Dinamika Permintaan Beras di Kabupaten Sukoharjo

commit to user 92 Penurunan penawaran beras yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010, yaitu beras yang ditawarkan menurun sebanyak 15,83 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 terjadi serangan hama wereng secara besar-besaran yang menyebabkan sebagian besar petani mengalami gagal panen. Dari luas tanam sebesar 51.748 ha, luas lahan yang mengalami puso sebesar 2.304 ha. Produktivitas padi juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu hanya 57,97 kuha.

2. Dinamika Permintaan Beras di Kabupaten Sukoharjo

Data yang digunakan untuk peramalan permintaan beras adalah data permintaan beras tahun sebelumnya yang diperoleh dengan pendekatan konsumsi. Priode data yang dipakai adalah 17 tahun, yaitu tahun 1994 – 2010. Berbeda dengan data penawaran, data permintaan beras hanya tersaji dalam bentuk data tahunan dan tidak terdapat data kuartalan. Berdasarkan informasi dari Badan Ketahanan Pangan BKP Kabupaten Sukoharjo, permintaan atau konsumsi beras dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jumlah konsumsi per jiwa per tahun. Jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo setiap tahun mengalami peningkatan sehingga permintaan beras juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah penduduk tersebut kemudian dikalikan dengan angka konversi konsumsi tahunan beras untuk memperoleh permintaan tahunan beras. Angka konversi konsumsi yang digunakan mengacu pada Neraca Bahan Makanan NBM, yaitu 92,87 kgjiwatahun untuk periode tahun 1994 – 2008 dan 83,93 kgjiwatahun commit to user 93 untuk periode tahun 2009 – 2010. Berikut adalah data jumlah penduduk dan permintaan tahunan beras di Kabupaten Sukoharjo. Tabel 12. Jumlah Penduduk dan Permintaan Tahunan Beras di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1994 – 2010 Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Permintaan Beras Ton 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 720.892 734.554 747.301 760.703 768.421 776.107 788.326 795.680 802.502 808.811 815.089 821.213 826.289 831.613 837.279 843.127 849.016 66.949,24 68.218,03 69.401,84 70.646,49 71.363,26 72.077,06 73.211,84 73.894,80 74.528,36 75.114,28 75.697,32 76.266,05 76.737,46 77.231,90 77.758,10 70.763,65 71.257,91 Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2010 Data permintaan tahunan beras menunjukkan pola yang meningkat dan linier. Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya menyebabkan permintaan juga mengalami peningkatan. Karena jumlah penduduk yang banyak juga memerlukan kebutuhan bahan pangan yang banyak pula. Selain itu, faktor konversi yang sama juga menjadi penyebab data permintaan tahunan menunjukkan pola yang linier. Pada tahun 2009 jumlah permintaan beras mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena angka konversi yang digunakan pada tahun 2009-2010 lebih kecil dibandingkan angka konversi tahun 1994-2008. commit to user 94 Angka konversi konsumsi menunjukkan tingkat konsumsi beras per jiwa per kg per tahun. Pada tahun 2009-2010 tingkat konsumsi beras mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu hanya sebesar 83,93 kgjiwatahun. Penurunan tingkat konsumsi ini disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah tingkat pengetahuan dan diversifikasi pangan. Kemajuan teknologi menjadi pendorong perubahan pola pikir dan perkembangan tingkat pengetahuan masyarakat. Jika dahulu ketika mengkonsumsi pangan masyarakat hanya mementingkan kuantitas saja tanpa memperhatikan kualitas, maka dengan pengetahuan yang semakin bertambah menjadikan masyarakat sadar tentang arti kesehatan. Trend yang terjadi sekarang ini adalah masyarakat sudah mulai memperhatikan kualitas dari bahan pangan yang dikonsumsi. Keseimbangan antara karbohidrat, protein, vitamin dan mineral pada makanan lebih diperhatikan. Beras sebagai sumber karbohidrat, jumlah konsumsinya dikurangi dan lebih meningkatkan konsumsi protein dan vitamin sebagai asupan gizi. Selain tingkat pengetahuan, diversifikasi pangan juga menyebabkan berkurangnya konsumsi beras sebagai bahan pangan utama. Tersedianya bahan pangan lokal, seperti ubi, jagung, garut, dan singkong dapat mengurangi tingkat ketergantungan konsumsi beras. Apalagi penggunaan bahan pangan lokal tersebut mendapat dukungan dari pemerintah daerah melalui Badan Ketahanan Pangan. Salah satu program Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Sukoharjo adalah meningkatkan penggunaan bahan pangan lokal sebagai bahan pangan utama selain beras. Melalui program commit to user 95 tersebut diharapkan tingkat ketergantungan konsumsi beras menurun dan konsumsi bahan pangan lokal lebih meningkat.

B. Model ARIMA Penawaran dan Permintaan Tahunan Beras di Kabupaten