IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
IV - 117
4.3.1 Ijin Lingkungan
Dalam rangka mewujudkan hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap kegiatanusaha atau pembangunan
di Kabupaten Bojonegoro yang diperkirakan memberikan dampak penting terhadap lingkungan perlu melakukan studi analisa mengenai dampak
lingkungan AmdalUKL-UPL. Kegiatan pengawasan Amdal cenderung menjadi kewenangan
provinsi, sedangkan kewenangan kabupatenkota lebih pada pengawasan pelaksanaan UKL-UPL. Kegiatan pengawasan pelaksanaan UKL-UPL
dalam bentuk pemberian rekomendasi UKL-UPL dan SPPL yang bertujuan untuk menjamin suatu rencana usaha danatau kegiatan dapat
berjalan berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
usaha dan memaksimalkan dampak positif bagi lingkungan hidup. Kepedulian pelaku usahakegiatan dan industri dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup bisa juga berupa tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah CSR Corporate Social
Responsbility. CSR
berhubungan erat
dengan pembangunan
berkelanjutan, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan, melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang. Pada Tahun 2016, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Bojonegoro telah memberikan rekomendasi SPPL terhadap 48 usaha dan atau kegiatan, dan rekomendasi UKL-UPL untuk 55 usaha danatau
kegiatan yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Di samping rekomendasi UKL-UPL dan SPPL Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
IV - 118
Bojonegoro juga memberikan ijin pengelolaan limbah B3 kepada 4 empat rumah sakit dan 3 tiga jenis usaha danatau kegiatan.
4.3.2 Pengawasan Ijin Lingkungan