Perubahan Level Data Overlap Tumpang Tindih

93 tersebut menunjukkan bahwa pada saat dan setelah diberikan perlakuan menggunakan media game edukatif kemampuan membaca permulaan subjek mengalami peningkatan. Perubahan arah dari fase baseline 1 A1 ke fase baseline 2 A2 adalah menurun ke mendatar. Perubahan arah tersebut menunjukkan adanya perubahan secara positif kemampuan membaca permulaan subjek sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan menggunakan media game edukatif.

c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas

Perubahan kecenderungan stabilitas dapat ditentukan dengan melihat data kecenderungan stabilitas setiap fase pada rangkuman analisis dalam kondisi. Perubahan kecenderungan stabilitas pada fase baseline 1 ke fase intervensi B adalah stabil ke variabel. Perubahan kecenderungan stabilitas dari fase intervensi B ke fase baseline 2 A2 adalah variabel ke stabil. Perubahan kecenderungan stabilitas dari fase baseline 1 ke fase baseline 2 adalah stabil ke stabil.

d. Perubahan Level

Perubahan level dapat diketahui dengan cara menentukan data poin pada fase baseline 1 A1, fase intervensi B, dan fase baseline 2 A2, kemudian menghitung selisih antara data poin setiap fase tersebut. Data point sesi terakhir pada fase baseline 1 A1 adalah 48, data poin sesi pertama pada fase intervensi B adalah 76. Perubahan level diketahui dari menghitung selisihnya yaitu 76 – 48 diperoleh 28. Perubahan 94 mengalami kenaikan, artinya kemampuan membaca permulaan subjek dari sebelum dan ketika diberikan intervensi menggunakan media game edukatif adalah membaik, sehingga diberi tanda + yaitu menjadi +28. Perubahan level dari data poin sesi pertama pada fase baseline 2 A2 ke fase intervensi B yaitu 94 ke 94. Selisih antara kedua data poin tersebut yaitu 94-94 diperoleh 0. Perubahan level dengan hasil 0 tidak mengalami kenaikan maupun penurunan, artinya tidak terdapat perubahan yang berarti. Meskipun begitu perubahan level dari fase baseline 1 A1 ke fase baseline 2 A2, yaitu dari 48 ke 94. Hasil perubahan level yang diperoleh sebesar 46 dan perubahan mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa kemampuan membaca permulaan subjek sebelum diberikan intervensi ke setelah diberikan intervensi menggunakan media game edukatif adalah membaik, sehingga diberi tanda + yaitu menjadi +46. Perubahan level dari fase baseline 1 A1 ke intervensi B, dan fase baseline 1 A1 ke fase baseline 2 A2 mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa intervensi atau yang diberikan menggunakan media game edukatif memberikan pengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan pada subjek.

e. Data Overlap Tumpang Tindih

Presentase data overlap atau data tumpang tindih yang dimaksud adalah persentase hasil kesamaan data yang diperoleh pada setiap fase. Dalam penelitian ini semakin kecil persentase data overlap yang 95 diperoleh berarti menunjukkan semakin baik pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran. Data overlap yang diperoleh dari fase baseline 1 A1 ke fase intervensi B adalah 0. Persentase data tumpang tindih dari fase intervensi B ke fase baseline 2 A2 adalah 0. Persentase data tumpang tindih dari fase baseline 1 A1 ke fase baseline 2 A2 adalah 0. Berdasarkakn hasil perolehan persentase data overlap 0 dapat dimaknai bahwa intervensi menggunakan media game edukatif memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan membaca permulan pada anak cerebral palsy kelas Dasar II di SLB Widya Mulia. Berdasarkan analisis data antar kondisi yang telah diuraikan secara deskriptif diatas, maka rangkuman hasil analisis data antarkondisi pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel yang disajikan sebagai berikut: Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Data Antarkondisi No. Komponen BA1 A2B A2A1 1 Jumlah variabel yang diubah 1 1 1 2 Perubahan kecenderungan arah dan efeknya - + + = - = 3 Perubahan kecenderungan stabilitas Stabil ke Variabel Variabel ke Stabil Stabil ke stabil 4 Perubahan level 48 – 76 +28 94 – 94 48 – 94 +46 5 Persentase data overlap 96

F. Uji Hipotesis

Hipotesis yang terdapat di Bab 2 dalam penelitian ini adalah “media game edukatif efektif terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak cerebral palsy kelas II SD di SLB Widya Mulia Pundong.” Uji hipotesis dalam penelitian ini dibuktikan melalui grafik perkembangan kemampuan membaca permulaan yang diperoleh pada fase baseline 1 A1, intervensi B, dan baseline 2 A2. Selain itu, uji hipotesis juga akan dibuktikan melalui tabel tingkat overlap dari fase baseline 1 A1, intervensi B, dan baseline 2 A2. Adapun uji hipotesis melalui grafik perkembangan kemampuan membaca permulaan dan tabel tingkat overlap adalah sebagai berikut: Grafik 3. Perkembangan Kemampuan Membaca Permulaan Subjek Berdasarkan Nilai Tes Membaca Permulaan yang Diperoleh Subjek VK pada Fase Baseline 1 A1, Fase Intervensi B, dan Fase Baseline 2 A2 Berdasarkan grafik diatas, dapat dimaknai bahwa terdapat perubahan secara positif kemampuan membaca permulaan subjek dari setiap fase. Rata- 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 N i l a i Sesi Perkembangan Kemampuan Membaca Permulaan dari Setiap Fase Baseline 1 Intervensi Baseline 2

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016

2 6 104

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

2 7 24

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG.

2 14 44

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BALOK-BALOK ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS 1 SLB-D1 YPAC SURAKARTA.

0 0 16

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 3 165

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB YAPENAS YOGYAKARTA.

0 4 178

PENGGUNAAN METODE LATIHAN (DRILL) PADA PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS V DI SLB NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 264

EFEKTIVITAS MEDIA VISUAL KIRIGAMI POP UP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK AUTIS KELAS II SD DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA BANTUL YOGYAKARTA.

7 30 154

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253