Bencana Banjir, Korban dan Kerugian

IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 90

3.4.1. Bencana Banjir, Korban dan Kerugian

Wilayah Kabupaten Bojonegoro yang dilalui aliran Sungai Bengawan Solo menyebabkan daerah sekitar aliran Sungai Bengawan Solo menjadi daerah yang rawan banjir. Daerah rawan banjir di Kabupaten Bojonegoro meliputi 13 Kecamatan yaitu; Kecamatan Gayam, Trucuk, Kepohbaru, Padangan, Malo, Kalitidu, Dander, Bojonegoro, Kapas, Balen, Kanor, Sumberrejo, dan Kecamatan Baureno. Dengan posisi topografi seperti itu setiap tahun Kabupaten Bojonegoro telah menyiapkan segala bentuk antisipasi terhadap bencana banjir yang akan terjadi, dengan slogan “MENANGGULANGI BANJIR DENGAN BIJAKSANA”, dan pada tahun 2010 melalui Perda Nomor 11 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Kabupaten Bojonegoro, yang di dalamnya terdapat pembentukan Badan Penannggulangan Bencana Daerah BPBD. Dengan adanya lembaga yang khusus menangani bencana, baik bencana alam maupun bencana lingkungan, maka penanganan terhadap bencana banjir lebih intensif dan terencana dengan baik. Gambar 3.21 Banjir dari Luapan Air Sungai Bengawan Solo Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro tahun 2016, total area terendam banjir yang terjadi di 14 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro seluas IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 91 11.941,20 Ha, dengan perkiraan kerugian materi mencapai 50 milyar rupiah. Daerah terdampak banjir yang paling parah terjadi di Kecamatan Kanor dan Baureno, hal ini disebabkan karena kedua kecamatan tersebut berada di daerah aliran sungai Bengawan Solo. Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir tahun 2016 hanya 1 satu orang, sedangkan korban mengungsi sebanyak 1.203 orang. Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro akibat dari luapan air sungai Bengawan Solo dan juga banjir bandang. Berikut ini disajikan grafik area terdampak banjir yang terjadi di 14 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro : Gambar 3.22 Grafik Luas Area Terendam Banjir

3.4.2. Bencana Kekeringan, Luas dan Kerugian