FINANCIAL INSTRUMENTS Financial Statements PT SMRU Tbk – 31 December 2014

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014 Dan 2013 Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2014 And 2013 Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated 79

35. MANAJEMEN

TERHADAP RISIKO KEUANGAN lanjutan 35. MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK continued c. Risiko Likuiditas lanjutan c. Liquidity Risk continued 2014 Lebih dari Kurang dari 2 tahun 1 tahun Less 1 – 2 tahun More than Bunga Jumlah than 1 year 1 – 2 years 2 years Interest Total Hutang bank Short-term jangka pendek 1.522.875 - - 22.875 1.500.000 bank loan Trade Hutang usaha - payables - pihak ketiga 7.790.888 - - - 7.790.888 third parties Hutang lain-lain 784.629 - - - 784.629 Other payables Beban masih harus Accrued dibayar 759.314 - - - 759.314 expenses Hutang bank Long term jangka panjang 17.230.570 44.330.000 - 6.427.234 55.133.336 bank loan Obligation Hutang sewa under finance pembiayaan 5.699.747 14.276.329 6.511.426 1.930.756 24.556.746 lease Jumlah 33.788.023 58.606.329 6.511.426 8.380.865 90.524.913 Total 2013 Lebih dari Kurang dari 2 tahun 1 tahun Less 1 – 2 tahun More than Bunga Jumlah than 1 year 1 – 2 years 2 years Interest Total Trade Hutang usaha - payables - pihak ketiga 62.431 - - - 62.431 third parties Hutang lain-lain 2.093 - - - 2.093 Other payables Beban masih harus Accrued dibayar 219.478 - - - 219.478 expenses Obligation Hutang sewa under finance pembiayaan 314.947 - - 14.246 300.701 lease Consumer Hutang pembiayaan finance konsumen 278.889 810 - 13.645 266.054 payable Jumlah 877.838 810 - 27.891 850.757 Total

36. INFORMASI SEGMEN

36. SEGMENT INFORMATION

Segmen usaha dilaporkan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang dipersiapkan untuk pembuat keputusan operasional. Pembuat keputusan operasi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Operating segments are reported in a manner consistent with the internal reporting provided to the chief operating decision maker. The chief operating decision maker is responsible for allocating resources and assessing performance of the operating segments. Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. Segment revenue, expenses, results, assets and liabilities include items directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment. They are determined before intragroup balances and intra- group transactions are eliminated. PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014 Dan 2013 Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2014 And 2013 Expressed in United States Dollar, unless otherwise stated 80

36. INFORMASI SEGMEN lanjutan

36. SEGMENT INFORMATION continued

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Kelompok Usaha mengklasifikasikan pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitasnya ke dalam satu segmen, yaitu segmen jasa penambangan pada 31 Desember 2014 dan penjualan mangan pada 31 Desember 2013; sehingga tidak disajikan catatan tersendiri mengenai informasi segmen. As of December 31, 2014 and 2013, the Group classifies its revenue, expenses, results, assets and liabilities under 1 one segment, namely mining service as of December 31, 2014 and sales of manganese as of December 31, 2013; therefore, no separate disclosure regarding segment information is presented.

37. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING

37. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS Entitas Anak Subsidiaries DS DS a. Undang-undang Pertambangan No. 42009 a. Mining Law No. 42009 Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru “Undang-Undang Pertambangan”, yang telah disahkan oleh Presiden pada tanggal 12 Januari 2009 dan menjadi UU No. 42009. Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Pertambanga tersebut, seluruh entitas anak yang bergerak di bidang penambangan batubara telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan “IUP”. On 16 December 2008, the House of Representatives passed a new Law on Minerals and Coal Mining, which received the assent of the President on 12 January 2009, becoming Law No. 42009 the “Mining Law”. In accordance with the Mining Law, all subsidiaries engaged in coal mining have obtained a Mining Business Permit “IUP”. Pada tanggal 1 Februari 2010, Presiden Republik Indonesia menandatangani dua peraturan pelaksanaan untuk Undang-Undan Pertambangan tersebut, yaitu PP No. 222010 dan No. 232010. On 1 February 2010, the President of the Republic of Indonesia signed two implementing regulations for the Mining Law, i.e. GR No. 222010 and GR No. 232010. PP No. 222010 mengatur tentang pembentukan area pertambangan di Indonesia. PP No. 232010 menjelaskan lebih detil beragam tipe perizinan pertambangan yang ada sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Pertambangan ini, dan menjelaskan syarat dan kondisi dasar yang harus dipenuhi oleh pihak yang mengajukan maupun pihak berwenang yang mengeluarkan izin pertambangan. GR No. 222010 deals with the establishment of mining areas in Indonesia. GR No. 232010 offers further details of different types of mining licenses which may be made available under this Mining Law, and sets out the basic terms and conditions which need to be satisfied by license applicants and issuing authorities. Pada tanggal 21 Februari 2012 dan 11 Januari 2014, Pemerintah Indonesia mengubah PP No. 232010 dengan menerbitkan PP No. 242012 dan PP No.12014, yang mengatur mengenai pengalihan IUP, divestasi dan wilayah pertambangan. On 21 February 2012 and 11 January 2014, the Government of Indonesia amended GR No. 232010 by issuing GR No 242012 and GR No.12014, respectively which regulate the transfer to IUPs, divestment and mining areas.