Bencana Tanah Longsor Bencana Kekeringan

IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 II - 20

2.1.2 Bencana Tanah Longsor

Kondisi topografi Kabupaten Bojonegoro yang relatif datar pada bagian utara serta dataran tinggi pada bagian selatan memungkinkan aliran hujan akan menambah beban genangan sehingga pada musim hujan tanah akan mengalami kembang swilling dan akan mengakibatkan resiko longsor akibat rendahnya kekuatan geser tanah. Selain itu juga karena kondisi daya dukung tanah berbentuk lereng yang terjal lebih dari 45 derajat, yang banyak terdapat di wilayah bagian selatan Kabupaten Bojonegoro yang mulai berkurang tutupan vegetasinya akibat sering terjadi illegal logging maupun meluapnya aliran anak sungai yang ada di daerah tersebut. Gambar 2.3 Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Bojonegoro Daerah rawan bencana tanah longsor meliputi Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Ngambon, Sekar, Gondang, Malo, dan Kedewan. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah Pegunungan Kapur Selatan dan Pengunungan Kapur Utara, yang merupakan perbukitan kapur yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG sebanyak 10 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro berpotensi tinggi mengalami bencana alam tanah longsor. IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 II - 21 Mayoritas kecamatan tersebut berada di wilayah Bojonegoro bagian selatan. Sepuluh kecamatan itu yakni Kecamatan Temayang, Ngambon, Sugihwaras, Tambakrejo, Margomulyo, Malo, Bubulan, Purwosari, Kasiman dan Trucuk. Sepuluh kecamatan tersebut masuk dalam kriteria menengah tinggi, berpotensi terjadinya longsor. Adapun peta wilayah rawan longsor di Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut : IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 II - 22 Gambar 2.3 Peta Wilayah Rawan Longsor di Kabupaten Bojonegoro IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 II - 23

2.1.3 Bencana Kekeringan

Meskipun musim kemarau di tahun 2016 tidak terlalu parah seperti tahun 2015, akan tetapi Kabupaten Bojonegoro masih mengalami kemarau basah. Meski hujan kerap mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro, namun kekeringan dan krisis air bersih mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro. Kondisi ini disebabkan jenis tanah di Kabupaten Bojonegoro pada musim kemarau terjadi rekahan tanah yang cukup besar dan pada musim penghujan tanah sedikit sekali meresapkan air sehingga tanah bersifat becek dan lengket. Pada musim kemarau tahun 2015 terjadi kekeringan yang cukup parah. Sejumlah desa yang dilanda kekeringan berada di wilayah Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras, Trucuk, Tambakrejo, Sumberrejo, Ngasem, Ngraho, Kepohbaru, dan Purwosari. Di tahun lalu banyak warga yang kesulitan air bersih, tanaman mati, kebakaran meningkat dan kejadian lainnya. Selain masyarakat kekurangan air bersih, sebanyak 14.531 hektar lahan pertanian di wilayah Bojonegoro saat itu juga dilanda kekeringan. Data dari Dinas Pertanian setempat menyebutkan ribuan hektar lahan yang dilanda kekeringan tersebar di 25 kecamatan di antaranya yang terparah adalah Kecamatan Baureno, Kanor, Kedungadem, Sugihwaras, Kalitidu, Tambakrejo, Kepohbaru dan Ngraho. Gambar 2.4 Bencana Kekeringan di Kabupaten Bojonegoro IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 II - 24 Kawasan rawan bencana kekeringan di Kabupaten Bojonegoro tersebar di daerah selatan Kabupaten Bojonegoro yaitu Kecamatan Sekar, Bubulan dan Gondang. Namun apabila terjadi kemarau yang cukup panjang kekeringan bisa melanda 49 Desa yang ada di 17 Kecamatan. Bencana kekeringan ini disebabkan adanya kekurangan pasokan air bersih atau belum tercukupinya kebutuhan akan air bersih. Guna penanggulangan sementara adalah dengan mengirimkan air bersih untuk keperluan hidup sehari-hari kepada masyarakat desa yang mengalami kekeringan. Untuk penanggulangan jangka panjang Pemerintah Kabupaten melalui beberapa perangkat daerah telah memprogramkan pemanfaatan air hujan dengan membangun embung, sumur resapan, lubang resapan biopori, serta penanaman pohon pada daerah tangkapan air catchment area dan sumber mata air. Di samping itu Pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga memprogramkan pemanfaatan air hujan melalui Instruksi Bupati Nomor 4 Tahun 2015 tentang Gerakan Panen Air Hujan di Kabupaten Bojonegoro, sehingga diharapkan dalam jangka panjang dapat melestarikan sumber- sumber mata air yang ada. Berikut ini disajikan peta wilayah rawan kekeringan yang ada di Kabupaten Bojonegoro sebagaimana gambar dibawah ini : IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 II - 25 Gambar 2.5 Peta Wilayah Rawan Kekeringan di Kabupaten Bojonegoro IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 II - 26

2.2 KERUSAKAN LINGKUNGAN