aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan masyarakat maupun dalam dunia bisnis. Sebagai akibatnya peran-peran yang dapat dimainkan menjadi
berkurang atau berubah sifatnya. Hal ini juga dapat mengembangkan sikap rendah diri dan dendam yang akhirnya mempengaruhi pula penyesuaian
sosial dan pribadinya. 7. Penyesuaian diri yang tidak baik
Sikap sosial yang negatif dan kurangnya pemberian penghargaan rewards terhadap jasa-jasa orang lanjut usia di masa lalu, yang tercermin
dari cara kelompok sosial memperlakukan mereka, maka tidak heran bila pada lanjut usia ini timbul konsep diri yang negatif.
3. Tugas Perkembangan Usia Lanjut
Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang dari pada kehidupan orang lain. Hal ini
sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang pernah dilakukan di dalam maupun di luar rumah. Bagi beberapa orang berusia lanjut
kewajiban untuk menghadriri rapat yang menyangkut kegiatan sosial dan kewajiban segabai warga negara sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan
pendapatan mereka menurun setelah pensiun.
24
Sebagaimana halnya tugas perkembangan yang ada dan harus dijalani oleh periode-periode sebelumnya, individu-individu yang berada pada periode
lanjut usia juga memiliki tugas perkembangan yang harus dilalui dengan
24
Yudrik Jahja, “Psikologi Perkembangan”, Jakarta: Kencana, 2011, h. 318.
sebaik-baiknya. Di antara tugas perkembangan yang hendaknya dilalui para lansia adalah:
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan berkurangnya kesehatan.
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income penghasilan keluarga.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. 4. Menjalin hubungan dengan orang-orang seusianya.
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. 6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes dan harmonis.
25
C. Permasalahan Lanjut Usia 1. Masalah Lanjut Usia
Sebagai makhluk hidup dalam melalui fase-fase kehidupannya tentu tidak akan terlepas dari masalah-masalah begaimana proses interaksi individu
tersebut dengan orang lain untuk mendukung eksistensinya. Pada fase lanjut usia ini pun hampir dipastikan akan menghadapi masalah-masalah kehidupan
seperti yang terjadi pada fase-fase sebelumnya. Fase lanjut usia seringkali dikatakan sebagai fase yang paling sulit
dalam siklus kehidupan. Hal ini dikarenakan adanya penolakan-penolakan terhadap putaran waktu untuk memasuki fase ini, sehingga mengakibatkan
para lanjut usia mengalami banyak permasalahan.
25
Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, dkk., “Psikologi Perkembangan”, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006, h. 126.
Adapun permasalahan-permasalahan lanjut usia secara garis besar yaitu: 1. Masalah yang bersifat fisiologis
Masa lanjut usia memiliki ciri terjadinya penurunan fungsi-fungsi secara struktural anatomi maupun fungsional fisiologi. Penurunan ini
bukan disebabkan oleh penyakit saja namun perubahan pada sel-sel tubuh menuju penuaan. Perubahan-perubahan dalam proses menua ini terjadi
pada seluruh bagian tubuh, terutama pada bagian tubuh yang sel-sel nya tidak mengalami proses pembelahan mitosis dan tidak terjadi proses
penggantian sel, misalnya otak manusia dan ginjal. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan homeostatis, perubahan prilaku serta penurunan
metabolisme dan reproduksi. Contohnya mulai pikun, kecenderungan obesitas dan kemunduran kemampuan kerja secara fisik. Namun yang
sangat menentukan dalam proses perubahan fisik ini adalah sikap prilaku individu itu sendiri terhadap proses penurunan-penurunan tersebut.
26
2. Masalah yang bersifat psikologis Permasalahan yang muncul pada masa ini lebih cnderung terlihat
pada para lanjut usia yang masa mudanya bekerja secara rutin pada suatu instansilembaga, namun tidak menutup kemungkinan mereka yang tidak
bekerja secara rutin. Untuk para lanjut usia yang tidak bekerja permasalahan psikososialnya yang muncul adalah sekitar bagaimana
menghadapi perpisahan dengan lingkungan keluargaanak yang selama ini
26
Kementerian Sosial RI, “Modul Diklat Dasar Pekerjaan Sosial dengan Lanjut Usia”, h. 51.