commit to user 119
beras di Kabupaten Sukoharjo. Hal yang sama juga terjadi pada periode tahun 2001. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya juga lebih besar
dari 0,01 dan 0,05 sehingga tidak signifikan. Pada  hasil  Chow  Breakpoint  Test  periode  tahun  2000,  dapat  dilihat
bahwa  pada  tingkat  signifikansi  99,  nilai  probabilitasnya  tidak  signifikan. Sedangkan  pada  tingkat  signifikansi  95,  nilai  probabilitasnya  sudah
signifikan  karena  nilainya  lebih  kecil  dari  0,05.  Berdasarkan  kondisi  tersebut maka disimpulkan bahwa periode tahun 2000 memberikan pengaruh structural
break  terhadap  data  penawaran  dan  permintaan  tahunan  beras  di  Kabupaten Sukoharjo.  Dengan  demikian,  variabel  dummy  sebelum  pelaksanaan  otonomi
daerah nilainya 0 untuk periode tahun 1994 – 1999, sedangkan variabel dummy setelah  pelaksanaan  otonomi  daerah  nilainya  1  untuk  periode  tahun  2000  –
2010.
D. Model Persamaan Simultan
Pada  kondisi  keseimbangan  pasar,  penawaran  akan  sama  dengan permintaan.  Berdasarkan  kondisi  ini  maka  model  ARIMA  terbaik  yang  telah
ditetapkan  pada  tahap  sebelumnya  akan  disimultankan.  Karena  pada dasarnya penawaran  dan  permintaan  saling  mempengaruhi.  Pada  model  persamaan
simultan  ini  juga  ditambahkan  variabel  dummy  sesuai  dengan  hasil  uji  Chow Breakpoint Test, untuk menguji pengaruh otonomi daerah terhadap penawaran
dan permintaan tahunan beras secara bersama-sama. Pada  pembahasan  sebelumnya  telah  dijelaskan  bahwa  data  penawaran
tahunan  beras  cenderung  berfluktuasi,  setiap  tahunnya  bisa  terjadi  penurunan
commit to user 120
atau peningkatan. Fluktuasi tersebut disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah iklim, gangguan hama dan penyakit, varietas benih, dan teknologi yang
digunakan. Budidaya tanaman padi sangat tergantung pada kondisi  iklim. Jika kondisi  iklim tidak mendukung dan terjadi serangan hama, bisa menyebabkan
penurunan hasil produksi. Selain itu adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan  perumahan  dan  industri  juga  dapat  mengurangi  hasil  produksi  padi.
Karena  berbagai  hal  itulah,  setiap  tahunnya  hasil  produksi  padi  cenderung berfluktuasi.
Berkebalikan  dengan  data  penawaran,  data  permintaan  tahunan  beras cenderung membentuk pola yang linier, yaitu terjadi peningkatan dari tahun ke
tahun. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah penduduk yang semakin meningkat juga memerlukan
kebutuhan pangan yang semakin meningkat pula.  Trend yang terjadi sekarang ini  adalah  produk  pangan  alternatif  pengganti  beras  semakin  banyak,  seperti
misalnya mie, gandum, roti, atau oatmeal. Meskipun demikian, pola konsumsi pangan  masyarakat  Kabupaten  Sukoharjo  masih  menggunakan  beras  sebagai
sumber  bahan pangan pokok.  Data  permintaan  tahunan  beras  yang  cenderung linier  tersebut  menjadi  pertimbangan  untuk  menggunakan  data  permintaan
tahunan  beras sebagai  variabel  eksogen  dalam  penawaran  tahunan beras  pada model  persamaan  simultan.  Dengan  demikian  data  series  permintaan  tahunan
beras  hasil  dari  ARIMA  terbaik  yaitu  ARIMA  2,2,1  digunakan  sebagai varibel eksogen pada model persamaan simultan.
commit to user 121
Model  penawaran  tahunan  beras  ARIMA  0,1,1  yang  digunakan  untuk model persamaan simultan bentuk matematisnya adalah :
蟨 2737,831 963,6575D
t
e
t
2,232999 e
t 1
Model permintaan tahunan beras ARIMA 2,2,1 yang digunakan untuk model persamaan simultan bentuk matematisnya adalah :
蟨 138,6088 271,3554D
0,883620Y 0,828042Y
e 2,526681 e
Model  penawaran  dan  permintaan  tahunan  beras  tersebut  kemudian disimultankan  pada  kondisi  keseimbangan  pasar,  dimana  penawaran  sama
dengan permintaan, yaitu : 蟨
蟨
Pada  model  persamaan  simultan  ini  variabel  yang  dimasukkan  dalam model adalah penawaran tahunan beras differencing orde satu, variabel dummy
otonomi  daerah  dan  permintaan  tahunan  beras  ARIMA  2,2,1.  Model persamaan  simultan  ini  terdiri  dari  variabel  endogen,  dan  variabel  eksogen.
Variabel  endogen  adalah  variabel  dependen  yang  nilainya  ditentukan  dalam sistem  persamaan,  pada  persamaan  simultan  ini  adalah  variabel  penawaran
tahunan  beras.  Variabel  eksogen  adalah  variabel  independen  yang  nilainya ditentukan  di  luar  sistem  persamaan,  pada  persamaan  simultan  ini  meliputi
variabel  dummy  dan  permintaan  tahunan  beras  ARIMA  2,2,1.  Estimasi model  persamaan  simultan  penawaran  dan  permintaan  tahunan  beras  diolah
commit to user 122
dengan  menggunakan  program  Eviews  5.1  dengan  hasil  estimasi  sebagai berikut :
Tabel 22.  Hasil  Estimasi  Model  Persamaan  Simultan  Penawaran  dan Permintaan Tahunan Beras di Kabupaten Sukoharjo
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob.
C
ns
-2619.691 15371.18
-0.170429 0.8684
-DEMAND221 3.052542
1.638401 1.863123
0.0953 +DUMMY
ns
3126.712 15599.38
0.200438 0.8456
MA1 -0.913356
0.177961 -5.132332
0.0006 R-squared
0.644626     Mean dependent var 261.5994
Adjusted R-squared 0.526167     S.D. dependent var
15363.48 S.E. of regression
10575.53     Sum squared resid 1.01E+09
F-statistic 5.462146     Durbin-Watson stat
2.130937 ProbF-statistic
0.020487 Inverted MA Roots
.91 Sumber : Diolah dari Lampiran 9
Keterangan : ns  = non-signifikan
= signifikan pada taraf kepercayaan 90 = signifikan pada taraf kepercayaan 99
Hasil  estimasi  menunjukkan  bahwa  nilai  R
2
dan  F-statistic  untuk persamaan  simultan  sudah  tinggi,  dengan  RMSE  sebesar  8.823,807.  Pada
Tabel 22. dapat diketahui bahwa nilai R
2
sebesar 0,644626, yang berarti bahwa 64,4626  variasi  perubahan  variabel  endogen  penawaran  tahunan  beras
dapat  dijelaskan  oleh  variabel  eksogen  yang  digunakan  dalam  model,  yaitu variabel  dummy,  variabel  permintaan  tahunan  beras  ARIMA  2,2,1,  dan
variabel  MA.  Nilai  probabilistik  dari  F-statistic  adalah  0,020487,  nilai probabilistik ini sudah signifikan karena nilainya lebih kecil dari 0,05. Hal  ini
berarti  bahwa  variabel  dummy,  variabel  permintaan  tahunan  beras  ARIMA 2,2,1, dan variabel MA secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
penawaran tahunan beras pada tingkat signifikansi 95.
commit to user 123
Berdasarkan  hasil  uji-t  variabel  dummy,  nilai  probabilistik  t-statistik sebesar 0,8456. Nilai  ini  lebih besar dari  0,05, artinya bahwa variabel dummy
otonomi  daerah  tidak  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  penawaran tahunan  beras  pada  persamaan  simultan.  Hasil  uji-t  variabel  permintaan
tahunan  beras  ARIMA  2,2,1,  dapat  diketahui  bahwa  nilai  probabilitas  t- statistiknya  adalah  0,0953.  Nilai  ini  signifikan  pada  tingkat  signifikansi  90.
Hal  ini  berarti  bahwa  variabel  permintaan  tahunan  beras  ARIMA  2,2,1 berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  penawaran  tahunan  beras.  Koefisien
permintaan ARIMA 2,2,1 sebesar 3,052542, artinya jika permintaan tahunan beras  dengan  model  ARIMA  2,2,1  bertambah  1  satuan  maka  penawaran
tahunan beras akan meningkat sebesar 3,052542 satuan. Pada hasil uji-t variabel MA1 dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
t-statistik  variabel  MA1  adalah  0,0006.  Nilai  ini  lebih  kecil  dari  0,01,  yang berarti  bahwa  variabel  MA1  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap
penawaran  tahunan  beras.  MA1  berarti  bahwa  penawaran  tahunan  beras sekarang  dipengaruhi  oleh  dinamika  penawaran  tahunan  beras  satu  tahun
sebelumnya. Koefisien MA1 sebesar -0,913356, artinya bahwa jika dinamika penawaran  tahunan  beras  bertambah  1  satuan  maka  akan  menurunkan
penawaran tahunan beras di Kabupaten Sukoharjo sebesar 0,913356 satuan.
E. Peramalan Penawaran dan Permintaan Beras