Dasar-Dasar Pelayanan Manajemen Kasus

2. Perencanaan Planning Perencanaan yaitu tahap untuk menyusun dan mengembangkan layanan yang menyeluruh untuk klien sesuai dengan hasil assesment.Hasil-hasil identifikasi masalah yang didapatkan dari tahap asesmen sesuai keinginan klien, masalah kebutuhannya, serta sumber daya yang tersedia, kemudian disusun menjadi suatu formulasi masalah, dan selanjutnya dapat ditetapkan prioritas masalah yg digunakan untuk menyusun perencanaan. Penetapan tujuan harus individual dan harus realistis berdasarkan hasil yang didapat dari asesmen, serta tujuan yang tercapai. Contoh: klien yang memiliki masalah disabilitas psikososial atau sulit berkomunikasi dengan orang sekitarnya atau tidak ada keterampilan untuk melakukan pekerjaan, maka perlu direncanakan intervensi dengan menghubungkan klien pada program day care. Selanjutnya harus ditentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang akan dicapai oleh klien. Berdasarkan contoh di atas maka dapat ditetapkan tujuan jangka pendek dan panjang yaitu tujuan jangka pendek yang ditetapkan pada klien ini adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mandiri, sedangkan tujuan jangka panjang mengurangi stresor yang dapat menyebabkan depresi dan kekambuhan penyakit, sehingga dapat mengurangi terjadinya penurunan kondisi fisik dan psikis serta memperbaiki kualitas hidup. Dalam upaya penetapan tujuan ini tentunya harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim multidisiplin berkaitan dengan penyusunan, yaitu seperti jenis pelayanan yang akan diberikan, sumber-sumber pelayanan yang mudah didapat klien dan penentuan anggota staf tim yang bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan. Perencanaan intervensi mencakup perencanaan penanganan dalam arti pemberian konseling langsung dan terapi, serta perencanaan pelayanan yang mencakup upaya mengkaitkan klien dengan dukungan eksternal formal dan informal dalam pemberian bantuan. Perencanaan pelayanan inervensi biasanya melibatkan metode-metode pencapaian tujuan jangka pendek dan panjang. Perencanaan berkaitan erat dengan identifikasi sumber daya dan hubungan-hubungan yang saling terkait. Dalam menyusun rencana banyak manejer kasus mempertimbangkan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi bagi klien dan tingkat sistem dan mulai mempertimbangkan langkah-langkah lain untuk menangani hal tersebut. Klien harus terlibat semaksimal mungkin dalam perencanaan intervensi, mengingat mereka biasanya lebih mampu mengidentifikasi kebutuhannya dan karena itu mendukung hasil pelayanan yang lebih efektif. 10 10 Albert R. Roberts dan Gilbert J. Greene, “Buku Pintar Pekerja Sosial ”, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008, Cet. 1, h. 283.