62 diukur.”  Dalam  penelitian  ini  peneliti  menggunakan  validitas  isi  yang
dilakukan  terhadap  instrumen  tes  kemampuan  membaca  permulaan.  Uji validitas  isi  yaitu  menguji  instrumen  penelitian  dengan  penalaran,  memenuhi
persyaratan  valid  dan  dirancang  sesuai  teori  dan  ketentuan  yang  berlaku. Sugiyono  2013:129  pengujian  validitas  isi  instrumen  berbentuk  tes  dapat
dilakukan  dengan  membandingkan  antara  kesesuaian  isi  instrumen  dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Instrumen  tes kemampuan membaca permulaan dan pedoman observasi dalam penelitian ini divalidasi menggunakan validasi isi melalui penilaian dari
profesional.  Cara  validasinya  yaitu  melalui  diskusi  dan  saran  tertulis  ataupun lisan mengenai isi dan kejelasan instrumen serta kerelevanan instrumen dengan
materi  pelajaran  yang dijarkan  di  sekolah.  Apabila  instrumen  telah  divalidasi, maka  selanjutnya  instrumen  direvisi  berdasarkan  saran,  kritik,  dan  pendapat
dari  validator.  Pada  penelitian  ini  instrumen  tes  membaca  permulaan  yang digunakan  divalidasi  oleh  pakar  atau  ahli  yaitu  guru  kelas  II  di  SLB  Widya
Mulia Pundong.
J. Analisis Data
Analisis  data  dalam  penelitian  eksperimen  dengan  subjek  tunggal  ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Muhammad Nisfiannoor 2009:4,
menjelaskan  mengenai  statistika  deskriptif  yaitu  metode  statistik  yang digunakan
untuk mengumpulkan,
meringkas, menyajikan,
dan mendeskripsikan    data,  sehingga  dapat  memberikan  informasi  yang berguna.”
63 Sugiyono  2013:208,  menjelaskan  mengenai  penyajian  data  yang  dianalisis
menggunakan statistik deskriptif dapat disajikan melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, pengukuran tendensi sentral, dan perhitungan persentase.
Dalam  penelitian  ini  analisis  data  dengan statistik  deskriptif  disajikan  melalui grafik dan tabel dengan tujuan untuk menunjukkan perubahan data pada setiap
fase, yaitu pada fase baseline dan pada fase intervensi. Metode  analisis  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu  dilakukan
dengan  cara  mengamati  secara  langsung  data  yang  telah  ditampilkan  dalam grafik. Pengamatan secara langsung tersebut memerlukan perhitungan tertentu
agar dapat  dipertanggungjawabkan  secara  ilmiah.  Perhitungan  yang  dimaksud yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Menurut Juang Sunanto
2005:96,  yang  dimaksud  dengan  analisis  dalam  kondisi  adalah  melakukan analisis  perubahan  data  dalam  suau  kondisi,  misalnya  kondisi  baseline  atau
kondisi  intervensi.  Komponen  analisis  data  dalam  kondisi  meliputi  panjang kondisi,  kecenderungan  arah,  tingkat  stabilitas,tingkat  perubahan  jejak  data,
dan rentang. Sementara komponen analisis data antar kondisi meliputi variabel yang diubah, perubahan kecenderungan arah dan efeknya, perubahan stabilitas,
perubahan level data, serta data overlap atau data tumpang tindih. Data  observasi  selama  fase  intervensi  merupakan  data  deskriptif  yang
diharapkan  dapat  menjadi  bukti  penunjang  dalam  analisis  data  mengenai kemampuan  membaca  permulaan  menggunakan  media  game  edukatif.  Hasil
dari  analisis  data  tersebut  dapat  digunakan  untuk  mengatahui  adanya perubahan perilaku akademik pada subjek yang berupa presentase keberhasilan
64 membaca  permulaan.  Melalui  olah  dan  penyajian  data  diharapkan  dapat
diketahui  efektivias  penggunaan  media  game  edukatif terhadap  kemampuan membaca  permulaan  pada  subjek  anak  cerebral  palsy kelas  Dasar  II  di  SLB
Widya  Mulia  pundong.  Eefektivitas  media  dapat  dilihat  dari  perubahan perilaku  akademik  subjek  yang  berupa  presentase  frekuensi  ketepatan  atau
keberhasilan yang bertambah dalam mengerjakkan tes membaca permulaan.
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitians
Lokasi  penelitian  yaitu  di  Sekolah  Luar  Biasa  SLB  Widya  Mulia Pundong  Bantul.  SLB  Widya  Mulia  merupakan  lembaga  pendidikan  swasta
yang  berlamat  di  Baran,  Srihardono,  Pundong,  Bantul,  Yogyakarta. Penyelenggaraan pendidikan di SLB Widya Mulia terdiri atas 3 jenjang, yaitu
jenjang SDLB,  SMPLB,  dan SMALB.  Layanan  pendidikan  yang diberikan  di SLB  Widya  Mulia  diperuntukkan  bagi  anak  yang  menyandang  tunanetra,
tunarungu,  tunagrahita,  tunadaksa  dan  tunaganda. Siswa  tunanetra  di  SLB Widya Mulia sejumlah  4 siswa, tunarungu 13 siswa, tunagrahita sejumlah 55
siswa,  tunagrahita  ringan  sejumlah  9  siswa,  tunadaksa  sejumlah  8  siswa,  dan tunaganda sejumlah  2 siswa. Keseluruhan  siswa  yang terdaftar  dan  mengikuti
kegiatan belajar mengajar di SLB Widya Mulia berjumlah 91 siswa dengan 16 orang pengajar serta 4 orang staff karyawan.
Kegiatan pembelajaran di SLB Widya Mulia diselenggarakan setiap hari Senin  sampai  dengan  hari  Jumat.  Hari  Sabtu  libur  bagi  semua  siswa,  namun
guru  dan  staff  karyawan  tetap  masuk.  Kegiatan  pembelajaran  setiap  hari dimulai  pukul  07.30  WIB  sampai  dengan  pukul  11.00  WIB  bagi  siswa  kelas
kecil. Bagi siswa kelas  besar kegiatan  pembelajaran  setiap hari  dimulai  pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Kegiatan belajar selain akademik
juga diselenggarakan  di  SLB Widya  Mulia  yaitu keterampilan. Keterampilan- keterampilan  tersebut  mulai  dari  kegiatan  keterampilan  membuat  emping,