IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 29
Penurunan  daya  dukung  dan  daya  tampung  lingkungan  di  sekitar sumur tua menjadi perhatian dari pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk
dilakukan  penertiban  dan  pengembalian  kondisi  lingkungan  yang terdampak dari aktivitas eksplorasi.
2.3 PERSAMPAHAN
Sampah  merupakan  masalah  yang  cukup  serius  saat  ini.  Sampah yang  tidak  dikelola  dengan  baik  dan  benar  dapat  menimbulkan  berbagai
dampak  negatif  di  antaranya  bau  yang  tidak  sedap  dan  menimbulkan berbagai  macam  penyakit.  Sampah  yang  dibuang  sembarangan  di  sungai
maupun  saluran-saluran  air  juga  dapat  mengakibatkan  bencana  banjir. Proses  pembakaran  sampah  yang  tidak  sempurna  juga  menyebabkan
penurunan  kualitas  udara  dan  menyebabkan  efek  gas  rumah  kaca,  oleh sebab  itu  sampah  perlu  dikelola  dengan  serius  dan  tepat  sehingga  tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari. Populasi  penduduk  yang  terus  bertambah,  mempengaruhi
peningkatan  jumlah  timbulan  sampah  yang  dihasilkan,  ditambah  dengan kurangnya  kesadaran  masyarakat  dalam  pengolahan  dan  pemilahan
sampah semakin menambah tekanan terhadap lingkungan.
2.3.1 Kondisi Tempat Pembuangan Akhir TPA
Pada  tahun  2016  pemerintah  Kabupaten  Bojonegoro  menargetkan pencapaian  100  persen  capaian  pelayanan  akses  sanitasi  di  sektor
persampahan.  Hal  ini  mendorong  Kabupaten  Bojonegoro  melaksanakan program  “Darurat  Sampah”  melalui  pemanfaatan  sampah.  Kabupaten
Bojonegoro  juga  merupakan  salah  satu  kabupaten  dari  delapan kabupatenkota  di  Provinsi  Jawa  Timur  yang  ditunjuk  sebagai pilot
project  menuju “Indonesia Bebas Sampah” pada tahun 2020. Kabupaten
Bojonegoro  dipilih  karena  aktivitas  ekonominya  cukup  tinggi  sehingga menghasilkan sampah yang lebih banyak.
IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 30
Dalam  mencapai  tujuan  pilot  project  tersebut,  Kabupaten Bojonegoro  dihadapkan  pada  permasalahan  utama  yaitu  terkait
mengurangi  volume  sampah  sesuai  dengan  komitmen  yang  telah diprogramkan  oleh  pemerintah  Kabupaten  Bojonegoro.  Pemanfaatan
timbulan sampah dan penentuan lokasi Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah  menjadi  isu  strategis  dalam  pencapaian  target  Kabupaten
Bojonegoro Bebas Sampah pada tahun 2020. Pengelolaan  persampahan  sebagaimana  dimaksud  pada  Perda
Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 -2031, ayat 1 huruf a meliputi :
1 Pengembangan  sistem  pengangkutan  diprioritaskan  pada  kawasan
permukiman perkotaan dan pusat-pusat kegiatan masyarakat; 2
Pengembangan  sistem  composting  pada  kawasan  perdesaan  dan permukiman berkepadatan rendah;
3 Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir TPA, meliputi :
a. TPA Trucuk; melayani Kecamatan Kapas, Bojonegoro, dan Trucuk;
b. TPA  Margomulyo;  melayani  Kecamatan  Tambakrejo,  Ngraho,  dan
Margomulyo; c.
TPA Kedewan; melayani Kecamatan Kedewan dan Malo; d.
TPA  Padangan;  melayani  Kecamatan  Padangan,  Kasiman  dan Purwosari;
e. TPA  Ngasem;  melayani  Kecamatan  Ngasem,  Kalitidu,  dan
Ngambon; f.
TPA Dander; melayani Kecamatan Dander, Bubulan, Sukosewu, dan Temayang;
g. TPA Gondang; melayani Kecamatan Gondang dan Sekar;
h. TPA  Kanor;  melayani  Kecamatan Kanor,  Balen,  Sumberrejo,  dan
Baureno; i.
TPA Kedungadem; melayani Kecamatan Kedungadem, Kepohbaru, dan Sugihwaras.
IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 31
Gambar 2.9 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan
Sebagian besar
masyarakat di
Kabupaten Bojonegoro
masih   memandang  sampah   sebagai   barang  sisa  yang  tidak  berguna, bukan sebagai  sumber  daya  yang  perlu  dimanfaatkan.  Masyarakat  dalam
mengelola  sampah  masih  bertumpu  pada  pendekatan  akhir  yaitu  sampah dikumpulkan,  diangkut,  dan  dibuang  ke  tempat  pemrosesan  akhir  TPA.
Padahal,  timbunan  sampah  dengan  volume  yang  besar di lokasi tempat pemrosesan  akhir, berpotensi melepas gas metan CH
4
yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap
pemanasan  global.  Agar  timbunan  sampah  dapat  terurai  melalui  proses alam  diperlukan  jangka  waktu  yang  lama  dan  diperlukan  penanganan
dengan biaya yang besar. Persampahan merupakan isu penting di lingkungan perkotaan yang
terus  menerus  dihadapi  sejalan  dengan  perkembangan  jumlah  penduduk dan  peningkatan  aktivitas  pembangunan.  Pengelolaan  sampah  di
Kabupaten  Bojonegoro  saat  ini  ditangani  oleh  Dinas  Lingkungan  Hidup dengan pengangkutan secara komunal yaitu sampah dari tiap rumah tangga
IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 32
dikirim  ke  TPS  Tempat  Pemrosesan  Sementara,  dari  TPS  lalu  diangkut ke  TPA  Tempat  Pemprosesan  Akhir  di  Desa  Banjarsari  oleh  truk-truk
sampah.  Di  wilayah  pedesaan,  sistem  pembuangan  sampah  dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan menimbun sampah di pekarangan
rumah masing-masing. Sampah dalam kawasan dikumpulkan oleh masing- masing  rumah  daerah  terbangun  dan  sampah  tersebut  banyak  yang
dibakar oleh penduduk. TPA Banjarsari  terletak  di Desa  Banjarsari  Kecamatan  Trucuk.
TPA ini menampung sampah dari TPS di seluruh Kabupaten Bojonegoro. Rata-rata  jumlah  sampah  yang  masuk  TPA  250  M
3
hari.  Sehingga  dalam satu  bulan   bisa  mencapai  7.500  M
3
dan  dalam  setahun  mencapai 90.000 M
3
. Seluruh sampah berasal dari 31 TPS, yaitu 16 TPS di wilayah kota  dan  15  TPS  di  luar  kota.  Di  antaranya  dari  Pasar  Baureno,  Pasar
Sumberrejo, Pasar Kapas, TPS Kapas,  TPS Sukowati, Pasar Dander, TPS Perumahan  Mojoranu,  Perumahan  BTN,  Ponpes  Ar  Rosyid,  Ponpes  Abu
Dzarrin,  Ponpes  Padangan,  Pasar  Kalitidu,  TPS  Pungpungan,  Hotel Bonero dan TPS Banjarsari.
Jumlah  sampah  yang  ditampung  di  TPA  Banjarsari  meningkat setiap  tahunnya,  yaitu  tahun  2014  rata-rata  200  M
3
hari  dan  tahun  2015 rata-rata  218  M
3
hari.  Jumah  sampah  yang  dihasilkan  masyarakat Bojonegoro akan terus meningkat, berbanding lurus dengan bertambahnya
jumlah penduduk Bojonegoro setiap tahunnya. Jumlah   penduduk   Bojonegoro  saat   ini  mencapai  1,3  juta  jiwa,
belum  ditambah  pekerja  migas  yang  merupakan  pendatang,  akan menambah  jumlah  volume  sampah.  Dengan  perkiraan  setiap  orang
menghasilkan  2,5  liter  sampahhari,  dapat  diprediksikan  berapa  jumlah sampah  yang  dihasilkan.  Oleh  karena  itu  Dinas  Lingkungan  Hidup
memprediksi  kurang  dari  10  bulan  TPA  tidak  mampu  lagi  menampung sampah,  dan  jika  dipaksakan  justru  akan  menyebabkan  pencemaran
lingkungan.
IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 33
Pada awal  tahun 2017, sisa luas lahan TPA  Banjarsari  yang dapat dipakai  menampung  sampah  yaitu  6.000 M
2
dari  total  luas  lahan  4,8  Ha. Dengan jumlah sampah yang masuk tiap harinya dan sisa luas lahan maka
Pemerintah  Kabupaten  Bojonegoro  sedang  melaksanakan  pengembangan luas  lahan  TPA,  yang  sampai  dengan  saat  ini  masih  proses  pembebasan
lahan. Pengembangan luas lahan TPA tersebut direncanakan sebesar 1 Ha, sehingga  daya  tampung  TPA  secara  teori  diperkirakan  akan  mampu
menampung sampah sampai dua tahun. Jumlah  sampah  yang  ditampung  di  TPA  Banjarsari  meningkat
setiap  tahunnya,  yaitu  tahun  2014  rata-rata  200  M
3
hari  dan  tahun  2015 rata-rata  218  M
3
hari.  Jumah  sampah  yang  dihasilkan  masyarakat Bojonegoro akan terus meningkat, berbanding lurus dengan bertambahnya
jumlah penduduk Bojonegoro setiap tahunnya.
2.4 ANALISA PSR PRESSURE-STATE-RESPONSE