22 dari hasil prestasi akademik subjek yang rendah. Karakteristik kemampuan
bicara pada subjek cerebral palsy dalam penelitian ini tidak terlalu mengalami gangguan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kemampuan bicara
subjek yang masih bisa dipahami oleh orang lain. Karakteristik kemampuan melihat dan mendengar subjek dalam penelitian ini baik dan tidak
mengalami gangguan.
3. Tujuan Pendidikan Anak Cerebral Palsy
Menurut A. Salim 1996:183, tujuan Pendidikan Luar Biasa, termasuk di dalamnya untuk anak cerebral palsy, adalah agar peserta didik
mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan
lanjutan. Salah satu hal penting yang dikaji dalam tujuan tersebut yaitu, pada bidang pengetahuan, pendidikan anak cerebral palsy dimaksudkan
untuk menanamkan pengetahuan dasar yang fungsional. Beberapa contoh pengetahuan dasar fungsional tersebut adalah yang berkaitan dengan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi, prinsip-prinsip dasar matematika, gejala dan peristiwa sosial berbagai unsur budaya dan tradisi secara sederhana,
pengetahuan tentang kesejahteraan keluarga, kesehatan dan kependudukan, serta berbagai bidang pekerjaan yang terdapat di masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan tujuan Pendidikan Luar Biasa termasuk bagi anak cerebral palsy
tersebut, salah satu tujuannya adalah menanamkan
23 pengetahuan dasar fungsional. Pengetahuan dasar fungsional termasuk
berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Salah satu materi dalam pelajaran bahasa Indonesia yaitu materi membaca.
Kegiatan pembelajaran membaca diberikan melaui beberapa tahap salah satunya yaitu pembelajaran membaca pada tahap awal yang disebut
membaca permulaan. Sehingga salah satu tujuan pendidikan bagi anak cerebral palsy
yaitu memberikan pengetahuan dasar fungsional melalui bidang bahasa Indonesia meliputi beberapa materi termasuk membaca
permulaan.
B. Kajian tentang Kemampuan Membaca Permulaan 1. Pengertian Membaca Permulaan
Berbicara mengenai membaca permulaan tentu tidak dapat terlepas dari pengkajian tentang membaca itu sendiri, karena membaca permulaan
merupakan salah satu tahapan dalam proses belajar membaca setelah tahap pra-baca. Meninjau dari pengertian membaca, Sabarti Akhadiah, 1993:22
berpendapat bahwa “membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan
kata-kata, memaknai kata-kata, dan mengambil kesimpulan dari bacaan.” Berdasarkan pendapat tersebut maka bagi seseorang untuk dapat memiliki
kemampuan membaca diperlukan beberapa proses atau tahapan. Beberapa tahapan tersebut diantaranya yaitu tahap pra baca yaitu dengan mengenali
simbol atau huruf, dan selanjutnya yaitu tahap membaca permulaan dengan