Kategori Anak Jalanan Anak Jalanan

22 kusam dan tidak terurus, serta mobilitasnya tinggi. http:tkskponorogo.blogspot.com201003peta-masalah-anak-jalanan- dan.html.Diakses pada 11.00 WIB. 11 Maret 2015. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian waktunya dijalanan untuk bekerja, bermain atau beraktivitas lain. Anak jalanan tinggal dijalanan karena dicampakkan atau tercampak dari keluarga yang tidak mampu menanggung beban karena kemiskinan dan kehancuran keluarganya. Dalam buku “intervensi Psikososial”, anak jalana adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran dijalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Definisi tersebut memberikan empat faktor penting yang saling terkait, yaitu: a. Anak-anak b. Menghabiskan sebagian waktunya c. Mencari nafkah atau berkeliaran d. Jalanan dan tempat-tempat umum lainnya Astuti, 2004:15

2.2.2 Kategori Anak Jalanan

Terdapat berbagai penjelasan yang menjelaskan mengenai kategori anak jalanan. Himpunan Mahasiswa Pemerhati Masyarakat Marjinal Kota HIMMATA. Mengelompokan anak jalanan menjadi dua kelompok, yaitu anak semi jalanan dan anak jalanan murni. Anak semi jalanan di istilahkan untuk anak-anak yang hidup dan mencari penghidupan dijalanan, tetapi tetap mempunyai hubungan denga keluarga. Sedangkan anak jalanan murni distilahkan untuk anak-anak yang hidup dan mejalani kehidupannya dijalanan tanpa punya hubungan dengan keluarganya. Universitas Sumatera Utara 23 Dalam PKPA, 2011:5. Pada mulanya terdapat dua kategori anak jalanan, yaitu children on the street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan kartegori, yaitu children from families of the street. 1. Children on the steet Anak Jalanan yang bekerja dijalanan yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak dijalanan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat ekonomi keluarganya karena beban atau kemiskinan yang mesti di tanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tua. 2. Children of the street Anak Jalanan yang hidup dijalanan yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh dijalanan baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial-emosional, fisik ataupun seksual. 3. Children from families of the street yaitu anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan jalanan sejak anak masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan. Di Indonesia kategori ini dapat dengan mudah ditemukan seperti di kolong jembatan, rumah liar disepanjang rel kereta api dan sebagainya, walau secara kuantitatif belum diketahui berapa jumlahnya Bagong,1999:41-42 Kemudian, Yayasan Anak Kesejahteraan Indonesia 1999 dalam Siregar, 2006:24-25 telah membedakan anak jalanan menjadi empat kelompok, yaitu: Universitas Sumatera Utara 24 1. Anak-anak yang tidak lagi berhubungan denan orang tua children of the street mereka ini telah mempergunakan fasilitas jalanan sebagai ruang lingkupnya. Hubungan dengan keluarga telah terputus. Kelompok ini disebabkan oleh faktor sosial psikologis keluarga, mereka mengalami kekerasan, penolakan, penyiksaan, dan perceraian orang tua. Umumnya mereka tidak mau kembali ke rumah, kehidupan anak jalanan dan solidaritas sesama temannya telah menjadi ikatan mereka. 2. Anak-anak yang berhungan tidak teratur dengan orang tuanya. Mereka adalah anak yang bekerja di jalanan chidrenon the street. Mereka sering kali di identifikasikan sebagai pekerja migran kota yang pulang tidak teratur pada orang tuanya dikampung. Pada umunya mereka bekerja dari pagi sampai sore hari seperti menyemir sepatu, pengasong, pengamen, tukang ojek payung, dan kuli panggul. Tempat tinggal mereka dilingkungan kumuh bersama dengan saudara atau teman-teman senasib. 3. Anak-anak yang berhubungan langsung dengan orang tua. Mereka tinggal dengan orang tuanya, beberapa jam dijalanan karena ajakan dari teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh oleh orang tua. Aktifitas mereka yang paling menyolok adalah berjualan Koran. 4. Anak-anak jalanan yang berusia diatas 16 tahun. Mereka berada dijalanan untuk mencari kerja. Umumnya mereka telah lulus SD bahkan ada yang lulus SLTP. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa orang tua maupun saudara ke kota. Pekerjaan mereka biasanya mencuci bus, menyemir sepatu, membawa barang belanjaan kuli panggul, pengasong, pengamen, pengemis, dan pemulung. Universitas Sumatera Utara 25 Berdasarkan kajian yang pernah dilakukan oleh Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial YLPS HUMANA tahun 2004, mengenai anak jalanan di Indonesia, pengkategorian anak jalanan juga didasari oleh interaksi anak di ruang publik perkotaan, sebagai tempat hidup atau sekedar untuk bekerja kegiatan produktif. Interaksi anak diruang publik perkotaan ada yang dilakukan sendiri juga ada yang dilakukan bersama keluarga. Anak yang memperlakukan ruang publik sebagai tempat hidup melahirkan kategori sebagai berikut: a. Anak dalam keluarga gelandangan. b. Anak yang hidup sendiri di jalanan Sementara, mereka yang menganggap jalanan hanya sekedar tempat mencari uang melahirkan kategori: a. Anak jalanan pulang berkala b. Anak jalanan pulang setiap hari atau anak kerja dijalanan YLPS HUMANA, 2004:11-12.

2.2.3 Kriteria Anak Jalanan