Sikap Faktor Predisposisi Perilaku Aman Bekerja pada Perawat
“Ya menghindari dengan cara APDnya” Informan IU1.
“Satu APD tadi sama cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan” Informan IU2
“Memakai APD setiap tindakan, memakai masker, handscoon terus sepatu, terutama cuci tangan”
Informan IU3.
Dan berikut ini kutipan dari informan utama yang berperilaku tidak aman mengenai sikap dalam menghadapi bahaya
yang ada di rumah sakit : “Harus peduli lah, perlu diperhatikan efeknya baik
dan buruknya” Informan IU4. “Ya hati-hati aja paling mba” Informan IU5.
“Harus lebih teliti dan pakai APD” Informan IU6.
b Sikap terhadap peraturan dan SOP
Sikap informan utama terhadap adanya peraturan dan SOP di rumah sakit, didapatkan hasil bahwa hampir semua
informan utama
mengikuti peraturan
yang ada
serta menjalankannya.
Berikut ini kutipan dari informan utama yang berperilaku aman mengenai sikap terhadap adanya peraturan dan
SOP di rumah sakit :
“Ya mengikuti peraturan yang ada, misalnya bekerja sesuai SOP” Informan IU1.
“Menerima dan melaksanakan peraturan yang ada” Informan IU2.
“ Harus mengikuti lah, kan demi kebaikan kita juga” Informan IU3.
Dan berikut ini kutipan dari informan yang berperilaku tidak aman mengenai gambaran sikap terhadap adanya peraturan
dan SOP di rumah sakit : “Sebagian besar dijalani, sebagiannya lagi tidak
misalnya tidak pakai scoot jas pelindung karena memang gak ada” Informan IU4.
“insyaAllah sih mengikuti“ Informan IU5. “Mengikuti SOP” Informan IU6.
c Sikap terhadap penyediaan APD
Hasil penelitian mengenai sikap pekerja terhadap penyediaan APD di rumah sakit, diperoleh hasil bahwa informan
utama memiliki sikap yang positif. Semua informan utama menyatakan bahwa mereka menggunakan APD yang sudah
tersedia dan mengajukannya jika tidak tersedia. Namun dari hasil observasi masih di temukan informan yang tidak memakai APD.
Berikut ini kutipan dari informan utama yang berperilaku aman mengenai sikap informan terhadap penyediaan
APD di rumah sakit : “APDnya menurut saya sih cukup, ya saya
menggunakannya mba seperti masker itu selalu digunakan setiap tindakan” Informan IU1.
“Menggunakannya untuk keselamatan diri sendiri” Informan IU2.
“Sebagian disediakan sebagian tidak, jadi saya mengajukan supaya untuk disediakan, kalo sudah
disediakan tentunya harus dipakai” Informan IU3.
Dan berikut ini kutipan dari informan yang berperilaku tidak aman mengenai gambaran sikap informan terhadap
penyediaan APD di rumah sakit : “Ya tentunya harus dipakai, tapi kan gak setiap saat
kita pakai tertentu aja mba” Informan IU4. “hhmm gimana ya, udah lengkap sih sesuai standar
lah” Informan IU5. “Dipakai APD nya” Informan IU6.
Kemudian peneliti melakukan triagulasi sumber kepada informan kunci kepala ruangan terkait sikap perawat. Dari hasil
wawancara mendalam informan kunci juga membenarkan bahwa
perawat bersikap positif saat bekerja seperti yang telah di bahas diatas. Berikut kutipannya :
“Kalau sekarang sih sudah lumayan ya sikapnya, sudah bagus untuk APDnya sendiri, untuk tindakannya
juga udah sesuai SOP, ya pokoknya sesuai lah cukup baik, meskipun terkadang masih ada yang gak pake
apd” Informan IK1.
Dan juga didukung dari hasil wawancara dengan informan kunci yaitu kepala perawat diperoleh hasil sebagai
berikut : “Sebagai seorang perawat harus memiliki sikap yang
baik seperti mengikuti SOP dan harus peduli terhadap bahaya yang ada dirumah sakit, karena perawat tidak
hanya bertanggung jawab terhadap keselamatannya sendiri tetapi yang terutama itu harus memperhatikan
keselamatan pasien juga karena jika mereka bersikap yang buruk hal ini menyangkut mutu pelayanan rumah
sakit juga, ya tapi kalo masih ada perawat yang sikapnya gak sesuai itu kan tergantung masing-masing
orang juga ya ada yang peduli ada juga yang cuek, kembali lagi ke diri masing-masing, masih ada juga
perawat yang gak pakai sarung tangan saat menyuntik ya mungkin karena sensitifitas supaya lebih gampang”
Informan IK2.
Selain itu berdasarkan hasil observasi perilaku aman dalam bekerja atas sikap informan utama, didapatkan bahwa :
1 Informan utama IU1 yang menyatakan bahwa sikapnya dalam menghadapi bahaya yang ada di rumah sakit kemudian
terhadap SOP dan ketersediaan APD yaitu dengan menggunakan APD dan bekerja sesuai SOP, dalam
kesehariannya ia memang benar menggunakan APD seperti masker setiap tindakan dan sarung tangan untuk tindakan
seperti menyuntik, mengganti cateter, membersihkan pasien dan mengangkat linen kotor serta sesuai dengan SOP.
2 Informan utama IU2 yang menyatakan bahwa sikapnya dalam menghadapi bahaya yang ada di rumah sakit kemudian
terhadap SOP dan ketersediaan APD yaitu dengan menggunakan APD dan mencuci tangan serta menerima dan
melaksanakan peraturan yang ada, dalam kesehariannya ia memang benar mengikuti peraturan yang ada seperti selalu
menggunakan APD berupa masker dan mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
3 Informan utama IU3 yang menyatakan bahwa sikapnya dalam menghadapi bahaya yang ada di rumah sakit kemudian
terhadap SOP dan ketersediaan APD yaitu dengan menggunakan APD setiap tindakan, seperti masker, sarung
tangan, sepatu dan mencuci tangan serta mengikuti SOP yang ada. Peneliti menemukan bahwa ia memang benar
menggunakan APD lengkap masker dan sarung tangan saat tindakan memasang infus dan memasang NGT, dan selalu
menggunakan masker untuk setiap tindakan serta mencuci tangan.
4 Informan utama IU4 yang menyatakan bahwa sikapnya dalam menghadapi bahaya yang ada di rumah sakit kemudian
terhadap SOP dan ketersediaan APD yaitu dengan menggunakan APD lengkap saat tindakan tertentu yang
berisiko dan hati-hati dalam bekerja kemudian sebagian besar SOP nya dijalani dan sebagiannya lagi tidak seperti tidak
memakai scoot, dalam kesehariannya sesuai dengan yang dikatakan tersebut ia jarang memakai APD dan saat
melakukan tindakan menyuntik peneliti menemukan perawat tersebut tidak memakai sarung tangan dan juga tidak memakai
alas kaki yang sesuai. 5 Informan utama IU5 yang menyatakan bahwa sikapnya dalam
menghadapi bahaya yang ada di rumah sakit kemudian terhadap SOP dan ketersediaan APD yaitu dengan hati-hati
dalam bekerja dan menerima serta melaksanakan peraturan yang ada. Dalam kesehariannya peneliti menemukan bahwa ia
jarang menggunakan APD berupa masker dan tidak menggunakan sarung tangan saat memasang infus. Hal
tersebut tidak mencerminkan perilaku aman dalam bekerja.
6 Informan utama IU6 yang menyatakan bahwa sikapnya dalam menghadapi bahaya yang ada di rumah sakit kemudian
terhadap SOP dan ketersediaan APD yaitu harus lebih teliti, serta memakai APD sesuai SOP. Peneliti menemukan dalam
kesehariannya ia terkadang menggunakan APD masker dan kadang tidak menggunakannya, dan ia selalu menggunakan
alas kaki yang tidak sesuai saat bekerja.