Kualitas Udara Ambien KUALITAS UDARA

IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 81 3 Melakukan normalisasi fungsi sungai dari sampah yang menumpuk dan sedimen.

3.3. KUALITAS UDARA

Seiring pesatnya laju pembangunan dan globalisasi serta perubahan gaya hidup masyarakat, maka semakin banyak jumlah kendaraan bermotor baik itu roda dua atau empat. Hal ini pula yang menjadikan salah satu penyebab menurunnya kualitas udara, selain dari faktor industrialisasi di segala bidang. Kontribusi pencemaran udara dari kendaraan bermotor di Kabupaten Bojonegoro khususnya di wilayah perkotaan saat ini dapat dikatakan cukup besar, mengingat wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah merupakan jalur transito nasional menuju Tuban, Ngawi dan Surabaya, sehingga mempunyai andil dalam menyumbang kontribusi pencemaran udara cukup besar dari sumber bergerak. Selain itu terjadinya pencemaran udara di Kabupaten Bojonegoro umumnya juga berasal dari industriperusahaan yang berskala besar seperti Petrochina dan Exxon Mobil serta industri rokok dan industri skala menengahkecil seperti home industri tahu, kegiatan persampahan di TPA, penggilingan padi dan home industri yang dalam proses produksinya melakukan kegiatan pembakaran. Untuk mencegah penurunan kualitas udara yang signifikan sebagai akibat pertumbuhan pembangunan, maka perlu suatu pemantauan kualitas udara yang dilakukan secara berkala pada tiap tahunnya.

3.3.1. Kualitas Udara Ambien

Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen 78, oksigen 20, argon 0,93 dan gas karbon dioksida 0,03. Kualitas udara ambien merupakan tahap awal untuk memahami dampak negatif pencemaran udara terhadap lingkungan. Kualitas udara ambien ditentukan oleh : IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 82 1 Kuantitas emisi cemaran dari sumber cemaran; 2 Proses transportasi, konversi dan penghilangan cemaran di atmosfer. Kualitas udara ambien akan menentukan dampak negatif cemaran udara terhadap kesehatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat tumbuhan, hewan, material dan lain-lainnya. Gambar 3.18 Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak Adapaun parameter cemaran udara yang diujikandipantau untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dan karakteristik unsur yang terkandung dalam udara ambien antara lain ; 1 SULFUR DIOKSIDA SO 2 SO 2 adalah kontributor utama hujan asam. Setelah berada di atmosfir, SO 2 mengalami konversi menjadi SO 3 yang kemudian menjadi H 2 SO4. SO 2 mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar di udara, sedangkan SO 3 adalah gas yang tidak reaktif. Pencemaran SO x menyebabkan iritasi sistem pernafasan dan iritasi mata, serta berbahaya terhadap kesehatan manula dan penderita penyakit sistem pernafasan kardiovaskular kronis. Selain berpengaruh terhadap kesehatan manusia, pencemaran SO x juga berbahaya bagi kesehatan hewan dan dapat merusak tanaman. SO 2 adalah kontributor utama hujan asam; IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 83 2 KARBON MONOKSIDA CO Gas Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau,tidak berasa dan tidak mudah larut dalam air, beracun dan berbahaya. Zat gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia, antara lain kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin, industri, pembakaran sampah domestik dan kebakaran hutan. 3 NITROGEN DIOKSIDA NO 2 Nitrogen dioksida NO 2 dan nitrogen monoksida NO adalah kelompok oksida nitrogen NO x yang paling banyak diketahui sebagai bahan pencemar udara. NO merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan NO 2 berbau tajam dan berwarna coklat kemerahan. Oksida nitrogen seperti NO dan NO 2 berbahaya bagi manusia. NO 2 bersifat racun, terutama menyerang paru-paru, yaitu mengakibatkan kesulitan bernafas pada penderita asma, batuk-batuk pada anak-anak dan orang tua, dan berbagai gangguan sistem pernafasan, serta menurunkan visibilitas. 4 OKSIDAN O 3 Oksidan merupakan senyawa yang memiliki sifat mengoksidasi. Oksidan di udara meliputi ozon lebih dari 90, nitrogen dioksida, dan peroksi asetil nitrat. Pengaruh oksidan terhadap kesehatan adalah mengganggu proses pernafasan dan dapat menyebabkan iritasi mata. Selain itu juga dapat menyebabkan korosi pada bahan material logam, cat, tekstil dsb., penurunan hasil pertanian dan kerusakan ekosistem. IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 84 5 TIMBAL Pb Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Senyawa Pb sebagian besar dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Timbal dapat menimbulkan pencemaran baik di udara, air, maupun tanah. Timbal yang terkandung dalam udara, air, dan tanah akan berdampak bagi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Apabila terdapat di air, akan ikut terkonsumsi oleh makhluk hidup dan akhirnya akan menimbulkan penyakit dan dampak negatif lainnya. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambien di 3 lokasi yang dilakukan 3 tiga kali dalam setahun dengan parameter untuk cemaran yang dujikan antara lain, SO 2 Sulfur Oksida, CO, NO 2 Nitrogen Oksida, O 3 Ozon, Pb Timbal, dan Dustfall Debu, di beberapa kawasan padat lalu lintas, terminal dan pemukiman dekat jalan padat kendaraan dengan lama pengukuran rata-rata 1 satu jam diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.6 Hasil Pemantauan Kualitas Udara di Bojonegoro Tahun 2016 Lokasi SO2 µgNm 3 CO Ppm NO2 µgNm 3 O3 µgNm 3 Pb mgNm 3 Dustfall mgNm 3 Bundaran Adipura 4.06 2 3.34 19.1 0.0034 0.0651 Terminal Rajekwesi 2.51 1 2.37 10.2 0.0041 0.189 Pemukiman dekat jalan padat kendaraan 4.21 1 3.43 1.12 0.0107 0.0338 Bundaran Adipura 6.53 2 3.35 6.11 0.0173 0.264 Terminal Rajekwesi 4.69 3 1.06 12.87 0.0132 0.282 IKPLHD Kabupaten Bojonegoro 2016 III - 85 Lokasi SO2 µgNm 3 CO Ppm NO2 µgNm 3 O3 µgNm 3 Pb mgNm 3 Dustfall mgNm 3 Pemukiman dekat jalan padat kendaraan 4.94 2.07 12.78 0.0197 0.0834 Bundaran Adipura 1.97 3 0.221 20.49 0.0179 0.161 Terminal Rajekwesi 10.08 2 0.1 2.36 0.0146 0.273 Pemukiman dekat jalan padat kendaraan 3,34 1 0,84 15,29 0,0037 0,0417 Dari tabel diatas diperoleh kesimpulan bahwa kualitas udara ambien di 9 sembilan lokasi yang dipantau secara periodik masih memenuhi kriteria atau tidak melebihi baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999.

3.3.2. Penggunaan Bahan Bakar