145 Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Tukey
No. Sumber Variansi Beda Rata-Rata Nilai Signifikasi
Kesimpulan
1. A1B1 A2B1
1.5505 0.000
Signifikan 2.
A1B1 A1B2 1.7160
0.000 Signifikan
3. A1B1 A2B2
1.9505 0.000
Signifikan 4.
A2B1 A1B2 0.1655
0.925 Tidak Signifikan
5. A2B1 A2B2
0.4000 0.444
Tidak Signifikan 6.
A1B2 A2B2 0.2345
0.814 Tidak Signifikan
Sumber: Olah Data SPSS Serie 15.0 Lampiran 15 Hal 299.
D. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis diatas, berikut ini dikemukakan pembahasan mengenai hasil penelitian.
1. Uji Antar Kelompok Siswa yang Belajar dengan Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Bermedia VCD dan Bermedia LKS.
Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti antara penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia VCD
dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia LKS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran
kontekstual bermedia VCD skor rata-rata kompetensi mata pelajaran sejarah sebesar 7.91, adapun untuk kelompok siswa dengan penggunaan pendekatan
pembelajaran kontekstual bermedia LKS skor rata-rata kompetensi mata pelajaran sejarah sebesar 7.02, hal ini berarti bahwa penerapan pendekatan pembelajaran
146 kontekstual bermedia VCD secara keseluruhan terbukti memberikan pengaruh
yang lebih baik daripada penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia LKS dalam pencapaian kompetensi mata pelajaran sejarah.
Prinsip pembelajaran sejarah menekankan pada pencapaian kompetensi mata pelajaran sejarah yang mencakup kemampuan siswa dalam hal pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku yang dapat ditunjukkan siswa sebagai hasil belajar yang telah dicapai melalui kegiatan belajar sejarah. Proses pembelajaran
kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dnegan kehidupan nyata dan lingkungan di mana
siswa berada dalam kehidupan bermasyarakat. Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan
dengan apa yang dipelajari dalam kelas dengan kehidupan sehari-hari. Dengan memilih konteks secara tepat, maka siswa diarahkan kepada pemikiran agar tidak
hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran dilingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam kehidupan siswa
sehari-hari dan lingkungan masyarakat. Pembelajaran kontekstual dengan menggunakan VCD menjadi semakin
menarik karena pembelajaran lebih mudah disampaikan, materi pelajaran yang dipelajari lebih detail, siswa lebih menguasai materi dan proses pembelajaran
lebih hidup dan terstruktur. Selain media audio visual berupa VCD, media cetak berupa LKS juga dapat menunjang proses pembelajaran sejarah di kelas. Media
pembelajaran LKS berbentuk buku kegiatan siswa yang berisi ringkasan materi untuk mengembangkan materi pembelajaran. Selain itu, LKS juga berisi latihan-
147 latihan soal yang dimaksudkan untuk menguji tingkat penguasaan pemahaman
siswa terhadap materi pembahasan. Pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia VCD dan LKS sama-sama memiliki peran yang berarti dalam
meningkatkan pencapaian kompetensi mata pelajaran sejarah. Namun berdasarkan temuan hasil penelitian ini, penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual
bermedia VCD secara keseluruhan terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik daripada penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia LKS.
2. Uji Antar Kelompok Siswa yang Memiliki Gaya Kognitif Field