Pengetahuan Faktor Predisposisi Perilaku Aman Bekerja pada Perawat
“Ya penyakit infeksi menular mba, terus hmm apa lagi ya tertusuk jarum juga bisa, teruslimbah medis berbahaya, Ya
apalagi kalo kondisi kita lagi lemah pasti mudah tertular penyakit apalagi kalo di ruangan isolasi kan banyak penyakit
yang lebih menular ya, takutnya kalo kondisi kita lemah daya tahan tubuh kita turun pasti mudah terkena penyakit”
Informan IU1. “Tertular infeksi, hepatitis bisa, paru-paru bisa, HIV juga
dan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum, stress juga bisa kalo ngadepin keluarga pasien kan kadang suka ada yang
repot‟‟ Informan IU2.
“Nosokomial, terus K3 ya itu apa sih namanya kecelakaan kerja, itu apa sih namanya kena jarum suntik, terus apa ya
ngangkat pasien tertiban‟‟ Informan IU3.
Dan berikut ini kutipan informan utama yang berperilaku tidak aman, pengetahuan mereka tentang bahaya di R umah Sakit yaitu
tertular penyakit infeksi : “Tertular infeksi nosokomial sih setau saya” Informan IU4
“Paling Infeksi nosokomial ya yang bahaya” Informan IU5 “Ya Infeksi penyakit menular, HIV, paru-paru terus
hhmmm…” Informan IU6
b Perilaku aman dalam bekerja Pengetahuan mengenai perilaku aman dalam bekerja, semua
informan utama, baik yang berperilaku aman maupun yang berperilaku tidak aman, mengetahui tentang perilaku aman dalam
bekerja. Namun, mereka tidak secara lengkap menyebutkan definisi perilaku aman itu sendiri, mereka hanya memberikan
contoh-contoh perilaku aman seperti menggunakan APD, bekerja sesuai SOP, dan laim-lain.
Berikut ini kutipan dari informan utama yang berperilaku aman mengenai pengetahuannya tentang perilaku aman dalam bekerja :
“Pakai APD, hhmm intinya sih pake apd setiap tindakan yang berisiko, ketelitian, ker
apihan dalam bekerja” Informan IU1. “Ya sesuai SOP, pakai APD juga harus untuk melindungi kita
dan selalu jaga kebersihan dengan cuci tangan” Informan IU2.
“Ya sesuai dengan prosedur terus sama APDnya juga harus lengkap dan lebih hati-hati dalam bert
indak” Informan IU3.
Dan berikut ini kutipan dari informan utama yang berperilaku tidak aman, mengenai pengetahuannya tentang perilaku aman
dalam bekerja : “Ya pakai APD saat bekerja, memperhatikan kesterilan alat-
alat dan tindakan sesuai SOP aja sih” Informan IU4. “Ya sesuai standar operasional aja dari APDnya juga”
Informan IU5. “Proteksi diri aja seperti pakai APD dan sesuai SOP”
Informan IU6.
c Manfaat perilaku aman bekerja Hasil wawancara mendalam mengenai pengetahuan perawat
tentang manfaat dari berperilaku aman saat bekerja, diperoleh hasil bahwa semua informan mengetahui tentang manfaat perilaku aman
dalam bekerja. Jawaban dari semua informan utama, baik yang berperilaku aman maupun informan utama yang berperilaku tidak
aman, bisa disimpulkan bahwa, manfaat perilaku aman saat bekerja adalah untuk mencegah terjadinya tertular penyakit, hanya
satu informan yang menjawab untuk mencegah kecelakaan kerja. Berikut ini kutipan dari informan utama yang berperilaku aman
mengenai pengetahuannya tentang manfaat berperilaku aman dalam bekerja:
“Ya terhindar dari penyakit infeksi, penyakit menular mengamankan diri sendiri agar tidak celaka atau sakit“
Informan IU1. “Manfaatnya baik bagi keamanan pasien dan terhindar dari
bahaya-bahaya bagi perawa t” Informan IU2.
“Supaya kita selamat, hhmm sebagai pasien dan perawat” Informan IU3.
Dan berikut ini kutipan dari informan utama yang berperilaku tidak aman mengenai pengetahuannya tentang manfaat berperilaku
aman dalam bekerja :
“Hhhmm…terhindar dari kecelakaan kerja dan infeksi nosocomial” Informan IU4.
“Ya sebaliknya dari dampak mba supaya gak tertular penyakit
tadi” Informan IU5. “Apa ya hhmm….mengurangi tertularnya penyakit” Informan
IU6.
d Dampak perilaku tidak aman Pengetahuan pekerja mengenai dampak jika berperilaku tidak
aman, diperoleh hasil bahwa semua informan utama mengetahui tentang kerugian perilaku tidak aman dalam bekerja. Jawaban dari
semua informan utama dapat disimpulkan bahwa, dampak jika berperilaku tidak aman adalah berisiko tertular, penyakit infeksi
dan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum, yang bisa merugikan diri sendiri. Berikut ini kutipan dari informan utama yang
berperilaku aman mengenai pengetahuannya mengenai dampak berperilaku tidak aman dalam bekerja:
“Bisa terjadi kesalahan pada pasien dan terinfeksi bagi perawat serta kecelakaan juga” Informan IU1.
“Terkena infeksi, kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum” Informan IU2.
“itu tadi infeksi nosokomial, kalo untuk aku tertular penyakit bisa jadi kecelaka
an juga, ya merugikan diri sendiri lah” Informan IU3.
Dan informan utama yang berperilaku tidak aman pun dapat menjawab mengenai pengetahuannya tentang dampak berperilaku
tidak aman dalam bekerja. Berikut kutipannya: “hhmmm dampaknya ya itu tertular penyakit” Informan
IU4. “Ya tertular penyakit tadi mba” Informan IU5.
“Ya itu mba bisa berisiko terhadap kita” Informan IU6.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama baik yang berperilaku aman diketahui bahwa pengetahuan
tentang perilaku aman yang mereka miliki selain dari ilmu yang diperoleh saat perkuliahan, juga didapatkan dari membaca buku dan
informasi dari kepala ruangan terkait perilaku aman dalam bekerja, juga dari hasil seminar atau pelatihan yang pernah diikuti semasa
kuliah. Berikut kutipan informan utama yang berperilaku aman : “Dari ilmu yang pernah saya pelajari, kan emang teorinya
udah ada ya dari dulu yang jelas dari teori terus ditambahkan sekarang ada prosedurnya SOP dan berdasarkan pengalaman
aja sih terus jug
a pernah ikut seminar” Informan IU1. „‟Tau nya itu kan dari perkuliahan terlebih dahulu kan
awalnya sebelum masuk kerja, baru disini dikasih tau lagi sama kepala ruangan atau senior pasien-pasien apa aja yang
apdnya harus lengkap terus pasien apa aja yang gak perlu lengkap apdnya, misalnya kalo pasien ISPA kan harus
menggunakan masker, kalo misalnya pasien yang aids atau resiko tertular harus sarung tangan apdnya, itu aja sih. Kalo
ISPA kan batuk bisa ada reaknya juga kan,kalo misalnya itu apdnya dua-duanya pake masker dan sarung tangan, selain itu
juga dari buku-buku pas kuliah dulu sama suka ikut seminar atau pelatihan di kampus‟‟ Informan IU2.
“Selain tau dari SOP ya sebelum kerja juga sudah tau ya kan dulu waktu kuliah juga ada pelatihan-pelatihan, terus juga
dapat dari hasil seminar, misalnya si A seminar di siloam nanti di seminarkan lagi disini dipersentasikan, kan ada
fotocopyannya juga jadi ya saya baca-
baca, ” Informan IU3.
Sedangkan informan utama yang berperilaku tidak aman diketahui bahwa pengetahuan yang dimiliki mengenai perilaku aman
bekerja didapatkan dari ilmu yang diperoleh saat perkuliahan serta pengalaman dan SOP. Berikut kutipan informan utama yang
berperilaku tidak aman : “sudah tau dari sekolah dulu terus paling sama dari kepala
ruangan atau kepala perawat aja mengenai SOPnya” Informan IU4.
“Taunya dari itu aja sih dikasih tau sama kepala ruangan pas baru masuk kerja, SOP gimana, dan lain-
lain..” IU5. “ya berdasarkan pengalaman aja, kan udah tau harus gimana
kalo kerja yang a man” IU6.
Selain itu, peneliti juga melakukan triagulasi sumber kepada informan kunci yaitu kepala ruangan dan kepala perawat mengenai
pengetahuan informan utama tentang perilaku aman dalam bekerja. Berikut kutipannya:
“Ya mereka sudah tau, dan juga sudah saya sosialisasikan dan kalo misalnya ada yang gak tau ya mereka nanya dan kalo
ada info- info baru pasti dikasih tau” Informan IK1.
“Untuk pengetahuan mereka kita juga melakukan sosialisasi, jadi kita memang punya tahapannya kalau perawat baru itu
satu tentang peraturan dan tata tertib di rumah sakit kemudian tentang SOP perawat
” Informan IK2.