Mengasosiasimengolah informasi Associating Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Untuk kelancaran pelaksanaan percobaan, guru 1 hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan, 2 bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang akan digunakan, 3 harus memperhitungkan tempat dan waktu, 4 menyiapkan kertas kerja sebagai petunjuk pelaksanaan percobaan, 5 mendiskusikan topiksubtopik yang akan dijadikan eksperimen, 6 membimbing peserta didik selama melakukan percobaan, dan 8 mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, 9 membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan umpan balik yang membangun. Aktivitas mencoba dalam pembelajaran bahasa Jerman, misalnya: 1 menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai; 2 mempelajari makna kata-kata baru berkaitan dengan temasubtema; 3 mengamati struktur yang dipelajari berkaitan dengan temasubtema; 4 melakukan percobaan menggunakan kata-kata, struktur, dan informasi-informasi yang dipelajari dalam dialog; 5 mencatat ujaran-ujaranstruktur yang baru dipelajari, menganalisisnya, dan menyajikan data informasi utama, struktur, makna kata; 6 menarik simpulan atas hasil percobaan; dan 7 membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

4. Mengasosiasimengolah informasi Associating

Dalam kegiatan mengasosiasimengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah juga tetap memiliki manfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating, bukan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini. a. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 35 c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana persyaratan rendah sampai pada yang kompleks persyaratan tinggi. d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. f. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. g. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

5. Mengkomunikasikan