IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 37
Membuat regulasi yang mewajibkan setiap warga Kabupaten Bojonegoro yang mau membangun bangunan harus memiliki
sumur resapan danatau biopori.
2.4.2 Kerusakan Lingkungan
1 Penambagan Galian C
a Pressure
Meningkatnya kebutuhan pasir dan tanah urug, seiring dengan meningkatnya pembangunan yang ada di wilayah kabupaten
Bojonegoro dan wilayah sekitar Bojonegoro; Banyak daerah yang sudah melarang penambangan pasir,
sehingga pengusaha mengalihkan usahanya untuk penggalian pasir di wilayah Kabupaten Bojonegoro;
Belum terjalinnya kerja sama antara Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten yang berbatasan untuk mengatur arus galian
pasir dan tanah urug; Masa transisi perubahan peraturan tentang pengalihan
pengawasan dari kabupaten ke pemerintah provinsi, sehingga mengakibatkan pengawasan masih belum optimal.
b State
Pada tahun 2014 jumlah penambang pasir yang ada di Bojonegoro adalah sebagai berikut; penambang manual 70
tempat, penambang mekanik 223 tempat. Dalam regulasi yang ada, penambangan mekanik sudah dilarang namun faktanya
kegiatan penambangan mekanik masih sangat menjamur; Dengan adanya penambangan baik di DAS Bengawan Solo
maupun di daratan mengakibatkan banyak sekali cekungan- cekungan yang ada di daratan dan longsor pada DAS
Bengawan Solo;
IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 38
Suhu di daerah Kabupaten Bojonegoro juga semakin meningkat, mengingat galian yang ada di daratan rata-rata di
daerah yang banyak ditumbuhi tanaman; Menurunnya sumber air, hal ini diakibatkan dengan banyaknya
tumbuhan yang ditebang di daerah galian C. Meningkatnya efek gas rumah kaca di Kabupaten Bojonegoro.
c Response
Membuat regulasi tentang teknis galian C; Reboisasi pada bekas galian C;
Sosialisasi kepada pengusaha dan masyarakat agar sadar untuk
menjaga lingkungan dan membatasi eksploitasi yang berlebihan;
Melakukan pengawasan terhadap lokasi galian baik di DAS Bengawan Solo maupun di lokasi galian C;
Menyita alat-alat mekanik yang digunakan untuk penambangan di DAS dan lokasi galian C.
2 Sumur Tua
a Pressure
Adanya penambangan sumur minyak tua secara illegal; Pembuangan limbah dari kegiatan illegal drilling dan
penyulingan yang langsung dibuang ke lingkungan, sehingga mencemari lingkungan sekitarnya;
Perusakan hutan yang dilakukan guna memudahkan kegiatan eksplorasi sumur tua;
Bertambahnya jumlah sumur minyak tua dalam 10 tahun terakhir, mengakibatkan kerusakan lingkungan di kawasan
tersebut semakin parah; Kawasan setempat yang dipenuhi ratusan dapur penyulingan
tradisional mengakibatkan lapisan atas tanah di kawasan tersebut tercemar dengan minyak mentah.
IKPLHD Kabupaten Bojonegoro
2016
II - 39
b State
Sumur minyak tua yang berada di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan merupakan aset negara yang telah diserahkan
penguasaannya kepada Pemerintah Daerah; Banyaknya sumur minyak tua peninggalan Belanda yang saat
ini dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar secara illegal;
Adanya illegal mining PETI dengan pemboran baru danatau pendalaman sumur;
Tumpahan minyak oil spill dari aktivitas penambangan yang mencemari lingkungan sekitar; dan
Hilangnya kesuburan tanah yang tercemar oleh tumpahan minyak dari aktivitas penambangan sumur tua.
c Respon
Menata kembali pengelolaan sumur tua; Menyerahkan pengelolaan sumur tua Wonocolo kepada PT.
Bojonegoro Bangun Sarana BUMD dalam jangka waktu 1 satu tahun;
Meningkatkan intensitas komunikasi dan saling memahami dalam menyelesaikan masalah pengelolaan sumur tua;
Melakukan monitoring terhadap pengelolaan sumur tua yang ada di Kecamatan Kedewan;
Pengawasan kegiatan angkat dan angkut produksi minyak yang dilakukan para penambang sumur tua;
Membuat CSR yang sesuai dengan usaha pemberdayaan para penambang sumur tua.
2.5.2 Persampahan