materi pembelajaran yang
disampaikan hendaknya berguna bagi siswa dan menumbuhkan keingintahuan
siswa, cara penyampaian pelajaran menarik dan bervariasi, menggunakan
permainan dan simulasi, serta menggunakan tehnik-tehnik kerjasama dalam
kelompok.
Slameto (2003: 180) mengemukakan bahwa, “mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri
sebagai individu.” Proses ini berarti menunjukan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa
belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya
penting dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan
membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk
mempelajarinya. Jika siswa memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti suatu
pembelajaran, terlihat dari keinginan siswa dalam bertanya, mengerjakan tugas
maupun melakukan percobaan.
Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap mata pelajaran tertentu,
akan lebih terfokus pada mata pelajaran tersebut dan karena pemusatan perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
tersebut menyebabkan semangat belajar siswa menjadi meningkat yang akan
berdampak pada hasil prestasi belajarnya yang meningkat. Maka dapat
disimpulkan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan dalam diri individu
sebagai kekuatan yang menjadi daya penggerak dalam melakukan
aktivitas-aktivitas yang disenangi dan dipilih secara bebas serta dilakukan dengan penuh
ketekunan.
2.1.5 Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa
pengertian dari keaktifan belajar siswa: Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(2002) keaktifan diartikan sebagai, “kegiatan, kesibukan, atau aktivitas. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan
pencapaian peranan pendidikan.” Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja tetapi juga aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat dan aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak dapat hanya
duduk mendengarkan, melihat hanya pasif. Aktivitas psikis adalah daya jiwa
siswa yang dapat bekerja dan berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:
6).
Jadi keaktifan adalah aktivitas siswa baik di dalam kelas maupun di luar
kelas yang dapat diamati secara nyata dalam proses pembelajaran. Seluruh
(46)
26
a. Indikator Keaktifan
Keaktifan siswa dapat dilihat melalui beberapa indikator yang muncul
dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut pada dasarnya adalah ciri-ciri yang
tampak dan dapat diamati serta diukur oleh siapa pun yang tugasnya berkenaan
dengan pendidikan dan pengajaran, yakni guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Indikator tersebut berupa tingkah laku siswa yang muncul pada umumnya seperti:
aktif memberikan jawaban terhadap pertanyaan guru, aktif mengajukan
pertanyaan kepada guru, aktif memberikan pendapat dalam pembelajaran, aktif
menunjukkan kerjasama terhadap teman, aktif menunjukkan inisiatif untuk turut
memecahkan masalah saat kegiatan pembelajaran, aktif mengamati dengan penuh
perhatian, aktif menawarkan bantuan kepada teman yang mengalami kesulitan,
dan aktif menunjukkan inisiatif untuk mengungkapkan hasil temuan/percobaan.
Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007: 117),
keaktifan siswa di dalam kegiatan belajar merupakan indikator belajar efektif.
Sehingga dengan kata lain kegiatan dikatakan lebih efektif apabila siswa terlibat
secara aktif di dalam proses pembelajaran. Di dalam kegiatan proses pembelajaran
keaktifan siswa yang berupa fisik seperti siswa melakukan percobaan dengan
menggunakan motoriknya, sedangkan keaktifan siswa yang berupa psikis seperti
siswa berpikir dalam menyimpulkan hasil percobaan dan menjawab pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(47)
2.1.6 Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik a. Ketrampilan IPA
Keterampilan proses IPA menurut Komarodin, dkk (Purnomo, P, 2009:
269) adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan di antaranya, adalah:
(1) pengamatan, yaitu proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan
semua indera atau memakai alat untuk membantu pancaindera; (2)
Pengklasifikasian adalah mengatur, menyusun atau mendistribusikan objek-objek,
kejadian-kejadian, atau informasi ke dalam golongan atau kelas dengan
mempergunakan cara tertentu atau sistem tertentu; (3) Pengukuran yaitu
menggunakan alat ukur dengan membuat observasi kuantitatif dengan jalan
membandingkan suatu standar konvensional atau non konvensional; (4)
Identifikasi dan pengendalian variabel yaitu menandai karakteristik objek atau
faktor dalam kejadian/peristiwa yang tetap dan yang berubah di dalam kondisi
yang berbeda-beda. Mengendalikan variabel merupakan salah satu komponen
penting dalam kegiatan melakukan kegiatan ilmiah; (5) perumusan hipotesis yaitu
dugaan tentang hubungan alasan yang mungkin ditemukan di dalam
percobaan/penelitian. Hipotesis digunakan sebagai penuntun dalam penelitian; (6)
melakukan eksperimen yaitu melakukan kegiatan percobaan-percobaan, yang
nantinya dapat digunakan untuk mendapatkan data yang baik; dan (7)
Pengkomunikasian yaitu menyampaikan hasil data yang didapat sebagai hasil
eksperimen dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain. Anak-anak belajar
berkomunkiasi dengan banyak cara, mereka belajar mengambil gambar dengan
(48)
28
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan grafik sebagai keterampilan
proses untuk menemukan konsep pembelajaran dan melatih kemampuan atau
keterampilan siswa. Namun peneliti tidak hanya meminta siswa untuk membuat
grafik saja namun setelah membuat siswa diharapkan dapat membaca grafik yang
telah dibuat dari data-data yang berbentuk kuantitatif.
b. Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik
Menurut Munadi (2010: 89) grafik adalah gambar sederhana yang
merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang
menarik dan mudah dimengerti. Grafik memiliki fungsi yang sangat penting
dalam menggambarkan data secara teliti yang kurang efektif jika dijelaskan secara
lisan. Dengan menggunakan grafik pendidik dapat menerangkan perkembangan
atau perbandingan suatu objek peristiwa yang saling berhubungan secara singkat
dan jelas.
Pada kesehariannya siswa pada umumnya telah belajar grafik dengan
melihat grafik disurat kabar, majalah-majalah, dan buku-buku pelajaran sehingga
grafik bukanlah hal yang asing bagi pengalaman anak. Tetapi hakikatnya suatu
grafik adalah penyajian secara lebih ringkas.
Grafik menvisualisasikan jumlah dan hubungan di antara
jumlah-jumlah melalui suatu jangka waktu. Grafik menjelaskan kesimpulan kuantitas
tertentu tentang suatu subjek utama. Dari penjelasan tersebut maka diharapkan
dengan adanya keterampilan membuat dan membaca grafik anak atau siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49)
semakin dapat berfikir logis dan sistematis dalam menyimpulkan persoalan dalam
dunia pendidikan maupun hal-hal lain yang bersifat umum.
2.1.7 Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi dalam belajar merupakan keinginan bagi setiap orangtua terhadap
anaknya. Prestasi yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik
juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari
perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru.
Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga
terdapat reaksi yang muncul dari anak. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karna kegiatan belajar merupakan proses,
sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Menurut Siregar dan Nara(2010: 3) belajar merupakan sebuah proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
masih didalam kandungan hingga meninggal dunia. Salah satu hal yang
menandakan bahwa seseorang telah belajar ialah adanya perubahan positif
terhadap tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan
yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun
menyangkut nilai dan sikap seseorang (afektif). Faktor-faktor yang mempengaruhi
(50)
30
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak atau
siswa itu sendiri baik kondisi jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor
internal dibedakan menjadi:
a) Faktor fisiologis, merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
berhubungan dengan keadaan jasmani anak atau siswa. Misalnya:
kondisi badan, dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
b) Faktor psikologis, merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
berhubungan dengan kejiwaan siswa. Faktor psikologis ini dapat
ditinjau dari aspek bakat, inteligensi, dan motivasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor
ekternal dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Faktor sosial, di golongkan menjadi kategori lingkungan yaitu seperti
lingkungan keluarga, lingkungan guru, dan lingkungan masyarakat.
Didalam lingkungan terdapat faktor penting yang ikut mempengaruhi
prestasi belajar siswa seperti orang tua, suasana rumah, kemampuan
ekonomi keluarga, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan guru
juga ikut mempengaruhi prestasi belajar seperti interaksi guru dan
murid, hubungan antar murid, dan cara penyampaian materi serta
penyajian bahan pelajaran. Selain itu lingkungan masyarakat juga
mengambil peranan dalam prestasi belajar siswa seperti teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(51)
bergaul, pola hidup lingkungan, kegiatan dalam masyarakat, dan
media.
b) Faktor non-sosial, didalamnya menyakut hal seperti sarana dan
prasarana sekolah (kurikulum, media pendidikan, keadaan gedung,
sarana belajar), waktu belajar, rumah, dan alam.
b. Cara Mengukur Prestasi Belajar
Secara formal, pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka
terhadap suatu karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek
tertentu menurut aturan atau rumusan yang jelas. Dalam hal ini, pengukuran
prestasi belajar merupakan proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar
pembelajaran dengan ukuran keberhasilan atau prestasi belajar dan pembelajaran
yang telah ditentukan secara kuantitatif.
Tes prestasi belajar biasanya dibuat oleh guru sendiri dalam bentuk tes
lisan maupun tertulis. Tes tertulis dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes
essay. Tes objektif ialah tes yang dibuat sedemikian rupa kemudian dinilai oleh
siapapun menghasilkan skor yang sama. Sedangkan tes essay adalah tes yang
berbentuk pertanyaan tertulis, membutuhkan jawaban yang sifatnya menjabarkan
atau merangkai kalimat yang panjang. Dalam penelitian ini menggunakan tes
tertulis yang berupa 10 soal objektif/pilihan ganda untuk mengukur kognitif
produk yaitu prestasi belajar. Sedangkan tes dalam bentuk essay terdiri dari 4 soal
(52)
32
Menurut Djaali dan Muljono (2007: 4), menyatakan bahwa prestasi belajar
dapat diukur dengan menggunakan tes yang dibedakan menjadi dua macam yaitu
tes baku dan tes buatan guru. Tes baku merupakan tes yang telah diuji di lapangan
dengan maksud mendapatkan data tentang tingkat reliabilitas dan validitas
pengukuran serta standar normatif yang dipakai untuk menafsirkan skor tes.
Sedangkan, tes buatan guru merupakan tes yang dibuat oleh seseorang atau
kelompok untuk digunakan sesaat dan hanya berlakukan secara intern serta hanya
untuk mengukur satu jenis kemampuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(53)
2.2 Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang metode inkuiri,
prestasi belajar, minat, keaktifan, serta keterampilan membuat dan membaca
grafik dalam pembelajaran.
1. Utami (2011), meneliti upaya meningkatkan pemahaman siswa
tentang materi sifat benda dan perubahan wujud dengan metode
penemuan terbimbing. Sampel dalam penelitian yaitu siswa kelas V
SD N Nyamplung Gamping Sleman yang berjumlah 17 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD N Nyamplang Gamping
Sleman Tahun ajaran 2010/ 2011 dalam mata pelajaran IPA
khususnya pada materi sifat benda dan perubahan wujud. Peningkatan
pemahaman siswa ditandai dengan nilai rata-rata siswa pada kondisi
awal 60,35 meningkat pada akhir siklus 1 yaitu 62,05 dan mencapai
70,82 pada akhir siklus 2. Nilai rata-rata untuk kerja siswa pada siklus
1 mencapai 61,70 dan pada siklus 2 mencapai 72,23. Sedangkan pada
siklus 1 adalah 64,7 %, dan pada akhir siklus 2 adalah 88,23%.
2. Utaminingsih (2008), meneliti tentang pembelajaran dengan
pendekatan penemuan terhadap prestasi belajar Fisika perlu diungkap
melalui sebuah penelitian yang dirancang dan diimplementasikan
dalam suatu studi eksperimen untuk dilihat efektifitasnya. Sampel
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X semester gasal Tahun Ajaran
(54)
34
dipilih sebagai sampel, yaitu kelas X.B sebagai kelompok penelitian
dan kelas X.A sebagai kelompok kontrol dengan jumlah
masing-masing kelas terdiri dari 21 siswa. Dari hasil analisis data prestasi,
minat dan keaktifan siswa, dapat diketahui bahwa pendekatan metode
penemuan (discovery) pada pembelajaran Fisika mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA
BOPKRI II Yogyakarta, yaitu ada peningkatan hasil belajar yang
cukup signifikan pada kelas penelitian, yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan penemuan. Minat belajar siswa di
kelas penelitian lebih tinggi dibanding kelas kontrol, dimana siswa
lebih menyukai proses pengajaran, siswa dapat mencerna materi
pelajaran, serta siswa lebih berminat untuk mempelajari bidang studi
Fisika. Selain itu, diperoleh hasil bahwa dengan pendekatan
penemuan, keaktifan siswa dalam belajar di kelas lebih baik, dimana
siswa kelas menjadi lebih aktif dalam mengemukakan pendapat,
bertanya pada guru, bertanya pada siswa lain, berdiskusi dengan siswa
lain, pengerjaan tugas/laporan serta dalam menjawab pertanyaan lisan
dari guru.
Jadi melalui kedua penelitian diatas telah membuktikan bahwa metode
penemuan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi sifat benda dan
perubahan wujud serta prestasi belajar Fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(55)
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan terhadap minat siswa yang menerapkan metode
penemuan dibandingkan minat siswa menerapkan metode ceramah
pada mata pelajaran IPA siswa kelas V di SD BOPKRI Gondolayu
pada semester genap 2010/2011.
2. Terdapat perbedaan terhadap keaktifan siswa yang menerapkan
metode penemuan dibandingkan keaktifan siswa yang menerapkan
metode ceramah pada mata pelajaran IPA siswa kelas V di SD
BOPKRI Gondolayu pada semester genap 2010/2011.
3. Terdapat perbedaan terhadap kemampuan membuat dan membaca
grafik siswa yang menerapkan metode penemuan dibandingkan
kemampuan membuat dan membaca grafik siswa yang menerapkan
metode ceramah pada mata pelajaran IPA siswa kelas V di SD
BOPKRI Gondolayu pada semester genap 2010/2011.
4. Terdapat perbedaan terhadap prestasi belajar siswa yang menerapkan
metode penemuan dibandingkan prestasi belajar siswa yang
menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA siswa kelas V
(56)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen semu yaitu tipe pretest posttest non ekuivalent control group design
(Sugiyono, 2010: 112). Berikut design penelitian ini :
B O1 X1 O2
A O3 X 2 O4
Keterangan :
B : Kelompok Eksperimen
A : Kelompok Kontrol
X1 : Perlakuan Metode Penemuan
X2 : Perlakuan Metode Ceramah
O1, O3 : pre test Pilihan Ganda dan essay, minat awal
O2, O4 : post test Pilihan Ganda dan essay, minat akhir
Dalam jenis penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara acak. Kelompok eksperimen (kelas V. 1) diberi
perlakuan metode penemuan dan kelompok kontrol (kelas V. 2) mendapat
perlakuan metode ceramah.
Sebelumnya kedua kelompok ini diberikan pretest PG dan essay, lembar
kuesioner minat, hal ini untuk mengetahui keadaan awal, tentang kemungkinan
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(57)
perbedaan di kelompok eksperimen atau kelompok kontrol. Dalam pembelajaran,
dilakukan juga observasi untuk melihat keaktifan mereka. Setelah beberapa kali
pembelajaran, kemudian diberikan kembali posttest PG dan essay, lembar
kuesioner minat terhadap kedua kelompok untuk melihat hasil pembelajaran yang
telah dilakukan.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu yang
beralamat di Jalan Jenderal Sudirman 24, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.
Pemilihan tempat penelitian berdasarkan tempat praktek pelaksanaan program
pengalaman lapangan (PPL) peneliti di sekolah tersebut.
Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas V. 1
SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang berjumlah 36 siswa. Sedangkan
kelompok kontrol yaitu siswa kelas V. 2 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta
yang berjumlah 32 siswa.
Pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan oleh peneliti dan
kelompok kontrol dilakukan oleh guru mitra yaitu guru bidang studi IPA. Hal itu
dilatar belakangi oleh kemampuan dari guru dan tujuan peneliti yang akan
(58)
38
3.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan Sugiyono (2010: 60- 61), variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar. 4. Bagan Variabel
Kedua variabel diatas juga didukung oleh variabel yang ketiga yaitu
variabel kontrol. Menurut Sugiyono (2010: 64) “variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat tetap sehingga hubungan variabel independen
terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.” Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian
yang bersifat membandingkan. Yang termasuk didalam variabel kontrol adalah
waktu pembelajaran yang digunakan.
Minat
Keaktifan
Metode pembelajaran
Kemampuan membuat dan membaca grafik
Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(59)
3.4 Definisi Operasional
1) Metode penemuan adalah metode mengajar yang dirancang untuk
mengatur proses pembelajaran sehingga siswa menemukan konsep
dan prinsip, serta memperoleh pengetahuan melalui proses mentalnya
sendiri.
2) Minat adalah dorongan atau keinginan seseorang untuk melakukan
sesuatu hal.
3) Keaktifan adalah aktivitas yang dilakukan baik fisik maupun psikis
sehingga membuat anggota badan bergerak dan dapat melakukan
sesuatu.
4) Ketrampilan proses IPA adalah pendekatan mengajar yang
menekankan pada keterampilan untuk memperoleh pengetahuan.
5) Kemampuan membuat dan membaca grafik adalah kemampuan
membuat dan membaca suatu visualisasi gambar yang berbentuk
batang digunakan untuk menekankan perbedaan tingkatan atau nilai
sesuatu hal/benda.
6) Prestasi belajar adalah hasil yang didapatkan seseorang setelah
melakukan usaha atau proses pengetahuan secara maksimal.
7) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mencangkup
pengetahuan mengenai alam, lingkungan, serta gejala-gejala alam
yang tersusun secara sistematis yang merupakan hasil percobaan dan
(60)
40
8) Daur air adalah siklus atau perputaran air yang terjadi secara terus
menerus dari bumi menuju ke atmosfer dan kembali ke bumi.
3.5 Instrumen Penelitian
Kountur (2003: 151) mengatakan bahwa yang dimaksud instrumen adalah
semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu
masalah, dan mengolah data secara sistematis. Standar kompetensi yang
digunakan dalam penelitian adalah 7. “memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam” pada kompetensi dasar
7.4 “mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya” (Depdiknas, 2007). Instrumen yang dibuat berupa:
a. Instrumen Perlakuan
Merupakan instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran. adapun yang termasuk kedalam perangkat pembelajaran tersebut
adalah sebagai berilut:
1) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus yang dibuat
baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol adalah
standar kompetensi 7 dan kompetensi dasar 7. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(61)
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang menggambarkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar berdasarkan penjabaran dari silabus. RPP yang
digunakan di kelompok eksperimen dibuat oleh peneliti, dengan
metode penemuan. Kegiatan yang di buat disesuaikan dengan
tahapan-tahapan metode penemuan, yang pada dasarnya
membimbing siswa untuk berpikir, bertanya, menjawab,
membuktikan serta menyimpulkan. Dengan kata lain, siswa yang
aktif, guru hanya membantu siswa untuk menemukan konsep daur
air melalui kegiatan percobaan yang dilakukan secara berkelompok.
Sedangkan, RPP di kelompok kontrol dibuat oleh guru kelas
sendiri dengan metode ceramah. Pelaksanaan metode ceramah pada
umumnya hanya menuntut siswa untuk mendengarkan, dan mencatat
dari awal sampai akhir pembelajaran tanpa melakukan percobaan.
3) Lembar Kerja Siswa
LKS hanya terdapat didalam kelompok eksperimen, berupa
langka-langkah kegiatan percobaan yang harus dilakukan siswa
secara berkelompok. Langkah-langkah dalam lembar kerja siswa
dalam percobaan pertama tentang menjernihkan air dengan struktur
daur ulang air yang lengkap adalah sebagai berikut:
(1) Siapkan botol air mineral yang sudah diisi dengan
(62)
42
(2) Siapkan gelas tampung pada bawah botol.
(3) Lakukan penjernihan air keruh dengan cara menuang
pada alat daur ulang air.
(4) Tunggu sampai air menetes pada gelas tampung.
(5) Ukur kejernihan air pada gelas tampung menggunakan
alat ukur kejernihan air.
(6) Lakukan kegiatan penjernihan air sebanyak 4 kali.
Langkah-langkah percobaan ke dua mengenai struktur yang
paling baik dalam menjernihkan air yaitu:
(1) Tuangkan air keruh pada masing-masing botol.
- Botol pertama yang berisi kapas.
- Botol kedua yang berisi tisu.
- Botol ketiga yang berisi ijuk.
- Botol keempat yang beisi pasir.
(2) Tunggu sampai air menetes pada gelas tampung.
(3) Amatilah tingkat kekeruhan pada masing-masing gelas
tampung.
(4) Ukur tingkat kejernihan pada masing-masing gelas
tampung menggunakan alat ukur kejernihan air.
b. Instrumen Pengukuran
Merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur varibel yang di
teliti, berupa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
241
LAMPIRAN 13
SURAT-SURAT
(2)
242
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
No. : 002m/PGSD/II/2012 Hal : Permohonan Izin Penelitian Kepada
Yth. Bapak/Ibu Kepala SD BOPKRI Gondolayu
di tempat Dengan hormat,
Dengan ini kami memohonkan izin bagi mahasiswa kami,
Nama : Maria Desi Kurniawaty No. Mhs. : 081134022
Program Studi : (S-1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.
Judul skripsi : Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan Dengan Metode Ceramah Terhadap Minat, Keaktifan, Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik, Serta Prestasi Belajar IPA di SD BOPKRI Gondolayu
Pembimbing : 1. Drs. A. Atmadi, M. Si.
2. Elga Andriana, S. Psi., M. Ed.
Atas perhatian dan izin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih. Yogyakarta, 6 Februari 2012
Dekan 1 FKIP,
(3)
243
Tembus :
1.Yth. Dekan FKIP 2. Mahasiswa Ybs.
(4)
244 No : 050 / 078 / 2012
Hal : Surat Keterangan
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ester Markis Sarwo R, S. Pd Jabatan : Kepala Sekolah
Dengan ini menyatakan bahwa yang tersebut dibawah ini: Nama : Maria Desi Kurniawaty
NIM : 081134022
Adalah benar telah melaksanakan penelitian skripsi di sekolah ini dengan
judul “Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat, Keaktifan, Kemampuan Membuat dan Membaca Grafik, serta Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPA di SD BOPKRI Gondolayu”.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
–
(5)
245
LAMPIRAN 14
RIWAYAT HIDUP
(6)
246
Maria Desi Kurniawaty merupakan anak pertama dari pasangan Agustinus Lagino dan Katarina Titik Budiati. Lahir di Klaten pada tanggal 4 Desember 1990. Pendidikan awal dimulai di TK Xaverius Kalianda pada tahun 1994- 1996. Pada tahun 1996- 1998 bersekolah di SD N 3 Way Urang Kalianda, dan melanjutkan sekolah di SD N 1 Way Urang Kalianda pada tahun 1998- 2002. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kalianda pada tahun 2002- 2005. Tahun 2005- 2008 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Sedayu, kemudian menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008. Selama menempuh kuliah, penulis aktif sebagai lektor di Gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung. Penulis juga bergabung dengan paduan suara Konco Kenthel Choir yang berasal dari Paroki Pringwulung. Saat ini penulis menjadi guru wali kelas IB di SD Kanisius Pugeran.