44 silang  crosslink  density  dilakukan  sebagai  berikut.  Produk  lateks  karet  alam
dipotong  sedemikian  rupa  hingga  massanya  mencapai  0,2  gram.  Uji  kerapatan sambung silang crosslink density dihitung dengan menggunakan persamaan Flory-
Rehner seperti Persamaan 3.1 berikut ini [44].
 
. .
2 .
1 ln
2
3 1
2 1
r NRL
r r
r C
V V
V V
V M
 
 
 
......................................3.1 Dimana :
2M
C -1
=   densitas sambung silang V
an χ   =   volume molar dan parameter interaksi dari pelarut untuk toluene, V
= 108,5 mol.cm
-3
an  χ = ρ
NRL
=   densitas karet = 0,932 [45]
V
r
adalah fraksi volume karet dalam gel yang membengkak, dihitung dari Persamaan 3.2 berikut ini [44].
sol sol
d d
d d
r
W W
W V
 
 
.........................................3.2 Dimana :
W
d
=  massa awal karet ρ
d
=  densitas karet untuk karet vu kani a i  ρ
d
= 0,9203 g.cm
-3
[45] W
sol
=  massa pelarut yang terserap dalam karet ρ     =  densitas pelarut untuk t  uene  ρ
sol
= 0,87 g.cm
-3
3.6.3  KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR
Sampel  yang  akan  dianalisa  dengan  Fourier  Transform  Infra-Red  FTIR yaitu berupa :
1. bahan penyerasi alkanolamida
2. tepung kulit singkong
3. larutan dispersi tepung kulit singkong dan alkanolamida
4. produk lateks karet alam tanpa pengisi tepung kulit singkong dan tanpa bahan
penyerasi alkanolamida 5.
produk lateks karet alam dengan pengisi tepung kulit singkong tanpa bahan penyerasi alkanolamida
45 6.
produk  lateks  karet  alam  dengan  pengisi  tepung  kulit  singkong  dan  bahan penyerasi alkanolamida
Tujuan  dilakukan  analisa  ini  adalah  untuk  melihat  apakah  ada  atau  tidak terbentuknya  gugus  amida  dalam  bahan  penyerasi  alkanolamida  dan  gugus  baru
dalam produk lateks karet alam dengan tambahan pengisi tepung kulit singkong dan bahan  penyerasi  alkanolamida.  Analisa  Fourier  Transform  Infra-Red  FTIR
dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.6.4   KARAKTERISASI SCANNING ELECTRON  MICROSCOPE SEM
Sampel  yang  akan  dianalisa  dengan  Scanning  Electron  Microscope  SEM yaitu berupa :
1. tepung kulit singkong
2. produk lateks karet alam tanpa pengisi tepung kulit singkong dan tanpa bahan
penyerasi alkanolamida 3.
produk lateks karet alam dengan pengisi tepung kulit singkong tanpa bahan penyerasi alkanolamida
4. produk  lateks  karet  alam  dengan  pengisi  tepung  kulit  singkong  dan  bahan
penyerasi alkanolamida Tujuan  dilakukan  analisa  ini  adalah  untuk  melihat  morfologi  tepung  kulit
singkong, morfologi penyebaran pengisi dalam matriks lateks karet alam dengan dan tanpa  penambahan  bahan  penyerasi  alkanolamida.  Analisa  Scanning  Electron
Microscope SEM  dilakukan  di  Laboratorium  Scanning  Electron  Microscope
SEM,  Fakultas  Matematika  dan  Ilmu  Pengetahuan  Alam  Institut  Teknologi Bandung.