Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
6 Bila sakit tidak diobati. 7 Bekerja lebih dari 35 jam seminggu.
Lansia dikatakan terlantar jika memenuhi lebih dari 2 kriteria dari 7 kriteria tersebut, jika memenuhi 2 kriteria dikategorikan sebagai lansia hampir
terlantar dan jika hanya memenuhi 1 kriteria atau kurang dikategorikan sebagai lansia tidak terlantar.
2
Tabel 1.1 Kriteria Lansia
Tipe daerah atau jenis kelamin
Terlantar Hampir
Terlantar Tidak
Terlantar Total
Jumlah Persen Jumlah
Persen Jumlah Persen Jumlah
Persen
Perkotaan K Laki-laki L
377,9 8,99
931,3 22,16 2 892,7
68,84 4 201,9 100,00
Perempuan P 450,0
9,12 1108,4
22,48 3 373,0 68,40 4 931,4
100,00 L + P
827,9 9,06
2039,7 22,33 6 265,7
68,60 9 133,3 100,00
Perdesaan D Laki-laki L
755,5 17,51 1221,8
28,31 2338,7 54,19 4316,0
100,00 Perempuan P
856,7 16,88 1 478,9
29,14 2 740,1 53,98 5 075,8
100,00 L + P
1 612,3 17,17 2 700,7
28,76 5 078,8 54,08 9 391,7
100,00 K + D
Laki-laki L 1133,4
13,31 2153,1 25,28 5231,4
61,42 8517,9 100,00
Perempuan P 1 306,7
13,06 2 587,4 25,86 6 113,1
61,09 10 007,2 100,00
L + P 2440,2
13,17 4 740,4 25,59 11 344,4 61,24 18 525,0
100,00 Sumber : BPS, Susenas MSBP 2012
Tabel di atas berdasarkan hasil statistik kependudukan oleh Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2012 diperoleh data mengenai lansia
terlantar, lansia hampir terlantar dan lansia tidak terlantar. Di dalam UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
dinyatakan lebih sempit, bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
60 tahun keatas. Sedangkan menurut pandangan islam, dalam tahapan umur tua akan tampak tanda-tanda kelemahan seseorang. Kekuatannya mulai
menurun sedikit demi sedikit dari puncaknya, lalu menjadi semakin lemah sesudah masa kuatnya dahulu.
3
Tahapan umur ini oleh Rasulullah SAW dinamakan masa pergulatan dengan maut yaitu masa-masa umur 60 tahunan
hingga umur 70 tahunan. Dalam hal ini beliau telah bersabda yang artinya: “Masa penuaan umur umatku dari enam puluh hingga tujuh puluh
tahun” H.R Muslim dan Nasa’i . Setelah itu orang akan beralih pula dari masa tua menjadi tua renta dan
lansia yaitu dari usia 70 tahunan hingga akhir umur yang ditetapkan oleh Allah SWT, menurut pembagian Ibhul Jauzi, seseorang akan tetap dinamakan
orang tua juga betapapun umur lebih jauh dari itu hingga menemui ajalnya. Dalam tahapan umur ini biasanya kelemahan menimpa manusia serta semua
panca indranya dan anggota badannya sehingga ada kalanya ia sama sekali tidak berdaya atau berkekuatan lagi. Allah SWT telah berfirman dalam Q.S
An-Nahl ayat 70:
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah pikun, supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
4
Permasalahan lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW ini sangat beraneka ragam, mulai dari permasalahan secara biologis atau fisik,
3
Hasanain M. Makhluf. “Renungan Tentang Umur Manusia ”, Bandung: Mizan, 1992 h. 66.
4
Al-Qur’an, “Q.S An-Nahl ayat 70 beserta terjemahannya”, artikel ini diakses pada 10 Februari pukul 10.53 WIB dari http:quran.ittelkom.ac.id?sid=16aid=70pid=arabicid.
psikis mental dan sosialnya. Permasalahan secara fisik pada lansia merupakan penurunan fungsi organ tubuh, penyakit yang dominan dialami
lansia di panti ini yaitu Rheumatoid Arthritis, Chardiovascular, diabetes dan Psikogeriatri. Permasalahan secara fisik yang dialami lansia membuat mereka
tidak berdaya, namun tidak semua lansia yang mengalami gangguan fisik membuat mereka tidak dapat melakukan kegiatan ataupun keterampilan yang
mereka miliki walaupun daya ingat, penglihatan mereka menurun dan sulit untuk berjalan menuju aula tapi mereka tetap semangat dan mau untuk
mengikuti kegiatan yang ada di aula seperti musik angklung. Permasalahan secara psikis mental yang di alami lansia di panti ini
juga sangat kompleks, seperti yang terjadi di panti ini sering terjadi pertengkaran sesama WBS Warga Binaan Sosial sebutan untuk lansia di
PSTW dan terjadikecemburuan sosial dengan petugas panti, karena nenek mempunyai perasaan yang lebih dengan petugas itu, nenek merasa petugas
memberikan perhatian yang lebih kepada dirinya padahal tidak begitu karena petugas mempunyai kewajiban mengurusi semua WSB yang ada di panti, oleh
sebab itu apabila petugas itu mengurusi nenek yang lain maka nenek itu akan memusuhinya. Masalah ini timbul karena pada dasarnya menjadi tua akan
mengalami perubahan aspek psikososial dan emosional yang tidak stabil seperti mudah tersinggung, marah, mengekang, melarang karena rasa takut
yang berebihan akan kehilangan dan lain-lain. Selanjutnya permasalahan sosial yang dialami lansia di panti ini juga
sangat beraneka ragam karena perlakuan atau kejadian yang dialami lansia pada masa lalu berbeda-beda, baik perlakuan kejam dari keluarga maupun
lingkungan sekitarnya yang tidak bisa menerima dirinya, seperti contohnya lansia yang mengalami tindak kekerasan atau perlakuan yang tidak baik dari
keluarganya maka lansia itu tidak mau untuk berkata jujur kalau masih mempunyai keluarga, karena yang ada di dalam pikirannya hanya ketakutan
atau trauma, apabila lansia itu berkata jujur masih mempunyai keluarga kepada pihak panti maka pihak panti akan menghubungi keluarganya dan
mengembalikannya kepada keluarganya, itu yang ada dipikiran lansia tersebut. Oleh sebab itu pihak panti berusaha untuk mengetahui permasalahan yang
sebenarnya terjadi terhadap lansia tersebut dengan menggunakan metode manajemen kasus, agar mengetahui permasalahan lansia serta permasalahan
yang dihadapi lansia bisa terselesaikan dan hubungan antara lansia dengan pihak keluarga bisa harmonis walaupun tidak bisa bersatu tetapi ada
komunikasi antara lansia tersebut dengan keluarganya dibandingkan yang sebelumnya tidak ada komunikasi sama sekali.
Lembaga yang peduli terhadap permasalahan ini adalah Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung. Dimana PSTW Budi Mulia
1 merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut
usia terlantar. PSTW berfungsi memberikan pelayanan sosial, psikologis, perawatan medis, bimbingan fisik, mental, spiritual dan
bimbingan pemanfaatan waktu luang yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan, kualitas hidup dan keberfungsian sosial lansia terlantar
sehingga dapat membuat hari tuanya dengan mengikuti ketentraman lahir dan batin.
5
Dengan banyaknya permasalahan yang terjadi pada lansia, maka PSTW menggunakan metode manajemen kasus untuk menghadapi serta
mencari jalan keluar mengenai permasalahan yang terjadi pada lansia. Ada 3 Pekerja Sosial di PSTW tetapi hanya 1 pekerja sosial yang berperan sebagai
manajer kasus, yaitu orang yang bertanggung jawab dalam keberlangsungan dan keberhasilan pelaksanaan pelayanan manajemen kasus.
Manajemen kasus merujuk kepada suatu proses atau metode yang menjamin agar klien mendapat pelayanan yang dibutuhkannya secara
koordinasi, efektif dan efisien. Komponen dasar manajemen kasus yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam menangani permasalahan lansia di PSTW
ini yaitu Assesment, yang mencakup identifikasi kebutuhan sandang, pangan, papan identifikasi potensi dan identifikasi masalah klien, Perencanaan,
Pelaksanaan, Pendampingan dan Pengakhiran. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
kemudian mendorong penulis untuk melakukan pembahasan dan penelitian secara lebih mendalam mengenai
gambaran “Manajemen
Kasus Permasalahan Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi
Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur”.
5
Pamflet Profil Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1, Cipayung, Jakarta Timur.