8 pengaktif,  penstabil,  antioksidan,  dan  pengisi.  Sedangkan  bahan  kimia  tambahan
adalah bahan penyerasi antara pengisi dengan lateks karet alam.
2.2.1  BAHAN VULKANISASI
Vulkanisasi adalah suatu proses dimana molekul karet yang linier mengalami reaksi sambung silang sulfur sulfur crosslinking sehingga menjadi molekul polimer
yang  membentuk  rangkaian  tiga  dimensi.  Reaksi  ini  merubah  karet  yang  bersifat plastis  lembut  dan  menjadi  karet  yang  elastis,  keras  dan  kuat.  Vulkanisasi  yang
dikenal  dengan  proses  pematangan  curing  dan  molekul  karet  yang  sudah tersambung silang crosslinked rubber di rujuk sebagai vulkanisat karet [27].
Secara  umum  sistem  pemvulkanisasi  di  klasifikasikan  menjadi  tiga  yaitu pemvulkanisasi  konvensional,  pemvulkanisasi  semi  effisien,  dan  pemvulkanisasi
effisien. Untuk membedakan ketiga sistem ini dibedakan berdasarkan jumlah kuratif perbandingan antara sulfur dan pencepat. Untuk sistem konvensional mengandung
sulfur  lebih  banyak  bila  dibandingkan  dengan  pencepat.  Sistem  efisiensi mengandung  pencepat  lebih  banyak  dari  pada  sulfur.  Sedangkan  sistem  semi
effisiensi jumlah sulfur dan pencepat sama banyaknya [26]. Proses vulkanisasi secara konvensional menggunakan belerang pertama kali
ditemukan  oleh  Charles  Goodyear  tahun  1839,  untuk  proses  vulkanisasi  ini  sering dipakai  senyawa  belerang  sulfur  sebagai  pengikat  polimer  karet  tersebut.  Pada
proses  vulkanisasi  konvensional  yang  menggunakan  belerang  ini,  dibutuhkan  tiga sampai empat macam bahan kimia yaitu bahan pemvulkanisasi yaitu belerang, bahan
pencepat  accelerator  berupa  senyawa  karbamat,  bahan  pengaktif  activator,  dan bahan penstabil stabilizer yaitu KOH lalu dipanaskan pada suhu 40-50 °C selama
2-3 hari, pemanasan kedua 70 °C selama 2 jam, dan pemanasan akhir 100 °C selama 1  jam  [28].  Proses  vulkanisasi  secara  konvensional  menggunakan  belerang  terlihat
pada Gambar 2.2.
9 Gambar 2.2 Reaksi Vulkanisasi Secara Konvensional Menggunakan Belerang [28]
2.2.2  BAHAN PENCEPAT REAKSI ACCELERATOR
Reaksi vulkanisasi dengan menggunakan sulfur biasanya berlangsung sangat lambat.  Dalam  dunia  industri  hal  ini  kurang  efisien  karena  menambah  waktu
produksi secara tidak langsung juga menambah biaya, dan kekuatan film lateks yang dihasilkan  rendah  atau  lemah.  Kekuatan  film  lateks  yang  dihasilkan  dapat
ditingkatkan  dengan  penambahan  bahan-bahan  pencepat  reaksi  dan  bahan-bahan penggiat [29].
Berdasarkan  jenisnya,  bahan  pencepat  reaksi  dapat  digolongkan  sebagai berikut [30] :
  Golongan thiazol, contohnya MBT Mercaptobenzothiazole   Golongan guanidin, contohnya DPG Diphenyl guanidine
  Golongan  sulfenamida,  contohnya  CBS  N-cyclohexyl-2-benzothiazolseulfen
amide .
  Golongan dithiocarbamate, contohnya ZDEC Zinc diethyl dithiocarbamate   Golongan thiuram disulfida, contohnya TMTD Tetramethylthiuram disulfide
Pada penelitian ini, digunakan bahan pencepat reaksi accelerator golongan dithiocarbamate
yaitu  ZDEC  Zinc  diethyl  dithiocarbamate.  ZDEC  Zinc  diethyl dithiocarbamate
dipilih  karena  memiliki  sifat  pematangan  curing  yang  sangat cepat dan efektif untuk suhu vulkanisasi sekitar 100 °C [30].