PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2014 Dan 2013 Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan
lain
PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2014 And 2013
Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
lanjutan 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian lanjutan
a. Basis
of Preparation of Consolidated
Financial Statements continued Pencabutan dan Penerbitan Standar Akuntansi
Keuangan Revocation and Issuance of Financial
Accounting Standards Berikut ini adalah ISAK baru dan Pencabutan
PSAK PPSAK yang wajib berlaku untuk periode pelaporan yang dimulai sejak tanggal
1 Januari 2014: Below are the new ISAK and Revocation of
PSAK PPSAK which are mandatory for the first time for the financial period beginning
January 1, 2014:
• ISAK No. 27 tentang “Pengalihan Aset dari Pelanggan”.
• ISAK No. 28 tentang “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”.
• ISAK No. 29 tentang “Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada
Tambang Terbuka”. • PPSAK No. 12 tentang “Pencabutan PSAK
No. 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada
Pertambangan Umum”. • ISAK No. 27 on “Transfer of Assets from
Customers”. • ISAK No. 28 on “Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments”. • ISAK No. 29 on “Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mine”. • PPSAK No. 12 on “Revocation of PSAK
No. 33: Stripping Activities and Environmental Management in General
Mining”.
Sehubungan dengan penerapan pertama kali ISAK No. 29 di atas, entitas diwajibkan untuk
mengakui aset pengupasan lapisan tanah ke saldo laba awal dari periode sajian yang paling
awal apabila aset tersebut ternyata tidak dapat diatribusikan atas komponen badan bijih yang
teridentifikasi. ISAK ini juga mengharuskan entitas yang selama ini mengalokasikan biaya
pengupasan lapisan tanah sebagai bagian dari beban produksi untuk meninjau ulang dasar
pengalokasiannya dan mengkapitalisasi bagian dari beban tersebut.
In accordance with the initial implementation of ISAK No. 29, mining entities are required to
write-off existing stripping assets to opening retained earnings at the beginning of earliest
period presented if the assets cannot be attributed to an identifiable component of an
ore body. The interpretation also requires entities that presently allocate their stripping
costs as a production cost to revisit their approach and capitalize a portion of their
costs.
Pada tanggal 1 Januari 2014, Kelompok Usaha tidak memiliki saldo aset pengupasan lapisan
tanah dan dengan demikian penerapan ISAK No. 29 di atas tidak memiliki dampak yang
material terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan di dalam laporan keuangan konsolidasian untuk
periode berjalan maupun periode-periode sebelumnya. Namun demikian, efektif 1 Januari
2014, Perusahaan telah merubah kebijakan akuntansinya untuk menyesuaikan dengan
ketentuan transisi dari ISAK No. 29 tersebut. As of January 1, 2014, the Group did not
recognize any deferred stripping asset in its consolidated financial statements. Therefore,
the implementation of ISAK No. 29 has no material impact on the amounts reported on
the consolidated financial statements for the current or prior reporting periods. However,
the implementation of ISAK No. 29 resulted to a change in the Company’s accounting policy
in accordance with the transitional provision of the interpretation effective January 1, 2014.
Kelompok Usaha juga telah mengevaluasi bahwa penerbitan ISAK baru lain dan PPSAK di atas
tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian secara
keseluruhan. The Group has also evaluated the impact of
the other new ISAK and PPSAK to be immaterial on the consolidated financial
statements.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2014 Dan 2013 Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan
lain
PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2014 And 2013
Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
lanjutan 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
b. Dasar Konsolidasi b.
Basis of Consolidation
Entitas anak adalah seluruh entitas termasuk entitas bertujuan khusus di mana Kelompok
Usaha memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya,
biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak
suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai
apakah Kelompok Usaha mengendalikan entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh
sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak
dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian.
Subsidiaries are all entities including special purpose entities over which the Group has the
power to govern the financial and operating policies generally accompanying
a shareholding of more than one half of the
voting rights. The existence and effect of potential voting rights that are currently
exercisable or convertible are considered when assessing whether the Group controls
another entity. Subsidiaries are fully consolidated from the date on which control is
transferred to the Company. They are deconsolidated from the date on which that
control ceases.
Seluruh transaksi signifikan antar entitas dan saldo akun, termasuk keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi telah dieliminasi. Kebijakan akuntansi Entitas Anak diubah jika
diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi Kelompok
Usaha. All significant intercompany transactions and
accounts balances, including unrealized gains or losses, have been eliminated. Accounting
policies of Subsidiaries have been changed where necessary to ensure consistency with
the policies adopted by the Group.
Kepentingan nonpengendali NCI merupakan bagian dari laba atau rugi dan aset neto Entitas
Anak yang tidak diatribusikan secara langsung atau tidak langsung kepada Entitas Induk, yang
disajikan secara terpisah masing-masing dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan
sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, yang disajikan secara
terpisah dalam bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan induk.
Non-controlling interests NCI represents the portion of the profit or loss and net assets of
the subsidiaries not attributable, directly or indirectly, to owners of the Company, which
are presented separately in the consolidated statement of comprehensive income and under
the equity section of the consolidated statement of financial position, respectively,
separately from the corresponding portion attributable to the owners of the parent
company.
Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki sepenuhnya diatribusikan pada kepentingan nonpengendali
bahkan jika itu mengakibatkan saldo defisit. Losses of a non-wholly owned Subsidiary are
attributed to the NCI even if that results in a deficit balance.
Kelompok Usaha memperlakukan transaksi
dengan kepentingan nonpengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Kelompok
Usaha. Untuk pembelian dari kepentingan nonpengendali, selisih antara nilai wajar imbalan
yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas jumlah tercatat aset neto Entitas Anak dicatat
pada ekuitas.
Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga
dicatat pada ekuitas. The Group treats transactions with non-
controlling interests as transactions with equity owners of the Group. For purchases from non-
controlling interests, the difference between any consideration paid and the relevant share
acquired of the carrying amount of net assets of the Subsidiary is recorded in equity. Gains
or losses on disposals to non-controlling interests are also recorded in equity.
Ketika Kelompok Usaha tidak lagi memiliki pengendalian
atau pengaruh signifikan,
kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan
perubahan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi. Jumlah tercatat awal adalah sebesar nilai wajar
untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas
asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. When the Group ceases to have control or
significant influence, any retained interest in the entity is remeasured to its fair value, with
the change in carrying amount recognized in profit or loss. The fair value is the initial
carrying amount for the purposes of subsequently accounting for the retained
interest as an associate, joint venture or financial asset.