SEGMENT INFORMATION Financial Statements PT SMRU Tbk – 31 December 2014

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014 Dan 2013 Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2014 And 2013 Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated 83

37. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING lanjutan

37. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS continued Entitas Anak lanjutan Subsidiaries continued DS lanjutan DS continued

d. Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah

Mineral lanjutan d. Regulations on Domestic Value-Add Minerals continued Berdasarkan PP No. 23 dan PerMen No. 72012, logam mineral tertentu, dianggap sebagai komoditas pertambangan yang nilainya dapat meningkat melalui proses pengolahan danatau kegiatan pemurnian. Dengan demikian, hasil tambang harus diproses danatau dimurnikan didalam negeri sesuai dengan batasan minimum yang ditetapkan dalam PerMen No. 72012. Pursuant to PP No. 23 and PerMen No. 72012, certain metal minerals, are regarded as mining commodities, the value of which can be increased through processing andor refining activities. As such, mining result must be processed andor refined within the country in accordance with the minimum threshold provided in PerMen No. 72012. PerMen No. 72012 juga melarang perusahaan pertambangan untuk menjual bijih mineral keluar negeri mulai tanggal 6 Mei 2012 dan mewajibkan pemegang IUP operasi produksi yang telah berproduksi sebelum tanggal berlakunya PerMen No. 72012 untuk melakukan penyesuaian rencana batasan minimum pengolahan dan pemurnian. PerMen No. 72012 also regulates the prohibition for mining companies to export mineral ores since May 6, 2012 and for holders of operation and production mining rights who are already in production stage before the effective date of PerMen No. 72012 to make adjustments regarding the minimum plan of processing and refinery. Pemegang IUP yang telah melakukan produksi sebelum Peraturan ini diterbitkan diwajibkan untuk: IUP holders that have been producing prior to the issuance of the regulation must: a. melakukan penyesuaian terhadap batasan minimum pengolahan danatau pemurnian sesuai dengan batas yang ditentukan diatas dalam waktu 5 tahun setelah UU Minerba 2009 dikeluarkan; dan a. make adjustment to the processing andor refining minimum threshold plan to be in accordance with the limit set out above within 5 years of the issuance of the 2009 UU Minerba; and b. menyampaikan laporan berkala mengenai penyesuaian terhadap batasan minimum pengolahan danatau pemurnian kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara untuk evaluasi. b. submit periodic reports on the development of the adjustment to the processing andor refining minimum limit plan to the Director General of Minerals and Coal for evaluation. Dalam hal pemegang IUP tidak dapat membuat penyesuaian tersebut di atas atau tidak dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain, mereka harus berkonsultasi dengan Direktur Jenderal. In the event that IUP holders cannot make the above-mentioned adjustment or cannot do so through cooperation with other parties, they must consult with the Director General. Pada tanggal 11 Mei 2012, KESDM menerbitkan Peraturan No. 11 Tahun 2012 ”PerMen No. 112012” yang merupakan amandemen atas PerMen No. 72012. On May 11, 2012, Regulation No. 11 Year 2012 “PerMen No.112012” was issued by the KESDM to amend PerMen No. 72012. PerMen No. 112012 ini menegaskan bahwa pemegang IUP dan IPR dapat melakukan ekspor bijihbahan mentah setelah memperoleh rekomendasi dari KESDM, apabila telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan, dan akan dikenakan Bea Keluar berdasarkan Harga Patokan Ekspor. Direktur Jenderal telah menerbitkan peraturan-peraturan tertentu terkait dengan implementasi PerMen No. 112012 ini. Under this PerMen No.112012, IUP and IPR holders may export oreraw materials after obtaining recommendation from the KESDM, subject to certain requirements being fulfilled by the IUP and IPR holders, and will be subjected to Export Duty based on Export Standard Prices. Certain Director General regulations have been issued regarding the implementation of PerMen No. 112012. PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014 Dan 2013 Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2014 And 2013 Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated 84

37. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING lanjutan

37. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS continued Entitas Anak lanjutan Subsidiaries continued DS lanjutan DS continued

d. Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah

Mineral lanjutan d. Regulations on Domestic Value-Add Minerals continued Pemerintah Republik Indonesia juga telah menerbitkan peraturan-peraturan terkait Bea Keluar, yaitu, antara lain, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 29M- DAGPER52012 tanggal 7 Mei 2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 33M-DAGPER52012 tanggal 28 Mei 2012 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 34M- DAGPER52012 Tanggal 28 Mei 2012 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar, Peraturan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara No. 574.K30DJB2012 tanggal 11 Mei 2012 tentang Ketentuan Tata Cara dan Persyaratan Rekomendasi Ekspor Produk Pertambangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.75PMK.0112012 tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. The Government of the Republic of Indonesia also has issued an Export Duty regulations package consisting of, among others, the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Regulation No. 29M-DAGPER52012 dated May 7, 2012 on Mineral Export Regulation, the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Regulation No. 33M-DAGPER52012 dated May 28, 2012 on Procedures to Stipulate Benchmark Prices of Mining Products which are Subject to Export Duty, the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Regulation No. 34M-DAGPER52012 dated May 28, 2012 on Stipulation of Benchmark Prices of Mining Products which are Subject to Export Duty, Director General of Minerals and Coal Regulation No. 574.K30DJB2012 dated May 11, 2012 on Procedures and Requirements for Mining Product Export Recommendation, and Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No. 75PMK.0112012 dated May 16, 2012 on Stipulation of Export Products which are Subject to Export Duty and Tariff. Manajemen berpendapat bahwa secara keseluruhan peraturan-peraturan ini belum berdampak terhadap operasi DS. Management believes that these regulations not affected DS’s operations. Pada tanggal 11 Januari 2014, Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan revisi peraturan pelarangan ekspor mineral mentah. Peraturan Pemerintah Nomor 12014 telah diterbitkan sebagai perubahan kedua atas Peraturan Nomor 232010 tentang “Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara”. Peraturan Nomor 12014 menetapkan bahwa pemegang Kontrak Pengerjaan dalam tahapan pemurnian dan Pemegang Izin Produksi Pertambangan dalam tahapan produksi diperbolehkan untuk mengekspor mineral dalam jumlah tertentu, di mana jumlah tersebut akan diatur dalam Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. On January 11, 2014, the Indonesian Government had finalized the revision of regulations banning export of raw minerals. Government Regulation No. 12014 has been issued as second amendment of Regulation No. 232010 on “Implementation of Coal and Mineral Mining Business”. Regulation No. 12014 stipulates that holders of Contract of Works in refining phase and holders of Mining Production License in processing phase are allowed to export mineral in certain amount, in which the amount will be stipulated in Minister of Energy and Mineral Resources.