Kerangka Berpikir Kerangka Berpikir Dan Hipotesis

attachment, fearful attachment, preoccupied attachment, dan dismissing attachment. Misalnya, individu dengan gaya kelekatan aman secure attachment akan mampu melakukan kontrol, sehingga tidak mudah marah anger. Individu yang tidak mudah marah akan kecil kemungkinan untuk agresivitas. Kemudian, fearful attachment kelekatan rasa takut individu yang takut ditolak menggambarkan orang tua mereka secara negatif memendam perasaan hostile dan marah tanpa menyadarinya yang kemudian besar kemungkinan untuk agresivitas. Selanjutnya, individu dengan gaya kelekatan terokupasi preoccupied attachment individu yang memiliki kecemasan dan rasa malu karena tidak pantas menerima kasih sayang ini diduga terjadi terutama ketika para orang tua tidak disamping mereka secara konsisten dan dapat mengakibatkan perilaku mencari kelekatan attachment dengan adanya perasaan marah yang kemungkinan akan menimbulkan agresivitas. Terakhir, gaya kelekatan menolak dismissing attachment dimana orang tua dan remaja dapat saling menjauhkan diri dari satu sama lain, yang mengurangi pengaruh orang tua. Kemungkinan hal ini dikarenakan individu melihat dirinya secara positif seperti independen lebih mandiri, merasa layak mendapatkan hubungan yang layak, maka individu tersebut lebih peduli terhadap dirinya sendiri agar tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya, namun orang lain melihat individu tersebut sebagai orang yang tidak ramah yang akan menimbulkan perilaku kekerasan dan perilaku agresif. Faktor lain juga diasumsikan menjadi faktor yang berpengaruh terhadap agresivitas diantaranya jenis kelamin. Dalam hal ini laki-laki diduga lebih agresif dibandingkan perempuan, karena laki-laki sangat memungkinkan untuk membalas dengan agresi fisik bila mereka di serang atau diganggu oleh orang lain, hal yang serupa telah diungkapkan dalam Taylor, Peplau, dan O’Sears 2009 yang menyatakan bahwa di seluruh dunia, pria cenderung lebih agresif ketimbang perempuan baik dimasa kanak-kanak sampai ke dewasa. Dari permasalahan dan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada pengaruh bigfive personality dan attachment style terhadap agresivitas pada pelajar. Selain itu peneliti juga menambahkan variabel demografi seperti jenis kelamin. Gambar 2.1 merupakan rangkuman kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini: Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Secure attachment Fearful attachment Preoccupied attachment Extraversion Agreeableness Conscientiousness Dismissing attachment Agresivitas Attachment style Neuroticism Openness to experiences BIGFIVE PERSONALITY Jenis kelamin

2.4.2 Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis mayor Ada pengaruh yang signifikan bigfive personality, dan attachment style kelekatan orang tua terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. 2. Hipotesis minor Ha 1 : Ada pengaruh yang signifikan antara extraversion terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 2 : Ada pengaruh yang signifikan antara agreeableness terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 3 : Ada pengaruh yang signifikan antara conscientiousness terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 4 : Ada pengaruh yang signifikan antara neuroticism terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 5 : Ada pengaruh yang signifikan antara openness to experiences terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 6 : Ada pengaruh yang signifikan antara secure attachment terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 7 : Ada pengaruh yang signifikan antara fearful attachment terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 8 : Ada pengaruh yang signifikan antara preoccupied attachment terhadap terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 9 : Ada pengaruh yang signifikan antara dismissing attachment terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Ha 10 : Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. 55

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel, variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, instrumen pengumpulan data, pengujian validitas konstruk, prosedur penelitian, dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian.

3.1 Sampel dan Teknik Pengambilan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi di SMAN 6 Jakarta yang berjumlah 990 pelajar. Adapun cara pemilihan sampel dilakukan secara probability sampling, dimana semua anggota populasi diketahui, memiliki probabilitas atau peluangnya untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proportional sample, sebanyak 250 pelajar di SMAN 6 Jakarta kurang lebih 25 populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dependent variable dan variabel bebas independent variable. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah agresivitas.

b. Variabel bebas independent variable dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel big five personality dengan dimensi-dimensi yang meliputi extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience. 2. Variabel attachment style dengan dimensi-dimensi yang meliputi secure attachment, fearful attachment, preoccupied attachment dan dismissing attachment. 3. Variabel jenis kelamin

3.3 Definisi Operasional Variabel

Agar dapat dilakukan pengukuran terhadap semua variabel penelitian perlu ditetapkan definisi operasional dari semua variabel tersebut. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Agresivitas adalah suatu tindakan atau perilaku bertujuan untuk menyakiti atau melukai orang lain, yang diukur menggunakan skala agresivitas yang diadaptasi dari skala Aggression Questionnaire yang dikembangkan oleh Buss dan Perry 1992. Skala disusun berdasarkan bentuk-bentuk agresivitas yaitu physical aggression, verbal aggression, anger, dan hostility. 2. Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, yang diukur menggunakan skala kepribadian yang diadaptasi dari Big Five Inventory BFI yang dikembangkan oleh Oliver P. John, et al. 1991. Empat dimensi, yaitu Extraversion, Neuroticism, Agreeableenes, Conscientiousness dan Opennes to experience. 3. Attachment style adalah kecenderungan perilaku lekat individu yang terdiri dari dimensi positif dan negatif dua sikap dasar, yaitu sikap mengenai self dan sikap terhadap orang lain maupun orang tuanya, yang diukur