43
3.6 PENGUJIAN PRODUK LATEKS KARET ALAM
3.6.1 UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH DENGAN ASTM D 412
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan produk lateks karet alam yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan produk
lateks karet alam. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi
dengan luas penampang awal Ao. Sketsa spesimen uji tarik dengan standar internasional ASTM D 412 ditunjukkan pada Gambar 3.9 dibawah ini.
Gambar 3.9 Sketsa Spesimen Uji Tarik ASTM D 412
Produk lateks karet alam dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik sesuai dengan standar ASTM D 412. Pengujian
kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 500 mmmenit,
kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan
maksimum dan regangannya.
3.6.2 UJI DENSITAS SAMBUNG SILANG CROSSLINK DENSITY DENGAN ASTM D 471
Swelling merupakan sifat non-mekanis, tetapi secara luas digunakan untuk
mengkarakterisasi material elastomer. Uji swelling index dan kerapatan sambung
44 silang crosslink density dilakukan sebagai berikut. Produk lateks karet alam
dipotong sedemikian rupa hingga massanya mencapai 0,2 gram. Uji kerapatan sambung silang crosslink density dihitung dengan menggunakan persamaan Flory-
Rehner seperti Persamaan 3.1 berikut ini [44].
. .
2 .
1 ln
2
3 1
2 1
r NRL
r r
r C
V V
V V
V M
......................................3.1 Dimana :
2M
C -1
= densitas sambung silang V
an χ = volume molar dan parameter interaksi dari pelarut untuk toluene, V
= 108,5 mol.cm
-3
an χ = ρ
NRL
= densitas karet = 0,932 [45]
V
r
adalah fraksi volume karet dalam gel yang membengkak, dihitung dari Persamaan 3.2 berikut ini [44].
sol sol
d d
d d
r
W W
W V
.........................................3.2 Dimana :
W
d
= massa awal karet ρ
d
= densitas karet untuk karet vu kani a i ρ
d
= 0,9203 g.cm
-3
[45] W
sol
= massa pelarut yang terserap dalam karet ρ = densitas pelarut untuk t uene ρ
sol
= 0,87 g.cm
-3
3.6.3 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR
Sampel yang akan dianalisa dengan Fourier Transform Infra-Red FTIR yaitu berupa :
1. bahan penyerasi alkanolamida
2. tepung kulit singkong
3. larutan dispersi tepung kulit singkong dan alkanolamida
4. produk lateks karet alam tanpa pengisi tepung kulit singkong dan tanpa bahan
penyerasi alkanolamida 5.
produk lateks karet alam dengan pengisi tepung kulit singkong tanpa bahan penyerasi alkanolamida