Agresivitas dan bigfive personality

seseorang yang ditujukan pada figure attachment-nya. Jadi, bukan kesenangan sementara yang didapat dari hubungan kebersamaannya dengan orang lain dalam waktu sesaat. Sedangkan, dalam Baron, Branscombe Byrne 2008 attachment style merupakan derajat keamanan yang dialami dalam hubungan interpersonal. Gaya- gaya yang berbeda pada awalnya dibangun pada saat masih bayi, tetapi perbedaan dalam kelekatan tampak mempengaruhi perilaku interpersonal sepanjang hidupnya. Kemudian Bartholomew Bartholomew Shaver, 1998 mendefinisikan attachment style yaitu kecenderungan perilaku lekat individu yang terdiri dari dimensi positif dan negatif pada dua sikap dasar yaitu sikap dasar mengenai self dan sikap dasar mengenai orang lain. Konsep attachment meliputi apek sosial, emosional, kognitif dan perilaku dari manusia. Attachment adalah properti dari hubungan sosial dimana individu yang lemah, kurang terampil bergantung pada yang lebih kompeten dan kuat sebagai sebuah perlindungan. Setiap hubungan mengalami ikutan emosional dengan orang lain dan membentuk representasi internal Bowlby menyebut working model dari hubungan oleh dua orang yang terlibat dalan perilaku yang mencerminkan dan mempertahankan hubungan. Ini adalah hubungan yang dibawa selanjutnya dalam tahap perkembangan seseorang Golberg, 2000. Ervika 2005 kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang bersifat afektif antara satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus, dalam hal ini biasanya hubungan yang ditunjukkan pada ibu atau pengasuhnya. Hubungan yang dibina bersifat timbal balik, bertahan cukup lama dan memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak terlihat dalam pandangan anak. Dari pengertian yang telah dipaparkan, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa attachment style adalah ikatan secara emosional yang bertahan dalam waktu yang relatif lama terhadap figur tertentu misalnya pada orang tua dengan adanya keinginan untuk merasa senang, nyaman dan aman.

2.3.2 Dimensi Attachment Style Gaya Kelekatan

Bartholomew Griffin dalam Baron Byrne, 2000 membagi gaya kelekatan menjadi empat tipe, yaitu: 1. Gaya kelekatan aman secure attachment Seseorang dengan gaya kelekatan aman memiliki hubungan yang hangat dengan orang tua mereka dan mempersepsikan kehidupan keluarga mereka dimasa lampau dan masa sekarang secara positif. Menurut Mikulincer dalam Baron Byrne, 2000 mengungkapkan bahwa dibandingkan gaya kelekatan yang lain, individu dengan gaya kelekatan aman tidak mudah marah, lebih tidak mengatribusikan keinginan bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil positif dan konstruktif dari konflik. 2. Gaya kelekatan takut-menghindar Fearful Attachment style Memiliki self esteem yang rendah dan negatif terhadap orang lain dengan meminimalkan kedekatan interpersonal dan menghidari hubungan akrab, mereka berharap dapat melindungi diri mereka dari rasa sakit karena ditolak. Individu yang takut ditolak menggambarkan orang tua mereka secara negatif memendam perasaan hostile dan marah tanpa menyadarinya Baron Byrne, 2000. Remaja memiliki tingkat yang sangat tinggi dari rasa takut dan bingung. Ini mungkin akibat dari pengalaman traumatis seperti kematian orang tua atau penyalahgunaan oleh orang tua Santrock, 2001. 3. Gaya kelekatan terpreokupasi Preoccupied Attachment style Memiliki ketidakkonsistenan antara self image dengan image mengenai orang lain. Individu dengan gaya kelekatan ini mempunyai pandangan yang negatif mengenai self yang dikombinasikan dengan harapan positif bahwa orang lain akan mencintai dan menerima mereka. Lopez, et. al. dalam Baron Byrne, 2000 mengungkpakan bahwa individu yang terpreokupasi mencari kedekatan dalam hubungan kadang- kadang kedekatan yang berlebihan, tapi mereka juga mengalami kecemasan dan rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain. Tekanan mengenai kemungkinan ditolak terjadi secara ekstrem. Kebutuhan untuk dicintai dan diakui ditambah adanya self cristism mendorong terjadinya suatu depresi setiap kali hubungan menjadi buruk Baron Byrne, 2000. Preoccupiedambivalen adalah suatu kategori insecure dimana remaja sangat bergantung pada pengalaman mengenai kelekatan attachment. Ini diduga terjadi terutama ketika para orang tua tidak disamping mereka secara konsisten. Dapat mengakibatkan tingkat derajat tinggi dalam perilaku mencari kelekatan attachment dengan adanya perasaan marah. Konflik antara orang tua dan remaja dalam jenis attachment ini mungkin terlalu tinggi dalam tahap perkembangan yang baik Santrock, 2001. 4. Gaya kelekatan Menolak Dismissing Attachment Style Memiliki self image yang sangat positif kadang kala tidak realistis. Individu yang independen dan sangat layak mendapatkan hubungan yang dekat Baron Byrne, 2000. Orang lain mungkin lebih melihat mereka secara lebih tidak positif dan mendeskripsikan mereka orang yang tidak ramah dan terbatas keterampilan sosialmya. Dismissingavoidant attachment adalah suatu kategori insecure dimana individu menekankan pentingnya attachment. kategori ini dikaitkan dengan pengalaman yang konsisten dari penolakan kebutuhan attachment oleh pengasuh. Salah satu kemungkinan hasil dari dismissingavoidant adalah bahwa orang tua dan remaja dapat saling menjauhkan diri dari satu sama lain, yang mengurangi pengaruh orang tua. Dalam sebuah penelitian, dismissingavoidant attachment mempunyai hubungan dengan perilaku kekerasan dan perilaku agresif pada remaja Santrock, 2001.

2.3.3 Perkembangan attachment dalam rentan hidup

Kebutuhan akan attachment cenderung stabil selama perjalanan hidup seseorang, yang berubah hanyalah tingkah laku attachment yang ditampilkan serta hakikat dari attachment itu sendiri Collin, 1996. Hasrat dan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan dan rasa aman tetap menjadi alasan utama bagi manusia untuk mengembangkan attachment. akan tetapi kondisi yang meningkatkan aktivasi dari sistem attachment, jenis tingkah laku attachment yang ditampilkan, serta derajat kedekatan akan berubah seiring bertambahnya usia Collin, 1996. a. Masa kanak-kanak Sejak awal kehidupan sampai masa ini, frekuensi tingkah laku attachment yang nyata seperti menangis dan melekat pada figure attachment relatif menurun, seiring dengan meningkatnya kemampuan fisik, keterampilan sosial, dan pengetahuan. Anak akan menjadi lebih percaya pada dirinya sendiri, sedangkan kebutuhan akan kedekatan fisik dengan figure attachment berkurang. b. Masa remaja Ainsworth dalam Collin, 1996. Perubahan hormonal, neurofiologis dan kognitif yang diasosiasikan pada remaja mungkin mendasari perubahan normatif dalam proses attachment. figure attachment tidak hanya meliputi ibu, ayah dan pengasuh lainnya. Saudara kandung yang lebih tua, saudara atau keluarga lain, guru dan teman-teman dapat menjadi figur tambahan. Pada masa ini, perilaku attachment mulai bersifat timbal balik, artinya kedua belah pihak individu dan figure attachment menyediakan perhatian dan perlindungan satu sama lain. c. Masa dewasa Hubungan attachment pada masa dewasa mempunyai kemiripan dengan hubungan yang terjadi pada masa kanak-kanak. Hal yang membedakan attachment pada masa kanak-kanak dan dewasa adalah berubahnya figure attachment pada masa dewasa, dimana figure attachment pada orang dewasa biasanya ditunjukkan pada sahabat, teman sebaya, atau pasangannya, sedangkan pada masa kanak-kanak lebih kepada pengasuhnya. Kedua, orang dewasa lebih