commit to user
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya ini dapat digunakan untuk meramalkan kondisi tahun berikutnya dengan menggunakan metode Box-Jenkins
ARIMA. Pada metode ARIMA, hasil peramalan sangat dipengaruhi oleh kondisi variabel terikat pada periode sebelumnya, atau merupakan nilai-nilai
time-laged dari variabel tak bebas yang disebut autoregressive. Selain itu, pada metode ini juga memperhitungkan adanya hubungan ketergantungan
antara nilai-nilai kesalahan yang berurutan, yang dikenal dengan moving average. Berdasarkan pertimbangan ini, selanjutnya dengan menambahkan
variabel dummy untuk menguji pengaruh pelaksanaan otonomi daerah terhadap penawaran dan permintaan beras di Kabupaten Sukoharjo, maka
dapat dilakukan analisis tentang peramalan penawaran dan permintaan beras. Analisis peramalan permintaan dan penawaran ini menjadi penting untuk
perencanaan kebijakan di sektor perberasan. Pemerintah daerah selanjutnya dapat menyusun perencanaan kebijakan-kebijakan untuk mendukung
penawaran dan permintaan beras di Kabupaten Sukoharjo.
B. Perumusan Masalah
Bagi Indonesia, pangan diidentikkan degan beras, karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Nilai
strategis beras antara lain disebabkan karena beras adalah makanan pokok paling penting. Beras memiliki pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi
penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan dan dinamika sosial pedesaan, lingkungan menjaga tata guna air dan udara bersih, dan sosial politik
perekat bangsa, ketertiban dan keamanan. Beras juga merupakan sumber
commit to user
utama pemenuhan gizi yang meliputi kalori, protein, lemak dan vitamin Abubakar, 2008: 2.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan ketersediaan beras bagi
masyarakat. Pertimbangan tersebut menjadi penting sebab jumlah penduduk yang terus bertambah, untuk itu diperlukan ketersediaan pangan dalam
jumlah yang cukup. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terus berupaya untuk meningkatkan produksi padi guna menjamin ketersediaan beras untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo. Berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang
merupakan pembaharuan dari UU otonomi daerah sebelumnya, telah memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk memanfaatkan
potensi daerahnya dengan lebih maksimal demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Sama halnya, dalam sektor perberasan yang tercakup dalam
sektor pertanian, diserahkan kepada tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah daerah diharapkan lebih giat dan optimal dalam meningkatkan
ketersediaan beras di daerahnya, yang dapat diterapkan melalui berbagai kebijakan yang mendukung sektor perberasan. Dukungan pemerintah
misalnya dapat melalui penyaluran pupuk kepada petani, penyediaan sarana produksi budidaya padi, dan penyuluhan tentang teknologi baru yang tepat
guna serta informasi harga hasil pertanian. Dukungan pemerintah yang baik diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan petani, selanjutnya akan
commit to user
memicu kerja petani yang pada akhirnya akan menjamin peningkatan hasil produksi.
Adanya perubahan kepengurusan sektor perberasan, yang pada awalnya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan sekarang diserahkan ke
pemerintah daerah merupakan peluang bagi pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan ketersediaan pangan bagi masyarakatnya. Selain itu perubahan
peran Bulog selaku lembaga yang mengelola perberasan, merupakan peluang bagi lembaga ini di tingkat daerah untuk menjamin ketersediaan bahan
pangan yang cukup dan merata. Meskipun harga beras sekarang ini diserahkan pada mekanisme pasar, akan tetapi Bulog tetapi mepunyai peran
tersendiri yaitu dengan menjamin keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan permintaan konsumen untuk stabilitas harga beras agar tidak merugikan
produsen dan konsumen. Meskipun pada kenyataannya produksi beras tidak hanya ditentukan
oleh dukungan pemerintah daerah saja. Banyak faktor-faktor lain yang ikut menentukan penawaran beras di pasaran, misalnya harga beras itu sendiri,
luas panen padi, harga pupuk dan iklim juga ikut berpengaruh. Produksi beras harus selalu ditingkatkan karena semakin meningkatnya jumlah penduduk,
yang berdampak pada peningkatan konsumsi bahan pangan. Walaupun sekarang banyak terdapat bahan pangan lain, seperti roti, gandum, dan mie,
akan tetapi sampai saat ini beras masih menjadi bahan pangan utama. Untuk itulah ketersediaan beras harus selalu dijaga untuk memenuhi kebutuhan
bahan pangan.
commit to user
Produksi beras di Kabupaten Sukoharjo selama beberapa tahun ini selalu dapat memenuhi permintaan masyarakat surplus, akan tetapi kondisi
ini tidak dapat dipastikan untuk beberapa tahun ke depan. Budidaya tanaman padi sangat tergantung pada kondisi iklim, terjadinya penyimpangan iklim
akan sangat mempengaruhi produktivitas padi. Jika produktivitas semakin turun sedangkan permintaan beras terus meningkat akibat pertambahan
jumlah penduduk, dikhawatirkan produksi beras tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat, kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan.
Berdasarkan hal ini maka penting untuk mengetahui peramalan penawaran dan permintaan beras, untuk mengetahui gambaran kondisi ke depan.
Peramalan ini menjadi penting mengingat beras merupakan kebutuhan pangan paling pokok yang kebutuhannya harus selalu terpenuhi. Melalui hasil
peramalan yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan sebagai lat bantu untuk merumuskan kebijakan-kebijakan terkait dengan kondisi perberasan.
Berdasarkan uraian tersebut maka disusun perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah dinamika penawaran dan permintaan beras pada era sebelum dan sesudah pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten
Sukoharjo? 2. Bagaimanakah peramalan penawaran beras di Kabupaten Sukoharjo pada
tahun 2011 – 2015 ? 3. Bagaimanakah peramalan permintaan beras di Kabupaten Sukoharjo
pada tahun 2011 – 2015 ?
commit to user
C. Tujuan Penelitian