commit to user 18
yang  cukup,  mutu  yang  baik,  aman  dikonsumsi,  dan  mudah  diperoleh dengan  harga  yang  terjangkau  oleh  seluruh  lapisan  masyarakat.  Oleh
karena  itu,  sasaran  pembangunan  pertanian  adalah  memantapkan  neraca ketersediaan beras Nurmalina, 2008: 48.
2. Otonomi Daerah
Undang-Undang  Nomor  5  Tahun  1999  tentang  Pemerintah  Daerah telah  membuka  saluran  baru  bagi  pemerintah  propinsi  dan  kabupaten
untuk  mengambil  tanggung  jawab  yang  lebih  besar  dalam  pelayanan umum kepada masyarakat setempat, untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri.  Untuk menjamin proses desentralisasi berlangsung dan berkesinambungan, pada prinsipnya acuan dasar dari otonomi daerah telah
diwujudkan melalui  Undang-Undang nomor 22  Tahun 1999 dan  Undang- Undang  Nomor  25  Tahun  1999,  serta  Peraturan  Pemerintah  Nomor  25
Tahun  2000,  Peraturan  Pemerintah  Nomor  84  Tahun  2000,  selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 104, 105, 106, 107, 108, 109, dan 110 Tahun
2000 dan ketentuan lainnya yang relevan Widjaja, 2004: 1-2. Pemberlakuan  UU  N.  22  Tahun  1999  tentang  Pemerintah  Daerah
atau lebih akrab degan sebutan otonomi, adalah salah satu hasil  reformasi politik  dan  pemerintahan  di  Indonesia  sebagai  dampak  krisis  ekonomi
yang  begitu  hebat.  Undang-Undang  ini  memberikan  banyak  kewenangan kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri kecuali di sektor-
sektor agama, pertahanan dan keamanan, politik  luar negeri, moneter dan kehakiman.  Di  laur  kelima  sektor  tersebut  sepenuhnya  menjadi  hak  dan
commit to user 19
tanggung jawab daerah. Dengan kewenangan ini, Pemerintah Daerah dapat merekayasa pembangunan sesuai kebutuhan dan kapasitas sumberdayanya
tanpa  harus menunggu  ijin  dari  Pemerintah  Pusat.  Pada  pasal  10  1  UU No.  221999  disebutkan  daerah  berwenang  mengelola  sumber  daya
nasional yang tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian  lingkungan  sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan.
Selanjutnya  pasal  11  2  menyebutkan  bahwa  bidang  pemerintahan  yang wajib  dilaksanakan  oleh  daerah  kabupaten  dan  daerah  kota  meliputi
pekerjaan  umum,  kesehatan,  pendidikan  dan  kebudayaan,  pertanian, perhubungan,  industri  dan  perdagangan,  penanaman  modal.  Lingkungan
hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja Sudantoko, 2003: 33-34. Otonomi  daerah  merupakan  fenomena  politis  yang  sangat
dibutuhkan  dalam  era  globalisasi  dan  demokrasi,  apalagi  jika  dikaitkan dengan  tantangan  masa  depan  memasuki  era  perdagangan  bebas  yang
antara  lain  ditandai  dengan  tumbuhnya  berbagai  bentuk  kerja  sama regional,  perubahan  pola  atau  sistem  informasi  global.  Melalui  otonomi
daerah  diharapkan  daerah  akan  lebih  mandiri  dalam  menentukan  seluruh kegiatannya dan pemerintah pusat diharapkan tidak terlalu aktif mengatur
daerah.  Pemerintah  daerah  diharapkan  mampu  memainkan  peranannya dalam  membuka  peluang  memajukan  daerah  dengan  melakukan
identifikasi potensi
sumber-sumber pendapatannya  dan  mampu
menetapkan  belanja  daerah  secara  ekonomi  yang  wajar,  efisien,  efektif, termasuk
kemampuan perangkat
daerah meningkatkan
kinerja,
commit to user 20
mempertanggungjawabkan  kepada  pemerintah  atasannya  maupun  kepada publikmasyarakat Widjaja, 2004: 7.
Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan  dengan  lebih  memperhatikan  aspek-aspek  hubungan  antar
susunan  pemerintahan  dan  atau  pemerintahan  daerah,  potensi  dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan
memberikan  kewenangan  yang  seluas-luasnya  kepada  daerah  disertai dengan pemberian  hak  dan  kewajiban  menyelenggarakan  otonomi  daerah
dalam  kesatuan  sistem  pengelenggaraan  Pemerintahan  Negara.  Dalam kenyataannya, Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tidak sesuai dengan
perkembangan  keadaan  ketatanegaraan  dan  tuntutan  penyelenggaraan otonomi  daerah,  perlu  diganti  direvisi  dan  kemudian  disahkan  Undang-
Undang  yang  baru yaitu  Undang-Undang  Nomor  32  Tahun  2004  tentang Pemerintahan  Daerah  LNRI  Tahun  2004  Nomor  125,  TLNRI  Nomor
4437 Widjaja, 2007: 37.
3. Permintaan