Undang-undang Pertambangan No. 42009 lanjutan

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014 Dan 2013 Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2014 And 2013 Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated 85

37. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING lanjutan

37. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS continued Entitas Anak lanjutan Subsidiaries continued DS lanjutan DS continued

d. Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah

Mineral lanjutan d. Regulations on Domestic Value-Add Minerals continued PerMen No. 12014 telah diterbitkan oleh KESDM sebagai perubahan ketiga dari PerMen No. 72012. Sehubungan dengan larangan ekspor yang diberlakukan melalui PerMen No. 72012, PerMen No 12014 mengenai perpanjangan batas waktu ekspor mineral sampai dengan 2017. PerMen No. 12014 juga menetapkan jumlah minimum pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri. PerMen Regulation No. 12014 has been issued by KESDM as third amendment of PerMen No.72012. Contrary to the export ban enforced by PerMen No. 72012, PerMen No. 12014 extends the deadline of export of mineral until 2017. PerMen No. 12014 also stipulates the minimum amount of domestic mineral processing and refining. Pada tanggal yang sama, Menteri Keuangan juga menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 62014 yang menetapkan bea keluar progresif atas ekspor mineral mentah. Bea keluar ekspor yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan adalah sebesar 25 untuk tembaga dan 20 untuk jenis mineral mentah lainnya. Bea keluar ekspor akan semakin meningkat hingga tarif tertinggi 60 pada semester kedua tahun 2016 untuk semua jenis mineral yang diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan larangan total ekspor mineral mentah pada tahun 2017. At the same date, Minister of Finance also issued MOF Regulation No. 62014 which stipulates the progressive raw mineral export duties. The export duties stipulated in MOF regulation are 25 for copper and 20 for other types of raw mineral. The export duties will be progressively increased up to the highest tariff of 60 in second semester of 2016 for all types of mineral regulated by Ministry of Energy and Mineral Resources, and total ban of raw mineral export in 2017. Berdasarkan peraturan tersebut Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUP-Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri, Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUP- Operasi Produksi ke luar negeri tersebut, yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan pemurnian di dalam negeri, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. Under the regulation, the work contract holders and Production Operation-IUP are required to process the results of mining and refining in the country, the work contract holders and Production Operation-IUP to foreign countries, which metallic mineral mining operations and had engaged in domestic refining, can make sales abroad in a certain amount. Untuk dapat mematuhi peraturan-peraturan tersebut diatas lihat Catatan 37a-d, Kelompok Usaha terus memonitor perkembangan peraturan- peraturan tersebut dan menganalisa dampak dari peraturan tersebut, jika ada, terhadap operasinya. In order to be in compliance with those regulations above see Notes 37a-d, the Group is closely monitoring their progress and keeps analyzing their impact, if any, on its operations.