110 underlying cause yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalan lebih
dilatar belakangi oleh suatu kebiasaan dalam keluarga yang mebiasakan dan menyuruh anaknya untuk bekerja dijalanan. Sehingga jika batas tersebut sudah diluar
batas toleransi anak, maka anak akan cenderung memilih keluar dari rumah dan melakukan kegiatan dijalanan.
5.1.11 Informan Tambahan V
Nama : Sukma wati
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 36 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : Tamatan SD
Kedudukan dalam keluarga : Ibu dari Siska Jumlah anggota keluarga
: 4 Informan terakhir dalam penelitian ini merupakan informan tambahan yang
bernama Sukma wati, Ibu Sukma dipilih menjadi salah sati informan tambahan dalam penelitian ini karena Ibu Sukma merupakan orang tua dari Siska salah satu
informan utama dalam penelitian ini, maka Ibu Sukma dianggap pantas dijadikan informan tambahan karena mengetahui berbagai informasi yang peneliti perlukan
dalam memperkuat penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
111 Ibu Sukma saat ini berusia 32 tahun dan dan dikaruniai 4 orang anak, 3
diantaranya perempuan dan 1 laki-laki yang paling bungsu. Saat ini Ibu Sukma bertempat tinggal di gang perwira keluarahan Sei Mati. Ibu Sukma hanya seorang ibu
rumah tangga dan tidak bekerja. Sedangkan suaminya bekerja sebagai Buruh bangunan, apabila suaminya mendapatkan pekerjaan di luar kota medan atau jarak
kerjanya jauh dari rumah, maka suaminya Ibu Sukma pulang hanya dihari libur kerja yang biasanya seminggu sekali.
Ibu Sukma selaku orang tua dari Siska, telah mengetahui anaknya sesudah pulang dari sekolah jualan kacang di simpang empat lampu merah juanda bersama
teman-temanya. Keingginan untuk bekerja dijalanan adalah inisiatif dari Siska sendiri. Berawal dari melihat kawan-kawanya yang sangat mudah mendapatkan uang
di jalanan, dan juga disebabkan kondisi keluarga yang kurang mampu yang tidak memenuhi kebutuhannya maka Siska melakukan kegiatan ngasong jualan kacang di
simpang empat lampu merah juanda. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Ibu Sukma:
“Ibu memeng mengetahui kalau siska sesudah pulang sekolah jualan kacang di jalanan dek. Memang udah itu keseharian nya sepulang dari sekolah. Tapi
ibu ngak pernah membiarkan Siska berkeliaran di jalanan pakai pakaian seragam sekolah. Sesudah pulang sekolah dia harus pulang dulu kerumah
dek, ganti baju, sholat, makan dan nanti baru lah Siskanya jualan kacang. Lagian kacang yang dijual Siska punyanya nenek Godang nek Warahmah
orang sini memang, tinggalnya di gang sebelah. Nanti Siskanya jualan sama Godang dan ada juga kawan-kawannya yang lain”.
Universitas Sumatera Utara
112 Siska bekerja di jalanan erat kaitannya karena kondisi ekonomi keluarga yang
kurang mampu dan ketidak mampuan keluarga Siska yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya, dan bekerja di jalanan disudah dijadikan kebisaan keseharian
Siska sesudah sepulang dari sekolah. ditambah tidak adanya kesadaran dari orang tua untuk suapaya mencegah dan melarang anaknya supaya tidak melakukan ke giatan di
jalanan. Kondisi tersebutlah yang menjadikan Siska untuk bekerja di jalanan . Hal tersebut mengartikan faktor yang menyebabkan informan menjadi anak
jalanan masuk kedalam kategori mikro immediate cause yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalan lebih dilatar belakangi oleh keinginan anak itu sendiri
yang disebabkan oleh ketidak mampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar anak. Sehingga jika batas tersebut sudah diluar batas toleransi anak, maka anak akan
cenderung memilih keluar dari rumah dan melakukan aktifitas dijalanan .
5.2 Analisis Data