Dimensi Attachment Style Gaya Kelekatan

ditampilkan, serta derajat kedekatan akan berubah seiring bertambahnya usia Collin, 1996. a. Masa kanak-kanak Sejak awal kehidupan sampai masa ini, frekuensi tingkah laku attachment yang nyata seperti menangis dan melekat pada figure attachment relatif menurun, seiring dengan meningkatnya kemampuan fisik, keterampilan sosial, dan pengetahuan. Anak akan menjadi lebih percaya pada dirinya sendiri, sedangkan kebutuhan akan kedekatan fisik dengan figure attachment berkurang. b. Masa remaja Ainsworth dalam Collin, 1996. Perubahan hormonal, neurofiologis dan kognitif yang diasosiasikan pada remaja mungkin mendasari perubahan normatif dalam proses attachment. figure attachment tidak hanya meliputi ibu, ayah dan pengasuh lainnya. Saudara kandung yang lebih tua, saudara atau keluarga lain, guru dan teman-teman dapat menjadi figur tambahan. Pada masa ini, perilaku attachment mulai bersifat timbal balik, artinya kedua belah pihak individu dan figure attachment menyediakan perhatian dan perlindungan satu sama lain. c. Masa dewasa Hubungan attachment pada masa dewasa mempunyai kemiripan dengan hubungan yang terjadi pada masa kanak-kanak. Hal yang membedakan attachment pada masa kanak-kanak dan dewasa adalah berubahnya figure attachment pada masa dewasa, dimana figure attachment pada orang dewasa biasanya ditunjukkan pada sahabat, teman sebaya, atau pasangannya, sedangkan pada masa kanak-kanak lebih kepada pengasuhnya. Kedua, orang dewasa lebih mampu mentolerir keterpisahan dengan figure attachment-nya daripada kanak- kanak.

2.3.4 Pembentukan tingkah laku lekat attachment behavior

Monks dan Knoers 2006 berpendapat bahwa attachment behavior atau tingkah laku lekat merupakan tingkah laku yang khusus bagi manusia, yaitu kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain, untuk mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang tersebut. Schaffer dalam Monks Knoers, 2006 mengemukakan bahwa anak pada waktu dilahirkan mempunyai semacam struktur kognitif yang spesifik yaitu suatu struktur kognitif yang terarah pada jenisnya sendiri yang dapat menambah keinginan untuk mempertahankan hidupnya. Dalam tiga bulan pertama, akan timbul daya tarik terhadap manusia pada umumnya, kemudian struktur kognitif tersebut berubah arah akibat pengalaman dan belajar hingga anak lebih tertarik pada orang-orang tertentu saja. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bowlby dalam Meinz, 1997 bahwa keterikatan anak dengan orang tuanya berkembang dari hal yang tidak terarah, sedikit demi sedikit lebih terarah dan tertentu. Menurut Monks dan Knoers 2006 ada dua macam tingkah laku yang menyebabkan seseorang dipilih sebagai objek kelekatan atau figur lekat, yaitu: 1. Sering mengadakan reaksi terhadap tingkah laku anak yang dimaksudkan untuk mencari perhatian. 2. Sering membuat interaksi secara spontan dengan anak. Berdasarkan hasil penelitian, Berk 2005 menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi secure attachment pada anak, diantaranya: 1. Kesempatan untuk membangun kelekatan. 2. Kualitas pengasuh. 3. Karakteristik bayi. 4. Model mental kelekatan orang tua. Bowlby dalam Monks Knoers, 2006 berpendapat bahwa timbulnya kelekatan anak terhadap figur lekatnya adalah ikatan dari aktifnya sejumlah sistem tingkah laku behavior systems yang membutuhkan kedekatan dengan ibu. Bila anak ditinggalkan oleh ibu atau dalam keadaan takut, sistem tingkah laku tersebut menjadi aktif dan hanya bisa dihentikan oleh sentuhan, suatu kehadiran ibu. 2.3.5 Model mental kelekatan Bowbly dalam Baron Byrne, 2003 mengajukan bahwa pada saat berlangsungnya interaksi antara bayi dan pengasuhnya tersebut, anak membentuk kognisi yang terpusat pada dua sikap yang sangat penting istilah Bowbly terhadap sikap-sikap ini adalah model kerja atau working model atau dikenal juga dengan istilah model mental kelekatan. Salah satu sikap dasar adalah evaluasi terhadap diri sendiri, disebut juga self esteem yaitu perilaku dan reaksi emosional dari pengasuh kepada bayi bahwa ia dihargai, penting individu yang dicintai atau pada ujung ekstrim yang lainnya, relatif tidak berharga, tidak penting dan tidak dicintai. Mc Cartney dan Dearing 2002 menyatakan bahwa pengalaman awal akan menggiring dan menentukan perilaku dan perasaan melalui internal working model. Adapun penjelasan mengenai konsep ini adalah, “Internal” : karena