Uji Prasyarat Pengolahan Data Kognitif
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1 Menghitung skor mentah dari setiap jawaban dari hasil tes awal
dan terakhir. 2
Menentukan distribusi frekuensi dari masing-masing data pretest dan posttest masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol.
Distribusi frekuensi
merupakan suatu
keadaan yang
menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang dilambangkan dengan angka itu, telah tersalur, terbagi, atau
terpencar.
13
Untuk menentukan distribusi frekuensi maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a Mengurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.
b Menentukan Total Range Range, dengan rumus sebagai
berikut:
14
Keterangan: R = Total Range
H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah
c Menentukan panjang interval kelas, dengan rumus sebagai
berikut:
15
p =
rentang banyak kelas
d Membuat tabel distribusi frekuensi.
e Menentukan mean atau rata-rata hitung, dengan rumus
sebagai berikut:
16
13
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 37.
14
Ibid., h. 144.
15
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Edisi. 6, Cet. 1, h. 47.
16
Anas Sudijono, op. cit., h. 85.
R = H – L
M
x
= fX
N Keterangan:
M
x
= Mean fX = Jumlah dari hasil perkalian antara Mid point dari
masing-masing interval, dengan frekuensinya.
� = Number of Cases
f Menentukan modus atau data terbanyak, dengan rumus
sebagai berikut:
17
Mo = b + p
b
1
b
1
+ b
2
Keterangan: Mo
= Modus b
= batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas modal
b
1
= frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil
sebelum tanda kelas modal b
2
= frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang besar sesudah
tanda kelas modal g
Menentukan median atau nilai rata-rata pertengahan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
18
Me = b + p
12 n −F
f
Keterangan: Me
= Median b
= batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak
17
Sudjana, op. cit., h. 77.
18
Ibid., h. 79.
p = panjang kelas median
n = ukuran sampel atau banyak data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih
kecil dari tanda kelas median f
= frekuensi kelas median h
Menentukan normal gain. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan
pemahaman atau konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Sedangkan normal gain dicari dengan
menggunakan rumus:
19
g =
posttest score −pretest score
mps −pretest score
Keterangan: g
: normal gain posttest score
: skor posttest pretest score
: skor pretest mps
: maximum possible score; skor ideal = 100 3
Menguji normalitas distribusi dengan menggunakan uji Liliefors, langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
a Mencari rerata � , dengan rumus sebagai berikut:
20
Keterangan: x
= rerata x
i
= tanda kelas interval f
i
= frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x
i
b Mencari varians s
2
, dengan rumus sebagai berikut:
19
David E. Meltzer, “The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible „„hidden variable’’ in diagnostic pretest scores”, dari
http:physics.ia.state.eduperdocsaddendum_on_normalized_gain.pdf, diakses 12 September 2012.
20
Sudjana, op. cit., h. 70.
x =
f
i
x
i
f
i
Keterangan: s
2
= varians n = Number of cases
x
i
= tanda kelas f
i
= frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x
i
c Mencari Simpangan Baku S, dengan menggunakan
rumus:
21
S
1
=
n f
i
x
i 2
− f
i x i 2
n n−1
d Menentukan bilangan baku Z, dengan rumus sebagai
berikut:
22
Z
i
=
x
i
−x s
Keterangan: Z
i
= bilangan baku x
i
= gain sampel x
= rata-rata sampel s = simpangan baku
e Menentukan peluang F Z, dengan cara sebagai berikut:
F Z = Apabila Z
i
0, maka; 0,5 – Z Tabel
F Z = Apabila Z
i
0, maka; 0,5 + Z Tabel f
Menentukan proporsi S Z, dengan cara sebagai berikut: SZ =
Zn n
Keterangan: SZ
= proporsi
21
Ibid., h. 95.
22
Ibid., h 466.
S
2
= n
f
i
x
i 2
− f
i x i 2
n n−1
Zn = proporsi ke n
n = number of cases
g Menentukan selisih FZ – SZ, kemudian ambil harga yang
paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut sebagai L
o
atau L
hitung
h Membandingkan L
o
L
hitung
dengan L
t
L
tabel
. L
tabel
didapat dengan mengacu kepada nilai kritis L untuk uji Liliefors,
yaitu sebagai berikut:
23
L
tabel
=
0,886 N
Keterangan: 0,886
= nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan N 30 N
= number of cases i
Menarik kesimpulan Jika L
o
≤ L
t
, maka H
o
diterima dan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika L
t
≤ L
o
, maka H
o
ditolak dan data tidak berdistribusi normal.
Pada pengujian normalitas N-gain kelas eksperimen didapatkan L
o
sebesar = 0,0702, sedangkan nilai L yang diperoleh dari tabel standar pada taraf signifikan 5 dan n= 49 adalah
0,886 49
sebesar = 0,1265. Maka dapat disimpulkan bahwa data pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
Pada pengujian normalitas N-gain kelas kontrol didapatkan L
o
sebesar = 0,1124, sedangkan nilai L yang diperoleh dari tabel standar pada taraf signifikan 5 dan n= 46 adalah
0,886 46
sebesar = 0,1306. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang dilakukan pada
kelas kontrol juga berdistribusi normal.
23
Ibid., h. 467.
4 Uji Homogenitas
Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi itu homogen atau heterogen, dalam penelitian ini
menggunakan uji Fisher dengan langkah-langkah sebagai berikut:
24
a Menentukan hipotesis
H
o
= data memiliki varians yang homogen H
a
= data tidak memiliki varians yang homogen b
Menentukan kriteria pengujian -
Jika F
hitung
F
tabel
maka H
o
diterima, berarti kedua data homogen
- Jika F
hitung
F
tabel
maka H
o
ditolak, berarti kedua data tidak homogen
c Menentukan db pembilang varians terbesar dan db penyebut
varians terkecil dengan rumus db = n – 1
d Menentukan nilai F
hitung
, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
F
hitung
=
S
1 2
S
2 2
dimana S
2
=
n f
i
x
i 2
− f
i x i 2
n n−1
Keterangan: �
1 2
= varians terbesar �
2 2
= varians terkecil
24
Ibid., h 249- 251.