Masa kerja Faktor Predisposisi Pengetahuan, Sikap, Motivasi, dan Masa Kerja

dengan pekerjaannya lebih berhati-hati dalam bekerja untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Keduanya tidak ada perbedaaan sama-sama berperilaku aman, sehingga masa kerja perawat yang sudah lama dan masih baru, tidak ada hubungannya dengan perilaku mereka. Hal ini sama dengan hasil penelitian Halimah 2010 yang didapatkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara lama bekerja dengan perilaku aman. Hal ini diperkuat oleh Geller 2001 yang menyebutkan faktor pengalaman pada tugas yang sama dan lingkungan sudah dikenal dapat mempengaruhi orang tersebut berperilaku tidak aman dan terus berlaku karena menyenangkan, nyaman, dan menghemat waktu dan perilaku ini cenderung berulang. Pernyataan diatas juga diperkuat ILO 1998 yang menyatakan bahwa pekerja lama dan berpengalaman bukan merupakan jaminan bahwa mereka tidak akan melakukan tindakan tidak aman sehingga terhindar dari kecelakaan. Pekerja lama atau berpengalaman tidak merasa asing dengan lingkungannya, sangat kenalnya mereka menjadi kurang berhati-hati, apalagi bila dalam jangka waktu yang lama tidak terjadi kecelakaan sehingga mereka cenderung mengganggap bahaya tidak separah dengan apa yang didengar dan dikatakan oleh pimpinannya Halimah, 2010.

6.3.2 Faktor Pemungkin

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan gambaran faktor pemungkin yaitu hal-hal yang dapat memungkinkan pekerja untuk berperilaku aman saat bekerja. Faktor pemungkin yang diteliti dalam penelitian ini yaitu dilihat dari aspek ketersediaan APD dan program K3RS. Berdasarkan hasil penelitian, ketersediaan APD sudah ada, sedangkan untuk program K3RS belum ada di Rumah Sakit Islam Asshobirin. Fasilitas yang mendukung pekerja untuk berperilaku aman sangat dibutuhkan. Karena meskipun pekerja telah memiliki kemauan tinggi untuk berperilaku aman saat bekerja tetapi tidak dibarengi dengan ketersediaan fasilitas yang menunjang, maka tidak akan tercapai pula perilaku aman yang diharapkan.

1. Ketersediaan APD

Ketersedian APD yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ketersediaan alat pelindung diri di rumah sakit guna mendukung perawat berperilaku aman dalam melakukan tindakan keperawatan seperti masker dan sarung tangan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa APD yang disediakan rumah sakit sudah cukup lengkap seperti masker dan sarung tangan. APD tersebut tersedia di setiap ruangan sesuai kebutuhan dan peraturan mengenai penggunaan APD sudah terdapat dalam SOP. APD tersebut dapat diperoleh di apotik atau bagian farmasi jika diruangan sudah habis. Hal ini sangat memungkinkan perawat dalam berperilaku aman. Hal ini sama dengan pendapat Sahab 1997 yang mengemukakan bahwa sistem yang didalamnya terdapat manusia sumber daya manusia, fasilitas merupakan salah satu hal yang penting dalam mewujudkan penerapan keselamatan di tempat kerja. Sehingga dengan ketersediaan fasilitas berupa APD dapat mencegah perilaku tidak aman dalam bekerja. Dalam menerapkan perilaku aman saat bekerja, dibutuhkan suatu peraturan yang bersifat mengikat untuk untuk mewujudkannya. Karena meskipun pekerja tersebut mau untuk berperilaku aman saat bekerja. Disini lah pentingnya ketersediaan APD yang memadai daan pentingnnya ditegakkan suatu peraturan yang sifatnya mengikatnya serta harus Annishia, 2011. Jadi untuk mendorong perawat agar berperilaku aman, sangat diperlukan fasilitas yang mendukung dengan membuat peraturan yang mewajibkan dan menyediakan APD yang sesuai dan lengkap untuk pekerjaan mereka. Hal ini didukung oleh teori Geller 2001 dalam Halimah 2010 yang menyatakan bahwa penerapan perilaku aman dalam bekerja pada umumnya menyebabkan pekerja merasa kurang nyaman. untuk itu perlu sesuatu yang harus ada untuk membuat pekerja tersebut tetap menerapkan perilaku aman saat bekerja dan