Hasil penghitungan uji-t diperoleh t
hitung
sebesar 1,33, dan pada taraf signifikan α = 0,05 didapatkan t
tabel
sebesar 1,99. Perbandingan antara t
hitung
t
tabel
1,331,99, maka H
o
diterima. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. b.
Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil penghitungan nilai posttest dengan menggunakan uji t, dapat
diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji t Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas N
X
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 49
53,03 6,97
1,99 Ho ditolak
Kontrol 46
34,33
Hasil penghitungan uji-t diperoleh t
hitung
sebesar 6,97, dan pada taraf signifikan α = 0,05 didapatkan t
tabel
sebesar 1,99. Perbandingan antara t
hitung
t
tabe
l 6,971,99, maka H
o
ditolak, artinya rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen berbeda nyata dari hasil belajar biologi siswa kelas kontrol.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
pembelajaran konvensional pada konsep protista.
Tabel 4.12 Hasil Uji t Data N-gain
5
Kelompok Jumlah
Dk t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
Eksperimen �
1
= 0,33 SD
1
=13,86 93
3,75 1,99
H ditolak
Kontrol �
2
= 0,18 SD
2
=12,75
Keterangan : �
1
: Rata-rata mean N-gain kelompok eksperimen �
2
: Rata-rata mean N-gain kelompok kontrol SD
1
: Standar deviasi N-gain kelompok eksperimen SD
2
: Standar deviasi N-gain kelompok konrol
Hasil perhitungan uji-t diperoleh t
hitung
t
tabel
3,75 1,99 untuk membandingkan rerata N-gain kedua kelompok. Karena itu, hipotesis
alternatif Ha diterima dan hipotesis nol Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara
siswa yang diajar melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional pada konsep protista. sedangkan hasil
perhitungan rata-rata N-gain hasil belajar siswa antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajar melalui
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada hasil belajar biologi siswa yang diajar melalui pembelajaran konvensional yaitu rata-rata mean
peningkatan hasil belajar siswa kelompok jigsaw 0,33 dan rata-rata mean peningkatan hasil belajar siswa kelompok konvensional 0,18.
Berdasarkan data hasil kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dikatakan bahwa, 14,29 siswa
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal KKM dan 85,71 siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal KKM biologi di sekolah
5
Lampiran 27, h. 188-193.
tersebut, yaitu 70. Sedangkan data hasil kelas kontrol yang menggunakan model konvensional dapat disimpulkan bahwa nilai siswa sangat rendah dan
100 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM biologi di sekolah tersebut, yaitu 70.
c. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata N-gain hasil belajarbiologi siswa kelas X-1 yang diajar melalui pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw yaitu 0,33 dan nilai rata-rata N-gain hasil belajar biologi siswa kelas X-2 yang diajar melalui pembelajaran konvensional yaitu 0,18 dengan
nilai t
hitung
3,75 dan nilai t
tabel
1,99, hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar melalui pembelajaran
kooperatif tipe
jigsaw dengan
pembelajaran konvensional,
yaitu bahwaperbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar melalui
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan denganhasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran konvensional.
Hal ini dimungkinkan karena pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok
ahli yang harus menguasai dan mengajarkan serta memberikan pemahaman materi yang telah ia pelajari kepada teman kelompoknya yang lain sehingga
setiap siswa mempunyai tanggung jawab agar setiap kelompoknya memahami materi secara keseluruhan. Model ini juga lebih efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
karena pembelajaran berpusat pada siswa. Selain itu, peranan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai fasilitator, director-
motivator dan mediator siswa dalam proses pembelajaran. Terkait dari hasil perhitungan yang diperoleh, sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Ali Gocer dalam Jurnal A Comparative Research on the
Effectivity of Cooperative Learning Methode and Jigsaw Technique on Teaching Literary Genres, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif teknik
Jigsaw ditemukan
lebih efektif
daripada metode
pembelajaran konvensional.
6
Durmus Kilic dalam jurnal “The Effect of Jigsaw Technique on Learning the Concept of the Principles and Methods of Teaching,
menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh positif terhadap proses pembelajaran dibandingkan
dengan metode konvensional.
7
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam proses belajar mengajar model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
dapat diterapkan pada siswa dengan7 tahap. Pada tahap pertama, adanya pembentukan kelompok asal.Pada tahap ini pembentukan kelompok
dilakukan dengan berhitung dari 1 sampai 7, dan masing-masing anggota kelompok terdiri dari 6-8 orang.
Pada tahap kedua yaitu pembelajaran pada kelompok asal. Pada tahap ini setiap anggota dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang
akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individual.
Pada tahap ketiga yaitu pembentukan kelompok ahli.Pada tahap ini, ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya
untuk menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran. Kemudian masing- masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung
membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
6
Ali Gocer, “A Comparative Research on the Effectivity of Cooperative Learning Methode and Jigsaw Technique on Teaching Literary Genres
”, from Journal Educational Research and Reviews, Vol.5 8, August 2010.
7
Durmus Kilic, “The Effect of Jigsaw Technique on Learning the Concept of the Principles
and Methods of Teaching”, from World Applied Sciences Journal 4 Suple 1: 109-114,2008, p.113.
Pada tahap keempat, adanya diskusi kelompok ahli.Pada tahap ini, anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang
masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin
mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada tahap kelima, yaitu diskusi kelompok asal.Pada tahap ini, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing.
Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi keahliannya kepada
anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran.
Pada tahap keenam, yaitu pemberian kuis.Kuis dikerjakan secara individu.Pemberian kuis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi
yang dipelajari dapat dipahami oleh siswa. Pada tahap ketujuh, adanya pemberian penghargaan kelompok.Pada
tahap ini, guru memberikan penilaian dan hasil belajar siswa. Dengan rangkaian proses pembelajaran kooperatif tipejigsaw pada
konsep protista, diharapkan siswa dapat belajar dan mengajarkannya kepada siswa lain yang belum mengerti dan memahami materi yang sedang
dipelajari. Peneliti melihat dalam pelaksanaan proses pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa harus bertanggung jawab menjelaskan informasi tentang materi yang
dimiliki kepada siswa lainnya. Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hubungan antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa lainnya
saat diskusi akan lebih akrab. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelaksanaanya mengacu kepada belajar kelompok siswa.
Kerjasama antara siswa akan terjalin lebih baik, rasa tanggung jawab akan lebih besar, disiplin dan percaya diri juga akan lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional, serta belajar siswa lebih aktif.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan keahlian berbeda, dan di dalaam
kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun
pengalaman kelompok.
8
Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang masih berpusat pada guru dan guru sering memberikan instruksi langsung kepada siswa
tanpa menunggu inisiatif para peserta didik, sehingga siswa bergantung dengan ilmu yang disampaikan oleh guru.Selain itu, pada pembelajaran
konvensional juga guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Model
belajar ini membuat siswa pasif, sehingga semangat siswa dalam belajar kurang karena bosan dengan asupan materi yang banyak. Sedangkan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan memberikan motivasi sehingga ada interaksi yang
promotif.Namun berdasarkaan penelitian yang dilakukan pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, penyajian materi yang
cukup menarik dan adanya diskusi dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
Berdasarkan data hasil kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 14,29 siswa mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal KKM. Menurut Nuryani Rustaman, kriteria untuk merumuskan tujuan pendidikan khusus adalah menunjukkan sedikitnya 85
penguasaan materi pelajaran yang diberikan.
9
Berdasarkan hal di atas dapat dikatakan bahwa, pembelajaran jigsaw belum efektif dilaksanakan di kelas
tersebut.Hal ini disebabkan jumlah siswa dalam kelas terlalu banyak, guru kurang maksimal dalam memberikan pengajaran, dan waktu yang tersedia
sangat terbatas.
8
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet. I, h. 130.
9
Nuryani Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005, Cet. I, h.62.
63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan terdapat
perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang diajar melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional pada
konsep protista, terbukti dengan perhitungan uji hipotesis terakhir yaitu t
hitung
t
tabel
3,751,99.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut: 1.
Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memilih metode ataupun teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah model
pembelajaran tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional dapat diterapkan serta memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada topik
maupun mata pelajaran yang lain.
64
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal., dan Sujak. Panduan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya, Cet. I. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. XIV. 2010.
……… Dasar - dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I. 2012.
Azizah Salleh, Noor. et al. Penerapan Nilai Murni Melalui Pembelajaraan Kooperatif dalam Sains. Jurnal Pendidikan. 27, 2001.
Budi Raharjo, Sabar. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia, Jurnal Pendidikan Kebudayaan. 16, 2010.
E. Meltzer, David. “The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible „„hidden variable’’ in
diagnostic pretest scores”, www.physics.ia.state.edu, 12 September 2012. Fatah, Abdul.
“Pengaruh Metode Cooperative Learning Teknik Jigsaw dengan Mengintegrasikan Nilai-Nilai terhadap Hasil Belajar Biologi
”, Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2008. tidak dipublikasikan.
Gocer,Ali. A Comparative Research on the Effectivity of Cooperative Learning Methode and Jigsaw Technique on Teaching Literary Genres. Journal
Educational Research and Reviews. 5, 2010.
http:dormatio.blogspot.com201301model-pembelajaran-konvensional.html, diakses pada tanggal 29 April 2013.
http:www.pusattesis.comtesis-pembelajaran-konvensional, diakses
pada tanggal 29 April 2013.
Huda, Miftahul. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I. 2011.
Ibrahim, Muslimin., dkk., Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA –
University Press. 2000. Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. Analisis Penerapan : Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model – Model Pembelajaran. Bantul : Multi Presindo, Cet. I.
2012.