83 berasal dari dalam dirinya dan keluarganya, tingkat messo disebabkan oleh
lingkungan sosial masyarakat, dan tingkat makro adanya peluang pekerjaan pada sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian mereka harus
berada dijalanan, biaya pendidikan yang tinggi dan juga belum beragamnya unsur pemerintah memandang anak jalanan sebagai kelompok yang memerlukan
perawatan
5.1.2 Informan Utama I
Nama : Rio Pratama
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 13 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : Kelas 6 SD masih sekolah
Hubungan dengan keluarga : Tinggal bersama keluarga Jumlah anggota keluarga
: 4 Kedudukan dalam keluarga : anak ke-1
Informan utama yang pertama dalam penelitan ini bernama Rio Pratama, Rio merupakan anak pertama dari 4 orang bersaudara, ia memiliki 3 orang adik. Rio
merupakan anak jalanan yang tergolong kedalam kategori Children on the street
Universitas Sumatera Utara
84 yaitu dimana dalam kategori ini merupakan anak-anak yang mempunyai kegiatan
ekonomi dijalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarganya, baik itu pulang kerumah setiap hari dan juga terkadang jarang pulang. saat ini rio bekerja
dijalanan dengan cara ngamen. Anak kelas 6 SD ini selalu terlihat ceria ketika mendapatkan sejumlah uang, dia sudah pandai memainkan Ukulele gitar kecil
dengan menyanyikan beberapa lagu yang dihafalnya. Ketika diwawancarai tetang alasan utama mengapa ia sampai bekerja dijlanan, seperti dalam kutipan wawancara
ia mengatakan: “ Aku ngak ada uang jajan bang, mau mintak sama mamak pasti dia ngak
ada duit itu bang. Dan kalau aku dapat uang ngamen banyak aku juga ngasih kadang-kadang sama mamak bang, mamak kerjanya bantu-bantu
bersih-bersih rumah nya buk salma sekalian juga dia nyuci dan nyetrika baju ibu itu bang. ayah akupun jarang pulang dia bang. Kerjanya ngak tetap dan
akupun ngak tau dia kerja apa abang”. Rio sudah termasuk lama bekerja dijalanan, sudah sekitar 2 tahun. Dulu
ketika dia belum mempunyai ukulele, rio bekerja sebagai peminta-minta , seiring dengan berjalannya waktu dia memiliki uang untuk membeli ukulele yang harganya
sekitar 50 ribu, dan sekarang Ia sudah pintar memainkannya. Karena hal itulah merubah kebiasaan bekerjanya dari meminta minta menjadi seorang pengamen.
Ketika peneliti menanyakan mulai dari jam berapa mulai bekerja dijalanan dan sampai dengan jam berapa dan seberapa mendapat uang dalam sehari, ia
mengatakan:
Universitas Sumatera Utara
85 “kalau aku ngamenya disimpang juanda mulai aku udah pulang dari sekolah
lah bang. Nanti kalau uadah magrib atau agak malaman baru aku pulang bang. Uang yang aku dapat dari ngamen kadang- kadang banyak, kadang-
kadang dikit bang. Sekarang aja baru yang aku dapatkankan RP. 19.700 ni bang. Dan pernah aku dapat banyak bang aku pernah dapat 50.000 ribu
bang. Kalau dilihat dari jumlah nominal yang dihasilkan anak jalanan yang ngamen
disekitaran simpang empat lampu merah Juanda ini, maka sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan jajanya sehari-hari maupun disekolah.
Ketika informan ditanyakan tentang prihal keluarganya kenapa ayahnya jarang pulang dan lain-lain, ia cenderung menutup-nutupi. Seperti ada sebuah
kekecewaan dan kekesalan kepada sang ayah. Baliau megatakan : “ngak tau aku bang dia dimana, dan dia kerja apa, udah gilak itu bang,
jarang pulangpun, ke aku ngak pernah dia ngasih uang, makanya malas aku liatnya kalau dia ada dirumah bang”.
Berdasarkan informasi dari informan yang telah diuraikan oleh penulis, dapat terlihat bahwa faktor utama yang menyebabkan ia menjadi anak jalanan berasal dari
faktor yang terdapat dalam keluarganya, informan yang berasal dari keluarga broken home. Serta keadaan perekonomian keluarga yang kurang mampu. Sehingga
membuat informan memilih sendiri keputusannya untuk hidup menjadi anak jalanan, hal tersebut mengartikan faktor yang menyebabkan informan menjadi anak jalanan
masuk kedalam kategori mikro immediate cause, yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalan lebih dilatar belakangi oleh keinginan anak itu sendiri
Universitas Sumatera Utara
86 yang disebabkan oleh tidak didapatkannya perhatian dan kasih sayang dari orang tua,
dan ketidak mampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar anak. Sehingga jika batas tersebut sudah diluar batas toleransi anak, maka anak akan cenderung memilih
keluar dari rumah dan melakukan kegiatan di jalanan.
5.1.3 Informan Utama II