Ketersediaan APD Faktor Pemungkin

apotik atau bagian farmasi jika diruangan sudah habis. Hal ini sangat memungkinkan perawat dalam berperilaku aman. Hal ini sama dengan pendapat Sahab 1997 yang mengemukakan bahwa sistem yang didalamnya terdapat manusia sumber daya manusia, fasilitas merupakan salah satu hal yang penting dalam mewujudkan penerapan keselamatan di tempat kerja. Sehingga dengan ketersediaan fasilitas berupa APD dapat mencegah perilaku tidak aman dalam bekerja. Dalam menerapkan perilaku aman saat bekerja, dibutuhkan suatu peraturan yang bersifat mengikat untuk untuk mewujudkannya. Karena meskipun pekerja tersebut mau untuk berperilaku aman saat bekerja. Disini lah pentingnya ketersediaan APD yang memadai daan pentingnnya ditegakkan suatu peraturan yang sifatnya mengikatnya serta harus Annishia, 2011. Jadi untuk mendorong perawat agar berperilaku aman, sangat diperlukan fasilitas yang mendukung dengan membuat peraturan yang mewajibkan dan menyediakan APD yang sesuai dan lengkap untuk pekerjaan mereka. Hal ini didukung oleh teori Geller 2001 dalam Halimah 2010 yang menyatakan bahwa penerapan perilaku aman dalam bekerja pada umumnya menyebabkan pekerja merasa kurang nyaman. untuk itu perlu sesuatu yang harus ada untuk membuat pekerja tersebut tetap menerapkan perilaku aman saat bekerja dan harus disiapkan sebuah konsekuensi jika pekerja tidak menerapkannya. Konsekuensi yang diberikan bisa dalam bentuk peraturan yang ada didalamnnya mengatur tentang hukuman serta penghargaan. Lebih lanjut Geller menyatakan bahwa hasil atau keefektifan dari konsekuensi peraturan tersebut sangat dipengaruhi oleh bentuk peraturan yang ada Halimah, 2010.

2. Program K3RS

Program K3RS merupakan salah satu bentuk fasilitas pendukung yang dapat membentuk perilaku aman dalam bekerja. Untuk menguatkan perilaku keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan upaya K3RS guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja PAK sehingga produktifitas optimal. Contoh program K3RS seperti pelatihan karyawan, promosi K3, tanggap darurat, laporan kecelakaan, dll. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa program K3RS terkait perilaku aman bekerja belum ada di rumah sakit Islam Asshobirin. Meskipun program K3RS belum ada tetapi tetap memungkinkan perawat untuk berperilaku aman, hal ini bisa disebabkan karena ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti adanya ketersedian APD dan SOP serta pengawasan yang dilakukan setiap hari oleh tim supervisi. Hal ini tidak sama dengan y ang dikemukakan oleh Suma‟mur 1989 bahwa keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Selain itu menurut Budiono 2003, keselamatan dan kesehatan kerja yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan, mengingat keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar : a. Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya. b. Setiap sumber produksi dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien. c. Proses produksi berjalan lancar. Menurut ILO 1989, pelatihan merupakan salah satu komponen utama dari beberapa program keselamatan dan kesehatan