commit to user 117
C. Uji Variabel Dummy
Kebutuhan  pangan  merupakan  kebutuhan  yang  paling  penting  dalam kehidupan,  terutama  beras  sebagai  makanan  pokok.  Karena merupakan bahan
pangan  penting  maka  pemerintah  selalu  melakukan  pengawasan  melalui kebijakan-kebijakan.  Hal  ini dilakukan untuk memastikan bahwa ketersediaan
beras  di  pasar  dapat  memenuhi  kebutuhan  pangan  masyarakat.  Setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1998, sektor perberasan yang termasuk dalam
sektor  pertanian  sepenuhnya  menjadi  tangung  jawab  pemerintah  daerah  yang diatur  melalui  otonomi  daerah.  Dengan  adanya  otonomi  daerah  diharapkan
pemerintah  daerah  dapat  lebih  memaksimalkan  potensi  daerahnya  masing- masing  sehingga  daerahnya  dapat  lebih  berkembang.  Meskipun  demikian,
beras  sebagai  bahan  pangan utama di  Indonesia  masih  mendapat  pengawasan ketat dari pemerintah. Berbagai kebijakan yang terkait dengan perberasan terus
dikeluarkan  oleh  pemerintah.  Hal  ini  untuk  memastikan  bahwa  ketersediaan dan distribusi beras sudah merata dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat
sehingga tidak terjadi kekurangan pangan. Berdasarkan
informasi  dari BAPPEDA  Kabupaten  Sukoharjo,
pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo mulai melaksanakan otonomi daerah pada  tahun  2000.  Sebagai  salah  satu  kabupaten  penyangga  kebutuhan  pangan
di  propinsi  Jawa  Tengah,  pemerintah  daerah  terus  berupaya  untuk meningkatkan produksi padi.
Berdasarkan  kondisi  tersebut,  maka  pada  penelitian  ini  digunakan variabel  dummy  sebagai  variabel  tambahan  dalam  model  ARIMA  penawaran
commit to user 118
dan  permintaan  tahunan  beras.  Variabel  dummy  digunakan  untuk  menguji apakah  otonomi  daerah  berpengaruh  terhadap  penawaran  dan  permintaan
tahunan beras.  Variabel  dummy  diuji  dengan menggunakan  Chow  Breakpoint Test,  untuk  mengetahui  structural  break  dari  data  penawaran  dan  permintaan
tahunan  beras.  Karena  otonomi  daerah  di  Kabupaten  Sukoharjo  mulai dilaksanakan pada tahun 2000, maka periode structural break yang diuji pada
penelitian  ini  adalah  pada  kisaran  tahun  pelaksanaan  otonomi  daerah  yaitu tahun 1999,  2000, dan 2001. Periode structural break tersebut kemudian diuji
dengan  bantuan  program  Eviews  5.1  untuk  mengetahui  nilai  probabilitas masing-masing  periode  structural  break.  Nilai  probabilitas  yang  paling  kecil
menunjukkan  bahwa  periode  tersebut  memberikan  pengaruh  structural  break pada  data  series.  Hasil  analisis  untuk  Chow  Breakpoint  Test  terdapat  pada
Lampiran  8.  Berikut  adalah  tabel  perbandingan  hasil  Chow  Breakpoint  Test pada periode 1999, 2000, dan 2001.
Tabel 21.  Nilai  F-statistic  dan  Tingkat  Probabilitas  Hasil  Chow  Breakpoint Test Variabel Dummy
Periode Structural Break
F- statistic
Tingkat Probabilitas 1
5
1999 1,195316
0,333784 0,238143
2000 3,033932
0,082922 0,038543
2001 2,168281
0,153947 0,086563
Sumber : Diolah dari Lampiran 8 Berdasarkan  hasil  analisis  data  dapat  diketahui  bahwa  pada  hasil  Chow
Breakpoint  Test  periode  tahun  1999  tingkat  probabilitasnya  lebih  besar  dari 0,01  dan  0,05.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  periode  tahun  1999  tidak
berpengaruh terhadap structural break data penawaran dan permintaan tahunan
commit to user 119
beras di Kabupaten Sukoharjo. Hal yang sama juga terjadi pada periode tahun 2001. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya juga lebih besar
dari 0,01 dan 0,05 sehingga tidak signifikan. Pada  hasil  Chow  Breakpoint  Test  periode  tahun  2000,  dapat  dilihat
bahwa  pada  tingkat  signifikansi  99,  nilai  probabilitasnya  tidak  signifikan. Sedangkan  pada  tingkat  signifikansi  95,  nilai  probabilitasnya  sudah
signifikan  karena  nilainya  lebih  kecil  dari  0,05.  Berdasarkan  kondisi  tersebut maka disimpulkan bahwa periode tahun 2000 memberikan pengaruh structural
break  terhadap  data  penawaran  dan  permintaan  tahunan  beras  di  Kabupaten Sukoharjo.  Dengan  demikian,  variabel  dummy  sebelum  pelaksanaan  otonomi
daerah nilainya 0 untuk periode tahun 1994 – 1999, sedangkan variabel dummy setelah  pelaksanaan  otonomi  daerah  nilainya  1  untuk  periode  tahun  2000  –
2010.
D. Model Persamaan Simultan