Evaluasi Kurikulum Strategi Implementasi dan Evaluasi Kurikulum 2013 1. Strategi Implementasi
selesai seluruhnya pada awal tahun terakhir implementasi kurikulum atau sebelumnya. Pada prinsipnya, ketika implementasi Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku
babon sudah tersedia di setiap sekolah. Buku babon terdiri atas buku untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku babon guru sama dengan buku babon peserta didik dengan
tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Adapun pedoman pembelajaran dan penilaian hasil belajar secara rinci tercantum dalam buku pedoman pembelajaran dan
penilaian.
4 Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah budaya kerja guru, terutama untuk SMAMA dan SMKMAK, dimulai dari bulan
Januari sampai dengan Desember 2013. Implementasi Kurikulum 2013 menyaratkan penataan administrasi, manajemen, kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu,
dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Dengan penerapan pelatihan ini,
implementasi Kurikulum tidak hanya berkenaan dengan upaya realisasi ide dan rancangan kurikulum, tetapi juga pembenahan pada pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan.
5 Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 hingga
2016. Strategi implementasi Kurikulum 2013 menghindari pelatihan one-shot training sebagai strategi implementasi mengingat kelemahan strategi tersebut. Pelatihan yang dilakukan untuk
para guru, kepala sekolah, dan pengawas akan diikuti dengan monitoring dan evaluasi sepanjang pelaksanaan, paling tidak dari tahun pertama sampai tahun ketiga implementasi.
Pada akhir tahun ketiga implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah tidak lagi merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Permasalahan lapangan yang muncul adalah yang dapat diselesaikan melalui kolaborasi guru, kepala sekolah, dan pengawas di bawah supervisi
dinas pendidikan kabupatenkota.