Evaluasi kerusakan Tanah pada Lahan Basah dan kering Luas Perubahan Penggunaan Lahan

IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 54

3.1.5 Evaluasi kerusakan Tanah pada Lahan Basah dan kering

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuaiannya, mengakibatkan terjadinya erosi dipercepat, yaitu kecepatan tanah yang hilang lebih besar dibanding dengan pembentukannya. Akibatnya solum tanah menjadi tipis atau bahkan yang muncul di permukaan berupa batuan induk bed rock, karena sudah kehilangan lapisan tanah. Penebangan hutan secara liar di Kabupaten Bojonegoro terjadi pada tahun 1999, di mana pada saat itu terjadi penebangan hutan secara besar- besaran yang dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat di sekitar hutan sampai dengan sekarang terutama saat terjadi hujan yang cukup deras, maka akan terjadi banjir bandang seperti yang terjadi di desa Kedungsumber Kecamatan Temayang dan desa Kunci Kecamatan Dander, yang memerlukan pemulihan dengan segera sehingga bahaya erosi dan banjir bandang dapat dicegah. Gambar 3.5 Luas Lahan Basah dan Kering di Bojonegoro Dari gambar di atas lahan pertanian basah di Bojonegoro seluas 43.926, 42 Ha 57,16 dan lahan kering seluas 32.921,75 Ha 42,84 . Ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Bojonegoro luas lahan basah di bidang pertanian lebih luas dari pada lahan kering. Hal ini dikarenakan banyak persawahan di Bojonegoro yang sering terkena limpasan banjir musiman dari luapan Sungai Bengawan Solo. 57 43 Lahan Basah Lahan Kering IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 55

3.1.6 Luas Perubahan Penggunaan Lahan

Berdasarkan RTRW Bojonegoro tahun 2011-2031 lahan di Bojonegoro di kelompokkan menjadi 13 jenis penggunaan lahan, yaitu hutan lindung, semapadan sungai, danauwaduk, hutan produksi, hutan rakyat, perkebunan, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, pemukiman, ladang, pertambangan, perindustrian dan lainnya. Dari total luas lahan 203.706 hektar, 40,67 dimanfaatkan sebagai hutan produksi. Adapun luas perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.1 Luas Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2016 No. Jenis Penggunaan Luas Lahan Ha Luas perubahan Lama Baru 1 Hutan Lindung 1.456,47 1.456,47 - 2 Sempadan Sungai 1.242,04 1.242,04 - 3 Danau dan Waduk 967,27 967,27 - 4 Hutan Produksi 93.833,36 93.833,36 - 5 Hutan rakyat 986,27 986,27 - 6 Perkebunan 5.456,20 5.456,20 - 7 Pertanian Lahan Basah 43.286,21 43.286,21 - 8 Pertanian Lahan Kering 33.025,56 33.025,56 - 9 Permukiman 26.715,75 26.754,33 0,14 10 Ladang 17.579,80 17.424,03 0,89 11 Pertambangan 222,15 327,20 47,29 12 Perindustrian 847,84 912,56 7,63 13 Lainnya 5.087,07 5.034,50 1,03 Dari tabel tersebut di atas, diketahui bahwa perubahan penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 adalah untuk pertambangan, mengalami perubahan luas sebesar 47,29, disusul industri yang semula seluas 847,84 Ha menjadi 912,56 Ha atau bertambah luas sebesar 7,63, dan permukiman bertambah 0,14. Sedangkan yang berkurang luasnya adalah ladang dan peruntukan lain-lain. Ladang berkurang luasannya menjadi 17.424,03 Ha atau mengalami pengurangan sebesar 0,14. IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 56 Alih fungsi lahan pertanian menjadi pertambangan dan industri tidaklah mengherankan, dikarenakan potensi migas yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro cukup besar. Perkiraan cadangan minyak di Kabupaten Bojonegoro mencapai 600 juta - 1,4 milyar barel dan cadangan gas sekitar 1,7-2 triliun kaki kubik, yang menjadikan Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu kabupaten penyumbang minyak nasional yang cukup besar. Sedangkan alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dikarenakan saat ini banyak pengembang perumahan yang tertarik menjadikan Bojonegoro sebagai pangsa pasar bagi mereka, hal ini dimungkinkan karena Bojonegoro sekarang adalah kota minyak yang menjanjikan. Adapun persentase penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 sebagaimana diagram dibawah ini : Gambar 3.6 Persentase Penggunaan Lahan Tahun 2016 Dari gambar diatas, diketahui bahwa persentase terbesar penggunaan lahan adalah untuk hutan produksi. Hutan produksi merupakan hutan yang dimanfaatkan untuk memproduksi hasil hutan. Hasil hutan dapat berupa kayu maupun non kayu. Hasil hutan produksi 0,63 0,54 0,42 40,67 0,43 2,37 18,76 14,31 11,60 7,55 0,14 0,40 2,18 Hutan Lindung Sempadan Sungai Danau dan Waduk Hutan Produksi Hutan rakyat Perkebunan Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Permukiman Ladang Pertambangan Perindustrian IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 57 dengan kerajinan kayu di Kabupaten Bojonegoro berada di Kecamatan Ngraho, Margomulyo, Tambakrejo dan Kasiman.

3.1.7 Jenis Pemanfaatan Lahan