15 sehingga  sifat  mekanik  dan  karakteristik  produk  lateks  karet  alam  diharapkan
menjadi lebih baik.
2.5 ALKANOLAMIDA
Adapun  kendala  yang  terdapat  dalam  penyediaan  produk  lateks  karet  alam yaitu  kurang  serasinya  sifat  kimia  antara  pengisi  yang  hidrofilik  dan  lateks  karet
alam yang hidrofobik. Untuk itu, diperlukan suatu modifikasi seperti pertukaran ion pada kation di bagian luar pengisi dengan menggunakan surfaktan organik.
Surfaktan merupakan suatu molekul  yang sekaligus memiliki gugus hidrofil dan gugus lipofil sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak.  Surfaktan  adalah  bahan  aktif  permukaan.  Aktifitas  surfaktan  diperoleh karena sifat ganda dari  molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian  polar  yang
suka  akan  air  hidrofilik  dan  bagian  non  polar  yang  suka  akan  minyaklemak lipofilik. Umumnya bagian non polar lipofilik adalah merupakan rantai alkil yang
panjang, sementara bagian yang non polar hidrofilik mengandung gugus hidroksil [37]. Pola  penambahan  surfaktan  dalam  matriks  polimer  ditunjukkan  pada  Gambar
2.4 berikut ini.
Gambar 2.4  Pola Penambahan Surfaktan Dalam Matriks Polimer [38]
Surfaktan  dapat  digolongkan  berdasarkan  muatan  pada  gugus  hidrofiliknya, yaitu [21] :
  Surfaktan non-ionik Surfaktan  non-ionik  memiliki  gugus  hidrofilik  yang  tidak  bermuatan  di  dalam
larutan.  Umumnya  surfaktan  non-ionik  merupakan  senyawa  alkohol.  Contoh surfaktan non-ionik adalah eter alkohol.
16   Surfaktan kationik
Surfaktan  kationik  memiliki  gugus  hidrofilik  yang  bermuatan  positif  di  dalam larutan. Umumnya surfaktan kationik merupakan senyawa amonium kuartener.
Contoh surfaktan kationik adalah heksadesitrimetil amonium bromida.   Surfaktan anionik
Surfaktan  anionik  memiliki  gugus  hidrofilik  yang  bermuatan  negatif  di  dalam larutan.  Surfaktan  anionik  mengandung  gugus  sulfat,  sulfonat  dan  karboksilat.
Contoh surfaktan anionik adalah alkil sulfat.   Surfaktan zwitter ionik amfoter
Surfaktan zwitter ionik memiliki gugus hidrofilik yang dapat bermuatan positif kationik,  negatif  anionik  maupun  tidak  bermuatan  non-ionik  di  dalam
larutan, bergantung pada pH larutan. Contoh senyawa zwitter ionik adalah alkil betaine.
Dalam  penelitian  ini,  jenis  surfaktan  yang  digunakan  adalah  alkanolamida. Alkanolamida  adalah  surfaktan  non  ionik  dimana  rantai  hidrokarbon  yang  panjang
bersifat non polar sedangkan gugus amidanya bersifat sangat polar. Oleh karena itu, diharapkan  penggunaan  alkanolamida  dapat  membuat  interaksi  antar  fasa
interphase antara tepung kulit singkong dan lateks karet alam menjadi lebih kuat, dengan  asumsi  rantai  hidrokarbon  yang  panjang  akan  berinteraksi  dengan  lateks
karet alam yang bersifat non polar, sedangkan gugus amida akan berinteraksi dengan tepung kulit singkong  yang bersifat polar. Struktur alkanolamida dapat dilihat pada
Gambar 2.5 berikut.
Gambar 2.5  Molekul Polar dan Non-polar Senyawa Alkanolamida [38] C
O
NH2
gugus non-polar
gugus polar
17 Senyawa  alkanolamida  dapat  disintesis  melalui  reaksi  amidasi  langsung
menggunakan  trigliserida  dan  dietanolamina  sehingga  akan  menghasilkan  senyawa alkanolamida yang memiliki dua gugus hidroksi poliol. Tahap awal dari reaksi ini
akan  menghasilkan  metil  ester  sebagai  zat  antara.  Selanjutnya  dengan  adanya penambahan  dietanolamina  yang  berlebih,  metil  ester  yang  terbentuk  akan  segera
berubah  menghasilkan  alkanolamida,  selanjutnya  sisa  dietanolamina  dan  natrium metoksida  sebagai  katalis  dapat  dipisahkan  dengan  mencucinya  menggunakan
larutan  NaCl  jenuh  yang  terlebih  dahulu  dilarutkan  dalam  dietil  eter  sehingga diperoleh senyawa alkanolamida [24].
Dalam  penelitian  ini,  sumber  trigliserida  yang  digunakan  adalah  asam palmitat  dari  turunan  minyak  kelapa  sawit  yaitu  RBDPS  Refined  Bleached
Deodorized  Palm  Stearin .  RBDPS  Refined  Bleached  Deodorized  Palm  Stearin
dipilih sebagai sumber trigliserida karena memiliki sifat kemurnian yang tinggi serta harga  yang  relatif  lebih  terjangkau.  Mekanisme  reaksi  pembuatan  alkanolamida
dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.
Adapun mekanisme reaksi yang diperkirakan terjadi adalah sebagai berikut :