68
3. Gaya Kognitif
Menurut Keefe W. James 1990: 3 yang dikutip oleh Hamzah B. Uno 2006: 185, ”gaya kognitif merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik
yang berkaitan dengan cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi maupun kebiasan yang berhubungan dengan lingkungan belajar”. Gaya
kognitif merupakan salah satu variabel kondisi belajar yang menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran Joyce Bruce, Marsha Weil
with Calhoun Emily, 2000: 266. Pengetahuan tentang gaya kognitif dibutuhkan untuk merancang dan memodifikasi materi pembelajaran, tujuan pembelajaran
serta metode pembelajaran. Diharapkan dengan adanya interaksi dari gaya kognitif, tujuan, materi serta metode pembelajaran maka hasil belajar siswa dapat
dicapai semaksimal mungkin. Menurut Witkin yang dikutip oleh Hamzah B. Uno 2006: 186, ”gaya
kognitif sebagai ciri khas siswa dalam belajar sedangkan Messich mengemukakan bahwa gaya kognitif merupakan kebiasaan seseorang dalam memproses
informasi”. Sementara Keefe, mengemukakan bahwa gaya kognitif merupakan bagian dari gaya belajar yang menggambarkan kebiasaan berperilaku yang relatif
tetap dalam diri seseorang dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah maupun dalam menyimpan informasi. Di dalam gaya kognitif terdapat suatu cara
yang berbeda untuk melihat, mengenal dan mengorganisasi informasi Woolfok Anita E, 1993: 128. Setiap siswa akan memilih cara yang disukai dalam
memproses dan mengorganisasi informasi sebagai respon terhadap stimulus lingkungannya. Ada siswa yang cepat merespon dan ada pula yang lambat, cara-
69 cara merespon ini berkaitan dengan sikap dan kualitas personal siswa. Menurut
Slameto 2003: 160, ”gaya kognitif dapat dikonsepsikan sebagai sikap, pilihan atau strategi yang secara stabil menentukan cara seseorang dalam menerima,
mengingat, berpikir dan memecahkan masalah”. Gaya kognitif siswa dapat memperlihatkan variasi individu dalam hal perhatian, penerimaan informasi,
memperlihatkan variasi individu dalam hal perhatian, penerimaan informasi, mengingat dan berpikir yang muncul dari diri siswa, sehingga gaya kognitif
terbentuk dnegan cara siswa dalam memproses informasi. Gaya kognitif merupakan bagian dari gaya belajar yang menggambarkan
kebiasaan berperilaku yang relatif tetap dalam diri seseorang dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah maupun dalam menyimpan informasi. Sebagai
karakteristik perilaku gaya kognitif berada pada lintas kemampuan dan kepribadian serta dimanifestasikan pada beberapa aktivitas dan media. Menurut
Woolfok Anita E 1993: 128, ”banyak variasi gaya kognitif yang banyak diminati para pendidik dan membedakan gaya kognitif berdasarkan dimensi 1
perbedaan aspek psikologis yang terdiri dari field independence FI dan field dependence FD; 2 waktu pemahaman konsep yang terdiri dari gaya imulsive
dan gaya reflective”. Menurut Keefe W. James yang dikutip oleh Hamzah B. Uno 2006: 187, ”gaya kognitif dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu gaya dalam
menerima informasi reception style dan gaya dalam pembentukan konsep dan retensi concept formation and retention style”. Gaya dalam menerima informasi
lebih berkaitan dengan persepsi dan analisis data, sedangkan gaya dalam pembentulan konsep dan retensi mengacu pada perumusan hipotesis, pemecahan
70 masalah dan proses ingatan. Dimensi gaya kognitif dalam menerima informasi
meliputi 1 perceptual modality preference, yaitu gaya kognitif yang berkaitan dengan kebiasaan dan kesukaan seseorang dalam menggunakan indranya.
Khususnya kemampuan melihat gerakan secara visual atau spasial, pemahaman auditory atau verbal; 2 field dependence-field independence, yaitu gaya kognitif
yang mencerminkan cara analisis seseorang berinteraksi dengan lingkungan; 3 scanning, yang menggambarkan kecenderungan seseorang dalam menitikberatkan
perhatian pada informasi; 4 strong and weekness automatization, yang merupakan gambaran kapasitas seseorang untuk menampilkan tugas secara
berulang. Dimensi gaya kognitif yang termasuk dalam pembentukan konsep dan retensi terdiri dari dua gaya kognitif yaitu: 1 breath of categorization, yang
berkaitan dnegan kesukaan seseorang dalam menyusun kategori konsep secara luas atau sempit; 2 leveling sharpening, berkaitan dengan perbedaan seseorang
dalam pemrosesan ingatan yaitu kesukaan mengingat dengan menyamakan pada hal-hal yang telah diingat. Gaya kognitif merupakan salah satu karakteristik siswa
yang masuk dalam variabel kondisi pembelajaran, di samping karaktersitik siswa lainnya seperti motivasi, sikap, minat maupun kemampuan berpikir.
Gaya kognitif merupakan bagian dari gaya belajar dan gaya belajar berhubungan dengan gaya kognitif namun berbeda dengan kemampuan
intelektual. Terdapat perbedaan antara kemampuan dan gaya, kemampuan mengacu isi kognisi yang menyatakan macam informasi apa yang telah diproses
dengan langkah bagaimana dan dalam bentuk apa, sedangkan gaya lebih mengacu pada proses kognisi yang menyatakan bagaimanan isi informasi diproses.
71 Peran gaya kognitif dalam proses pembelajaran menentukan keberhasilan
pembelajaran. Seorang siswa yang memiliki gaya kognitif field indepedence, akan mempersepsi suatu permasalahan secara analitis, dapat memisahkan stimuli dalam
konteksnya tetapi persepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks. Individu field indepedence menggunakan faktor-faktor internal sebagai arahan dalam
mengolah informasi dan mengerjakan tugas secara tidak berurutan dan merasa efisien bekerja sendiri. Dalam situasi sosial field dependence lebih tertarik
mengamati kerangka situasi sosial dan pesan verbal. Gaya kognitif merupakan kapabilitas yang berkembang seiring dengan perkembangan kecerdasan. Bagi
siswa, gaya kognitif bersifat mempengaruhi dalam hasil belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, karena pembelajaran merupakan
pola yang di dalamnya tersusun prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. Kedudukan gaya kognitif dalam pembelajaran penting diperhatikan
sebab rancangan pembelajaran yang disusun dengan mempertimbangkan gaya kognitif berarti menyajikan materi pembelajaran yang sesai dengan karakteristik
dan potensi yang dimiliki siswa, karena semua faktor yang mempengaruhi pembelajaran bergerak bersama dalam mencapai kompetensi belajar sejarah.
Dari beberapa definisi mengenai gaya kognitif yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif merupakan suatu perilaku, sikap,
pilihan atau strategi yang secara stabil menentukan cara siswa dalam aktivitas kegiatan belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan, mengingat,
berpikir dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi maupun kebiasan yang berhubungan dengan lingkungan belajar siswa.
72 Bedasarkan pemilahan gaya kognitif di atas, dalam konteks penelitian ini
membedakan gaya kognitif berdasarkan perbedaan aspek psikologis yang terdiri dari field independence dan field dependence. Siswa yang memiliki gaya kognitif
field independence memiliki karakteristik antara lain: 1 memiliki kemampuan dalam menganalisis untuk memisahkan obyek dari lingkungannya; 2 memiliki
kemampuan mengorganisasikan obyek-obyek yang menjadi pengkajiannya; 3 memiliki orientasi interpersonal; 4 memilih profesi bersifat individual 5
mendefinisikan tujuan sendiri; 6 mengutamakan motivasi instrinsik dan penguatan internal. Siswa yang memiliki gaya kognitif field dependence memiliki
karakteristik antara lain: 1 berpikir global; 2 menerima struktur yang sudah ada; 3 memiliki orientasi sosial; 4 memilih profesi yang menekankan
keterampilan sosial; 5 mengikuti tujuan yang sudah ada 6 bekerja dengan motivasi eksternal serta lebih tertarik pada penguatan eksternal. Kedudukan gaya
kognitif dalam proses pembelajaran penting diperhatikan guru sebab rancangan pembelajaran yang disusun dengan mempertimbangkan gaya kognitif berarti
memiliki kemampuan menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki siswa. Perbedaan gaya kognitif field
independence dan field dependence sebagai berikut: Tabel 3. Perbedaan Gaya Kognitif Field Independence dan Field Dependence
Dimensi Type: Field Independence
Type: Field Dependence Pengaruh
lingkungan Kurang
dipengaruhi oleh
lingkungan dan pendidikan masa lampau
Sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
bergantung pendidikan sewaktu kecil
73 Pendidikan
Dididik untuk berdiri sendiri dan mempunyai otonomi atas
tindakannya Dididik
untuk selalu
memperhatikan orang lain
Ingatan Tidak peduli akan norma-
norma Mengingat hal-hal dalam
konteks sosial norma Cara bicara
Berbicara cepat
tanpa menghiraukan daya tangkap
orang lain Bicara lambat agar dapat
dipahami orang lain
Hubungan sosial Kurang
mementingkan hubungan sosial
Mempunyai hubungan
sosial yang luas Bidang psikologi
Lebih sesuai memilih psikologi eksperimental
Lebih cocok
untuk memilih psikologi klinis
Pemilihan jurusan Lebih cepat memilih bidang keahliannya
sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki Lebih sukar memastikan
bidang keahliannya dan sering pindah jurusan
Pemberian petunjuk
Tidak memerlukan petunjuk yang terperinci
Memerlukan petunjuk
yang lebih banyak untuk memahami sesuatu, bahan
hendaknya tersusun
langkah demi langkah Sikap
terhadap kritik
Dapat menerima kritik demi perbaikan
Lebih peka akan kritik dan
perlu mendapat
dorongan, kritik jangan bersifat pribadi
Sumber: S. Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
74
4. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah