commit to user 68
diagnostik dilakukan dengan membandingkan model sementara dengan model alternatif yang lainnya. Kriteria yang digunakan pada
tahap uji diagnostik adalah nilai R
2
yang tinggi, signifikansi parameter-parameter dalam model, dan nilai RMSE yang rendah.
Model sementara yang telah ditetapkan belum tentu merupakan model yang terbaik karena masih perlu dibandingkan dengan model alternatif
yang lainnya. d. Peramalan
Model terbaik telah diperoleh pada tahap uji diagnostik selanjutnya dapat digunakan untuk peramalan satu atau beberapa
periode ke depan. Peramalan yang dilakukan harus tepat karena menunjukkan seberapa jauh suatu model mampu menghasilkan
ramalan yang tidak jauh berbeda dengan keadaan aktualnya.
2. Uji Variabel Dummy
Uji variabel dummy merupakan uji stabilitas dengan menggunakan uji titik patah Chow Chow’s breakpoint test. Uji variabel dummy
terdapat dalam penelitian Darsono 2009 dengan hasil dummy 0 untuk data periode tahun 1975 – 1997 sedangkan dummy 1 untuk data periode
tahun 1998-2009. Penelitian dengan uji variabel dummy juga terdapat pada penelitian Kuncoro dan Inayah 2003 yang menganalisis tentang
studi perilaku kurs RpUS selama periode 1 Januari 1999 – 30 April 2002. Penerapan Chow’s breakpoint test dalam penelitian ini untuk
seluruh periode data 1 Januari 1999 - 30 April 2002; periode Habibie
commit to user 69
1Januari 1999 – 19 Oktober 1999; periode Gusdur 20 Oktober 1999 – 20 Juli 2001; dan periode Megawati 21 Juli 2001 – 30 April 2002. Hasil
uji titik patah Chow menunjukkan bahwa : 1. Statistik F untuk seluruh periode data sangat signifikan. Hasil ini
memberi bukti yang kuat terjadinya perubahan struktural nilai tukar pada ketiga periode kepemimpinan.
2. Hasil uji F pada periode Gusdur dan periode Habibie menunjukkan tidak terjadinya perubahan struktural pada kedua periode tersebut. Hal
ini berarti selama kedua periode tersebut pergerakan nilai tukar RpUS memiliki pola perilaku yang relatif sama.
Variabel dummy dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh pelaksanaan otonomi daerah terhadap permintaan dan penawaran
beras di Kabupaten Sukoharjo. Variabel dummy ini akan membedakan periode sebelum dan setelah pelaksanaan otonomi daerah. Selanjutnya
untuk nilai 1 dan 0 dari variabel dummy ditetapkan dengan menggunakan uji titik patah Chow Chow’s breakpoint test. Pada program komputer uji
titik patah Chow dilakukan dengan memasukkan periode dari pelaksanaan otonomi daerah kemudian dipilih periode dengan nilai probabilitas yang
terkecil.
3. Model Persamaan Simultan
Setelah memperoleh model persamaan penawaran dan permintaan beras dengan menggunakan metode ARIMA serta adanya penambahan
variabel dummy, maka peramalan permintaan dan penawaran beras untuk
commit to user 70
tahun-tahun berikutnya
dilakukan secara
bersama-sama dengan
menggunakan persamaan simultan. Model ARIMA p,d,q untuk penawaran dan permintaan beras
adalah sebagai berikut:
Φ Φ
Φ Φ
Φ Φ
Pada kondisi keseimbangan pasar, jumlah penawaran beras sama dengan jumlah permintaan beras.
Keterangan: = permintaan beras tahun t
= penawaran beras tahun t = konstanta
= parameter variabel dummy = variabel dummy
… = parameter …
Φ
1
… Φ
= parameter
1
…
1
… = lag moving average
…
= lag autoregressive Persamaan yang diperoleh pada kondisi keseimbangan pasar ini
kemudian digunakan untuk peramalan permintaan dan penawaran beras pada tahun-tahun berikutnya.
commit to user 71
4. Uji Kelayakan Model