Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status Luas Lahan Kritis di dalam dan luar kawasan Hutan

IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 51 34, lahan kering seluas 40,228 hektar 17, lahan perkebunan dengan luas 48 hektar 0,02, dan lahan hutan rakyat seluas 54,850 hektar 23,77. Adapun gambaran lengkap mengenai grafik luas wilayah menurut penggunaan lahan utama di Kabupaten Bojonegoro sebagaimana data dari Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut : Gambar 3.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa Kabupaten Bojonegoro sesuai dengan visinya menjadi lumbung pangan nasional. Luas lahan sawah paling luas dibandingkan luas lahan non pertanian, lahan kering, lahan perkebunan dan lahan hutan rakyat. Hal ini menjadikan Bojonegoro lumbung pangan nasional.

3.1.3 Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status

Hutan merupakan salah satu potensi alam yang sangat penting bagi kelangsungan semua makhluk hidup serta salah satu penyedia oksigen di dunia. Sumber daya hutan perlu dilestarikan, karena fungsi hutan salah satunya sebagai pelindung media tanah terhadap erosi dan longsor, penyimpan air, pencegah banjir serta sebagai paru-paru pengabsorpsi pencemaran udara serta mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. 24 34 18 24 Luas Lahan Non Pertanian Ha Luas Lahan Sawah Ha Luas Lahan Kering Ha Luas Lahan Perkebunan Ha Luas Lahan Hutan Rakyat Ha IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 52 Luas kawasan hutan di wilayah Kabupaten Bojonegoro menurut fungsi statusnya terdiri dari hutan lindung, hutan produksi dan hutan kota. Berdasarkan data dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro luas kawasan hutan lindung adalah 1.509,40 Ha dan hutan produksi seluas 95.197,80 Ha. Sedangkan yang paling kecil luasannya adalah hutan kota yaitu hanya seluas 1,2 Ha. Berikut ini disajikan grafik luas hutan yang ada di Kabupaten Bojonegoro berdasarkan fungsi dan statusnya sebagaimana data dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro. Gambar 3.3 Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status Dari gambar di atas hutan produksi memiliki porsi lebih luas dibandingkan 2 hutan lainnya yaitu, hutan lindung, dan hutan kota. Hutan kota masih perlu ditingkatkan lagi luasannya karena mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat berbanding lurus dengan jumlah kendaraan yang terus bertambah maka diperlukan hutan kota untuk menyerap polusi udara di perkotaan.

3.1.4. Luas Lahan Kritis di dalam dan luar kawasan Hutan

Lahan kritis merupakan lahan atau tanah yang saat ini tidak produktif karena pengelolaan dan penggunaan tanah yang tidak atau kurang memperhatikan syarat-syarat konservasi tanah dan air, sehingga Hutan Produksi 98 Hutan Lindung 2 Hutan Kota IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 53 lahan mengalami kerusakan, kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang telah ditentukan atau diharapkan. Luas lahan kritis di Kabupaten Bojonegoro mengalami penurunan dari 3.898 Ha pada tahun 2011, menjadi 2.143 Ha pada tahun 2012. Hal ini tidak lepas dari upaya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam rangka menangani lahan-lahan kritis yang ada, di antaranya dengan membuat program-program yang pro lingkungan hidup seperti, gerakan menanam satu milyar pohon, peraturan tentang pengendalian penebangan pohon dan pengetatan alih fungsi lahan. Tahun 2013, luas lahan kritis di Kabupaten Bojonegoro mengalami sedikit kenaikan menjadi 2.166,63 Ha dan sangat kritis 22,75 Ha, sedangkan di tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 258 Ha untuk lahan kritis dan sudah tidak ada lagi lahan sangat kritis di Kabupaten Bojonegoro. Di tahun 2015 luas lahan kritis mengalami penurunan menjadi 195 Ha, dan di tahun 2016 menjadi 144 Ha, artinya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam merehabilitasi lahan kritis bisa dikatakan berhasil. Gambar 3.4 Luas Lahan Kritis di Dalam dan Luar Kawasan Hutan 1 2 3 4 5 6 7 8 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2105 2016 Luas Lahan Kritis Ha 12.232 7.138 3.839 2.143 2.189 258 195 144 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 54

3.1.5 Evaluasi kerusakan Tanah pada Lahan Basah dan kering