Dinamika Penawaran Beras di Kabupaten Sukoharjo

commit to user 88 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dinamika Penawaran Dan Permintaan Beras di Kabupaten Sukoharjo

Beras merupakan bahan pangan pokok yang sangat penting dan strategis. Sebagai bahan pangan pokok, kebutuhannya harus selalu dipenuhi. Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan di propinsi Jawa Tengah sangat memperhatikan ketersediaan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Usahatani padi sendiri sangat tergantung pada kondisi iklim serta adanya pengaruh dari fakor lain seperti gangguan hama dan penyakit. Untuk meminimalisir gangguan tersebut, berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan ketersediaan beras, diantaranya melalui bantuan irigasi untuk petani, penyediaan pupuk dan bibit unggul, serta pendampingan melalui penyuluhan pertanian. Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi padi, sehingga ketersediaan beras juga meningkat.

1. Dinamika Penawaran Beras di Kabupaten Sukoharjo

Melalui pendekatan produksi maka dapat diperoleh data penawaran beras. Data penawaran beras di dinas dan lembaga terkait tidak tersedia, sehingga untuk perhitungan penawaran beras menggunakan pendekatan produksi. Data penawaran beras yang digunakan adalah data periode 17 tahun yaitu tahun 1994 – 2010. Pada dasarnya, data produksi beras terdiri dari data tahunan dan kuartalan musiman. Data produksi kuartalan dihitung berdasarkan musim tanam, yaitu dalam waktu satu tahun terdapat 88 commit to user 89 tiga musim tanam dan setiap musim tanam berlangsung selama empat bulan. Pada penelitian ini hanya menggunakan data penawaran tahunan beras saja. Selain kelengkapan dan ketersediaan data, pertimbangannya lainnya adalah penggunaan metode persamaan simultan. Pada metode persamaan simultan, hasil dari model ARIMA penawaran dan permintaan beras akan disimultankan dalam kondisi keseimbangan pasar, sehingga range dan jenis data penawaran dan permintaan beras yang digunakan harus sama. Karena untuk permintaan beras hanya tersedia data tahunan saja maka dalam penelitian ini hanya menggunakan data penawaran tahunan beras saja, untuk kesamaan jenis data. Data produksi bersih padi dan penawaran tahunan beras terdapat pada tabel berikut ini. Tabel 11. Produksi Bersih Padi dan Penawaran Tahunan Beras di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1994 – 2010 Tahun Produksi Bersih Padi Ton Penawaran Beras Ton Fluktuasi 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 250.687 255.072 262.307 255.968 279.549 249.834 282.908 270.775 261.634 252.946 269.710 264.696 280.717 269.013 301.534 310.506 261.349 158.434,184 161.205,504 165.778,024 161.771,776 176.674,968 157.895,088 178.797,856 171.129,800 165.352,688 159.861,872 170.456,720 167.287,872 177.413,144 170.016,216 190.569,488 196.239,792 165.172,568 - 1,75 2,84 -2,42 9,21 -10,63 13,24 -4,29 -3,38 -3,32 6,63 -1,86 6,05 -4,17 12,09 2,97 -15,83 Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2011 commit to user 90 Berdasarkan tabel penawaran tahunan beras tersebut dapat diketahui bahwa selama periode 17 tahun penawaran tahunan beras berfluktuasi. Setiap tahunnya produksi beras bisa mengalami penurunan ataupun peningkatan. Budidaya tanaman padi sangat tergantung pada kondisi alam. Hal ini yang menyebabkan hasil produksi tidak bisa dipastikan setiap tahunnya. Selain faktor alam, adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan industri juga menjadi penyebab berkurangnya produksi beras yang dihasilkan. Pada tahun 2001, produksi bersih padi di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 270.775 ton dan dihasilkan beras sebanyak 171.129,800 ton. Pada tahun ini produktivitas padi adalah 58,50 kuha, sedangkan luas panen padi berkurang 6,31 dari tahun 2000. Hal ini yang menyebabkan penawaran beras turun 4,29 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2003, produksi bersih padi kembali mengalami penurunan dan hanya mampu menghasilkan padi sebanyak 252.946 ton dengan penawaran beras sebanyak 159.861,872 ton. Produktivitas padi pada tahun ini adalah 62,32 kuha dan luas panen mengalami penurunan sebesar 4,38 dibandingkan tahun 2002. Produksi bersih padi mengalami peningkatan pada tahun 2004, yaitu sebesar 269.710 ton. Beras yang ditawarkan pada tahun ini adalah 170.456,720 ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penawaran beras meningkat sebanyak 6,63. Hal ini terjadi karena luas panen meningkat sebesar 4,76 dari tahun sebelumnya, sehingga produksi padi juga ikut meningkat. Kenaikan produksi bersih padi juga kembali terjadi commit to user 91 pada tahun 2006, dengan hasil produksi sebesar 280.717 ton. Jumlah beras yang ditawarkan pada tahun ini sebesar 177.413,144 ton, meningkat 6,05 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan luas panen 6,42 dari tahun sebelumnya. Penawaran beras terendah terjadi pada tahun 1999, yaitu sebesar 157.895,088 ton. Dibandingkan dengan penawaran tahun sebelumnya, pada tahun 1999 terjadi penurunan sebesar 10,63 . Hal ini dikarenakan adanya dampak krisis ekonomi sehingga menyebabkan biaya produksi usahatani meningkat. Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 2000, jumlah beras yang ditawarkan mengalami peningkatan tajam yaitu 13,24 dibandingkan tahun sebelumnya atau sebesar 178.797,856 ton. Peningkatan ini terjadi dikarenakan pada saat itu produksi usahatani dipusatkan pada produksi beras guna mendukung program pemerintah agar Indonesia mencapai swasembada beras. Pada tahun 2009 penawaran beras mencapai titik tertinggi, yaitu sebesar 196.239,80 ton. Meskipun pada tahun ini peningkatannya kecil jika dibandingkan degan tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 jumlah produktivitas padi berhasil mencapai 70,87 kuha. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi padi, sehingga menjadikan Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan di Jawa Tengah. Pada tahun 2009, luas panen padi juga mengalami peningkatan sebesar 4,56 dibandingkan tahun sebelumnya. commit to user 92 Penurunan penawaran beras yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010, yaitu beras yang ditawarkan menurun sebanyak 15,83 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 terjadi serangan hama wereng secara besar-besaran yang menyebabkan sebagian besar petani mengalami gagal panen. Dari luas tanam sebesar 51.748 ha, luas lahan yang mengalami puso sebesar 2.304 ha. Produktivitas padi juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu hanya 57,97 kuha.

2. Dinamika Permintaan Beras di Kabupaten Sukoharjo