Kerawanan Pribadi dan Kerawanan Sosial Lansia

c. Tidak mau melepaskan atau mengganti gaya hidup yang lama, mengganti rumahnya dengan yang lebih kecil dan praktis. d. Menyadari bahwa mereka mulai menjadi pelupa, sulit mempelajari hal-hal baru, lalu menarik diri dari aktivitas-aktivitas yang bersifat kompetitif lebih-lebih dengan kaum muda. e. Perasaan bersalah karena tidak menyumbangkan tenaga lagi bagi masyarakat, mungkin mereka ingin berbuat sesuatu tetapi merasa malu dan takut dianggap seolah-olah pekerjaan yang ada itu dibuat oleh masyarakat khusus untuk mereka. f. Pendapatan yang berkurang, mengurangi kesempatan untuk kegiatan- kegiatan diwaktu senggang atau luang. g. Kurangnya kontak sosial karena kesehatan yang tidak memungkinkan atau keadaan finansial yang kurang atau terbatas merupakan kerawanan psikologi, karena mereka merasa terisolir. Hal ini mempengaruhi penyesuaian pribadi maupun sosialnya. 30 30 Dra. Zahrotun, M.Si, dkk, “Psikologi Perkembangan”, Jakarta: Lembaga Penellitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006, h. 135. 51

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PSTW BUDI

MULIA 1 CIPAYUNG A. Latar Belakang Pendirian Lembaga Keberhasilan pembangunan meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat berpengaruh terhadap meningkatnya usia harapan hidup dan jumlah lanjut usia. Semakin meningkatnya tuntutan kehidupan kebutuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar menyebabkan terjadinya pergeseran nilai dalam keluarga. Kondisi ini mengarah kepada semakin berkurangnya perhatian keluarga terhadap lansia karena keterbatasan waktu yang tersedia. Akibatnya banyak lansia terlantar dan harus hidup sendiri tanpa perhatian serta pendampingan keluarga serta tidak dapat melakukan aktifitas yang bermakna dalam mengisi hari tuanya, selanjutnya keberadaan lansia menjadi beban bagi keluarga. Kondisi ini menuntut Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayanan sosial kepada lansia sehingga dapat menghindarkan mereka dari keterlantaran dari berbagai aspek. PSTW Budi Mulia 1 merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar. PSTW Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 yaitu dibangun pada tahun 1968 di atas lahan seluas 9.999 m2 yang dikukuhkan menjadi PANTI WERDHA 1 CIPAYUNG melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. CA112911972. Selanjutnya mengalami pergantian nama menjadi PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PSTW Budi Mulia 1 Cipayung melalui SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 736 Tahun 1996. Dengan berlakunya Perda Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretaris DPRD, SK Gubernur DKI Jakarta No. 41 Tahun 2002 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung, dikukuhkan kembali berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 163 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Bintal dan Kessos Provinsi DKI Jakarta, dan Peraturan Gubernur No. 57 Tahun 2010 tentang Organisasi Tata Kerja PSTW Budi Mulia 1.

B. Tujuan, Visi dan Misi Lembaga

1. Tujuan Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 yaitu: Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas hidup dan keberfungsian sosial lansia terlantar sehingga dapat membuat hari tuanya dengan mengikuti ketentraman lahir dan batin. 2. Visi Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 yaitu: Mengangkat Harkat dan Martabat lansia terlantar menuju kehidupan layak, sehat, normatif dan manusiawi. 3. Misi Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 yaitu: a. Menyelenggarakan penampungan lanjut usia terlantar dalam rangka perlindungan soaial. b. Menyelenggarakan pelayanan sosial, psikologis, perawatan medis, bimbingan fisik, mental, spiritual dan bimbingan pemanfaatan waktu luang. c. Menyelenggarakan Penyaluran Bina Lanjut Usia dan pemulasaraan jenazah. d. Menjalin keterpaduan dan kerja sama lintas sosial. e. Menggalang peran serta sosial masyarakat dan dunia usaha.

C. Falsafah Lembaga

Adapun dasar-dasar hukum yang dipakai di PSTW BM I, diantaranya: 1. Undang-Undang No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. 2. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Kesejahteraan Sosial. 4. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan provinsi sebagai Daerah Otonom. 5. Peraturan Gubernur No. 104 tahun 2009 tentang Organisasi dan Kerja Dinas Sosial Provinsi Daerah khusus Ibu Kota Jakarta. 6. Peraturan Gubernur No. 57 tahun 2010 tentang Organisasi dan Kerja Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1.