Informan Utama III Hasil temuan .1 Informan Kunci I

90 informan ke dua ini, maka faktor penyebab ia menjadi anak jalanan masuk kedalam kategori makro basic cause, yaitu bahwa yang membuat penyebab informan kedua ini untuk memilih hidup di jalanan adalah karena adanya suatu peluang pekerjaan yang begitu mudah mendapatkan uang seperti halnya dengan cara mengamen yang cuma bermodalkan memainkan alat musik dan hapal beberapa lagu.

5.1.4 Informan Utama III

Nama : Rian maulana Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 15 tahun Suku : Mandailing Agama : Islam Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah Hubungan dengan keluarga : Tinggal bersama keluarga nenek Jumlah anggota keluarga : 2 Kedudukan dalam keluarga : anak ke-1 Rian biasa di panggil Godang oleh kawan-kawannya di Gang Nasional Kelurahan Sei Mati, dan kawan-kawanya anak-anak jalanan di simpang empat lampu merah juanda pun memanggilnya dengan sebutan Godang. Godang tinggal bersama neneknya di Gang Nasional Kelurahan Sei Mati. Motif Godang turun kejalanan Universitas Sumatera Utara 91 adalah karena kondisi orang tua mereka bercerai sekitar tahun 2009 lalu, saat itu godang masih berumur 8 tahun. Ibu dan keluarganya sudah berkeluarga kembali dan masing-masing sibuk dengan keluarganya yang baru. Godang yang tinggal bersama nenek yang keadaan ekonomi neneknya pun kurang mampu sehingga menyebabkan mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Godang tidak pernah sama sekali merasakan dunia pendidikan, bahkan godang bisa dikatakan buta huruf yang tidak bisa sama sekali membaca dan menulis. Kegiatan Godang disimpang empat lampu merah Juanda sebagai penjual asongan kacang goreng . Hampir semua pendapatan godang diberikan kepada neneknya. Yang membuat kacang goreng tersebut adalah neneknya Godang. Dan Godang bersama tiga orang kawannya hampir setiap hari mejajakan kacang goreng tersebut disekitaran simpang empat lampu merah Juanda dan bahkan sampai disekitaran depan istana Maimun. Harga satu bungkus kacang goreng yang mereka jual seharga Rp1.000bungkus. Akan tetapi harga yang mereka pulangkan ke nenek godang seharga Rp 700bungkus. Setiap harinya Godang dan kawan-kawanya bisa menghabiskan julannya sebanyak 50-70 bungkus kacang per hari, itupun tergantung banyak atau tidaknya pembeli. Berikut kutipan wawancara peneliti bersama Godang. ”belilah kacang aku ini bang, kacang nya Rp. 1.000 satu. Aku jualan kacang ini bantu-bantu nenek untuk nyari uang bang, kacang ini nenek aku memang yang masak bang, aku tinggal sama nenek bang, mamak dan bapak udah cerai mereka bang, kata nenek bapak aku sekarang dipadang bang sedangkan mamak tidak tau dimana bang”. Saat peneliti perhatikan meskipun Godang ini tidak sekolah, akan tetapi ada suatu hal yang unik cara dia berjualan dalam hitung menghitung uang, dan uang yang Universitas Sumatera Utara 92 ia taupun hanya tukar Rp1.000 sampai dengan Rp10.000. dan apabila ada yang membeli kacangnya dengan mata uang diatas Rp10.000 Godang tidak mau menjualkan kacangnya, karna dia tidak tau uang tersebut jumlahnya berapa dan juga tidak tau caranya untuk mengembalikannya bagaimana. Dilihat dari peranya dalam keluarga hal tersubut menggambarkan Godang banyak berkonstribusi dalam keberlangsungan kehidupan keluarganya sehari-hari. Sudah beberapa tahun terakhir Ayah dan ibunya sudah jarang sekali mejenguk Godang dan neneknya. Ayahnya berada di Padang beserta keluarga barunya sedangkan Ibunya masih tiggal di Medan dan juga telah menikah lagi, tetapi tidak tau diamana alamat yang pasti tempat Ibunya tinggal saat ini. Berdasarkan keterangan informan yang telah di uaraikan oleh peneliti, dapat terlihat bahwa faktor penyebab ia menjadi anak jalanan berasal dari faktor yang terdapat dalam keluarganya, informan yang berasal dari keluarga yang brokenhome serta perekonomian keluarga yang kurang mampu membuat informan terpaksa harus membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan melakukan kegitan bekerja di jalanan. Hal tersebut mengartikan faktor yang menyebabkan informan menjadi anak jalanan masuk kedalam kategori mikro, yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun kejalanan lebih dilatar belakangi oleh kondisi keluarga yang brokenhome, penelantaran, dan ketidak mampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar anak. Sehingga jika hal tersebut sudah diluar toleransi anak, maka anak cenderung keluar dari rumah dan melakukan kegiatan di jalanan. Universitas Sumatera Utara 93

5.1.5 Informan Utama IV